Minggu, 08 April 2012


36 Jam Menaklukkan Alam Maut,,,
Hanya YESUS KRISTUS Yang Bisa

Oleh : Pdt Peter BS/HM

Tuhan Yesus Kristus adalah Panglima Sorga yang sangat perkasa. Dia menaklukkan seluruh dunia ini hingga menaklukkan alam maut bukan dengan pedang atau kekerasan. Tetapi Justru dengan kasih dan pengorbananNya.

Biasanya pemimpin-pemimpin lain di dunia ini untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan pasti tidak pernah terhindar dari perang; dari penggunaan senjata pedang, perisai, panah, tombak. Atau kalau sekarang dengan senjata perang, bom, pesawat tempur dan sebagainya.

Tetapi Tuhan Yesus adalah pemimpin yang sangat berbeda. Sepanjang hidupnya tidak pernah menggunakan kekerasan atau pedang untuk membunuh musuh. Bahkan tangan-Nya tidak pernah tercemar oleh kekerasan. Memukul, menampar adalah sesuatu yang tidak pernah dilakukanNya, apalagi sampai membunuh. Tetapi justru dengan kelembutanNya dan pengorbananNya waktu disalib, maka Dia menjadi Penguasa Terbesar atas semesta alam.

 KematianNya di kayu salib adalah strategi Panglima Surga untuk mengalahkan pekerjaan Iblis.

Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:”Eloi,Eloi lama sabakhtani………..” Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya ( Markus 15;34-37 )

Pada hari jumat jam sembilan pagi Yesus mulai disalib, kemudian jam duabelas siang kegelapan meliputi daerah itu sampai jam tiga sore.

Kemudian Al Kitab mencatat bahwa Tuhan Yesus menyerahkan NyawaNya ( Wafat ) pada jumat jam tiga sore ( Matius 27:46, Markus 15: 34, Lukas 23:44 ). Kemudian Tuhan Yesus Bangkit pada hari minggu menjelang matahari terbit ( Matius 28:1, Markus 16:2,Lukas 24:1, Yohanes 20:1 ).

Bila dihitung dengan hari memang ada tiga hari Tuhan Yesus di dalam Kubur yaitu: Jumat, sabtu dan minggu. Tapi bila dihitung dengan jam waktu Tuha Yesus berada dalam Kubur ( alam maut ) adalah 36 jam. Dari jumat jam 3 sore hingga minggu menjelang matahari Terbit ( diasumsikan jam 3 pagi ).

36 jam Tuhan Yesus menyeberangi alam kematian. Dan pada saat itu Iblis dikalahkan dan pintu keselamatan/ Pintu Sorga terbuka dengan Yesus sebagai Pintu Kebangkitan Pertamanya.

Paskah Tuhan adalah saat Yesus kelu, tutup mulut, diam, menyerah bahkan hingga mati di kayu salib.

Ini adalah strategi Tuhan untuk mengalahkan Iblis. Karena Iblis tidak pernah bisa dikalahkan dengan pedang, dengan kekuatan otot, atau dengan senjata secanggih apapun.

Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu didepan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?, sungguh ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya diantara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada diantara penjahat-penjahat sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas: dan hambaKu itu sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul ( Yesaya 53;7-11 )

Dalam keheningan paskah Kematian Tuhan, muncul kekuatan kebangkitan yang besar. Seperti benih yang ditanam. Misalnya benih jagung atau kedelai sekecil apapun benih itu, setelah dua atau tiga hari akan tumbuh dan mampu menjebol permukaan tanah diatasnya. Yesus adalah Benih Terbaik yang ditabur oleh Allah Bapa untuk keselamatan umat manusia.

36 jam di dalam kubur, 36 jam di dalam kegelapan. Demikian benih itu ketika ditabur seolah-oleh mati, berada dalam gelap. Tetapi ketika tumbuh benih itu akan menjadi lebih berharga daripada sebelumnya.

Tuhan Yesus 36 Jam di dalam alam maut. Waktu yang sama dengan tumbuhnya biji jagung atau kedelai atau padi. Waktu yang sangat singkat, bila dibandingkan dengan kebangkitan umat manusia manapun dimuka bumi. Karena orang lain selain Yesus kebangkitannya adalah diakhir jaman. Memakan waktu beribu-ribu tahun dari saat dia dikuburkan.

Bagi Yesus kematian adalah sesuatu yang tidak menakutkan, karena Dia bisa mengalahkannya melalui kebangkitanNya setelah 36 jam. Pada saat seharusnya darah dan daging mulai membusuk, justru pada saat itulah Tuhan Bangkit. Sangat Ajaib !

Bagi orang pada umumnya boleh jadi kematian merupakan sesuatu yang sangat mengerikan dan menyedihkan. Ini bisa difahami karena manusia pada umumnya akan bangkit pada akhir jaman. Memakan waktu ratusan atau ribuan tahun setelah kematiannya. Darah dan dagingnya akan membusuk dahulu, meninggalkan segala kenangan untuk keluarga, saudara dan banyak orang. Ini yang menjadi alasan manusiawi bahwa kematian adalah sesuatu yang menyedihkan.

Andaikata semua orang bisa seperti Yesus. Apabila mati kemudian bangkit pada hari ketiga dalam tubuh yang lebih mulia ( tubuh kekekalan ), bisa bertemu dengan keluarga lagi, bertemu dengan sahabat, bertemu dengan murid-murid. Mungkin semua orang tidak takut mati, bahkan ingin cepat-cepat mati.

Mengapa ada perbedaan seperti ini. Ini terjadi karena Yesus adalah Manusia Sempurna, Anak Allah yang tak bercela.

Tetapi kita sebagai orang percaya harus mengikuti jejakNya. Bila mungkin kita turut menyambut kedatanganNya. Dan bila ada orang Percaya yang meninggal maka sudah pasti dia juga memiliki Kebangkitan dan Hidup, jadi jangan takut dengan kematian.

Hikmahnya sekarang sering kali kenapa orang Kristen, lama dalam penderitaan, keputus-asaan, lama dalam kesulitan. Itu disebabkan karena semakin banyak dosa dan kesalahan terjadi, maka semakin lama juga proses sengsara/kematian itu terjadi. Semakin lama pula proses menunggu kebangkitan dan pemulihan.

APAKAH SEBENARNYA MASA PENUAIAN ITU ?





APAKAH SEBENARNYA YANG DISEBUT MASA PENUAIAN ITU??



Masa Penuaian adalah masa-masa terindah bagi orang kristen yang sungguh-sungguh dan dewasa imannya, tetapi masa penuaian juga merupakan saat-saat yang menyedihkan bagi orang kristen yang tidak sungguh-sungguh dan kanak-kanak rohani.

Penuaian adalah saat Allah mengukur kualitas iman gerejaNya. Orang kristen yang kualitas imannya mencapai ukuran yang ditetapkan Allah, akan mendapat perlindungan manakala bahaya – bahaya pemusnah menimpa bumi ini. Sementara itu orang kristen yang kualitas imannya tidak terukur dan tetap memiliki iman “kanak-kanak“ akan diizinkan Allah masuk dalam masa yang penuh kesulitan. Diijinkan terkena tula-tulah pemusnah yang akan melanda bumi diakhir jaman. Baik tulah pemusnah yang berasal dari keganasan manusia-manusia akhir jaman, tulah yang timbul dari sakit penyakit, ataupun tulah yang berasal dari bencana alam.

Kemudian diberikan kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: “ Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Tetapi Kecualikan pelataran Bait Suci yang disebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah deberikan kepada bangsa–bangsa lain dan mereka akan menginjak–injak kota suci empat pulah dua bulan lamanya”. (Wahyu 11: 1-2)

Ada saatnya orang kristen memperhatikan kualitas intern rohaninya. Itulah saat-saat Penuaian. Pada saat penuaian orang kristen membekali diri dengan gandum-gandum firman Allah yang melimpah. Menempa diri dengan pemahaman firman Allah yang semakin mendalam, untuk memahami rencana Allah bagi gerejaNya diakhir jaman. Penuaian ini pula yang dilakukan oleh Nabi Yusuf di Mesir, untuk memelihara seluruh negeri Mesir dari masa kelaparan yang akan menimpa.

Ketahuilah tuanku akan datang tujuh tahun kelimpahan diseluruh tanah Mesir. Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan, maka akan dilupakan segala kelimpahan ditanah Mesir , karena kelaparan itu mengurus-keringkan negeri ini. (Kejadian 41: 29-30)

Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. Mereka harus mengumpulkan segala macam bahan makanan dalam tahun – tahun baik yang akan datang ini dan, dibawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum dikota-kota sebagai bahan makanan dan menyimpannya. Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.
(Kejadian 41: 34-36)

Demikian pula diakhir jaman sebagaimana nubuatan para nabi akan terjadi masa-masa kelaparan besar. Kelaparan rohani yang terjadi bukan karena makan dan minum (Amos 8: 11-14) . Kelaparan rohani yang terjadi diakhir jaman akan menimbulkan kekacauan basar bagi dunia ini.

Karena kelaparan rohani orang akan kehilangan pegangan dan penyakit–penyakit rohani melanda. Orang semakin brutal karena jiwanya tadak pernah mendapat kesegaran. Dan amarah manusia membara karena kelaparan rohani. Pembantaian terjadi dimana-mana karena manusia mengalami kekeringan dan kelaparan rohani. Dan sebagai puncak dari masa kelaparan rohani adalah datangnya masa antikristus. Pada saat itu segala macam jenis kejahatan akan melanda bumi dengan motor penggerak antikrist yang menguasai bumi.

Untuk menghindar dari masa kelaparan besar ini, maka orang kristen harus masuk dalam kegerakan penuaian. Untuk membekali diri dengan kekayaan surgawi yaitu firman dan kuasa Allah.

Ada jaminan pasti bahwa orang yang masuk dalam kegerakan penuaian ini akan terselamatkan, manakala bencana-bencana melanda bumi ini. Kegerakan penuaian adalah kegerakan untuk pendewasaan iman, supaya iman kristiani terukur seperti ditulis dalam kitab Wahyu 11:1-2.Kegerakan penuaian adalah kegerakan untuk memenuhi lumbung hati dengan kekayaan firman Allah.

Sementara itu kehidupan–kehidupan kristen yang tidak menyediakan hati untuk dimasuki kekayaan firman Allah, bila masa kelaparan tiba akan digilas oleh kesukaran jaman. Sekarang ini jaman semakin sulit. Himpitan datang dari kanan-kiri, dari atas dari bawah. Kesukaran–kesukaran hidup semakin nyata. Kompetisi kehidupan juga semakin ketat. Banyak orang yang tergilas arus jaman sehingga gagal mencapai hakekat hidup. Banyak orang terkena penyakit–penyakit jasmani maupun rohani. Karena himpitan-himpitan hidup,Penyakit stress , depresi, penyakit jantung , darah tinggi, diabetes acap-kali disebabkan karena Kelaparan rohani.

Kehidupan-kehidupan kristen yang tidak mau dipenuhi oleh berkat – berkat penuaian, berkat-berkat firman Allah , suatu saat akan menghadapi masa–masa berat yang disebut masa kelaparan. Kehidupan yang tidak dipenuhi Firman Allah adalah Kristen kanak-kanak atau dalam kitab Wahyu 11: 2 disebut kristen halaman Bait Buci yang oleh seijin Allah terkena berbagai macam himpitan.

Oleh karena itu jika saat ini banyak dijumpai orang-orang kristen yang terkena tulah Pemusnah, perusakan, penghancuran. Maka sesungguhnya memerlukan koreksi kedalam, dan tidak usah menyalahkan orang lain. Karena itu semua memang seijin Allah untuk memacu kualitas intern ibadah kristiani. Sebab dengan tegas firman Allah menyatakan bahwa orang kristen yang diijinkanNya terkena tulah adalah orang yang gagal menjadi Bait Suci Allah. Mereka itu memang dibiarkan diinjak-injak oleh Bangsa Asing. Selain itu tulah-tulah pemusnah dan perusakan, penghancuran juga merupakan tanda–tanda MASA UNTUK MENUAI Kekristenan.

Selanjutnya orang-orang yang masuk dalam kegerakan PENUAIAN, yang dipedulikan Allah untuk mendapat jatah perlindungan, terhindar dari tulah-tulah yang menimpa bumi adalah orang-orang yang terukur kualitas imannya, dan hidup sebagai Bait Suci.

Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan Mezbah dan mereka yang beribadah didalamnya.( Wahyu 11:1 )

Jadi untuk bisa mendapatkan perlindungan dari Allah ditengah-tengah kebuasan dunia, adalah apabila orang kristen :

1. Hidup menjadi Bait Suci Allah

Yaitu apabila orang kristen memberikan diri dikuasai oleh Roh Kudus. segenap aktifitas hidupnya menuruti keinginan ROH KUDUS. Inilah orang-orang yang terukur menjadi Bait Sici.

2. Terukur Mezbahnya

Berbicara masalah mezbah adalah berbicara dari hal korban Kristus yang menyelamatan. Orang-orang yang terukur mezbahnya, adalah orang yang menjujung tinggi dan menghargai korban Kristus. Selanjutnya dia juga akan mengerti berkorban untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.

3. Terukur Ibadahnya

Suatu saat ibadah juga akan diukur oleh Tuhan. Jam-jam kita yang kita berikan kepada Allah akan diukurnya, untuk menentukan apakah seseorang layak mendapatkan perlindungan dari Allah atau tidak. Ibadah yang terukur adalah ibadah yang didalamnya ada kepemimpinan Allah/herarki Surga.

Jika Tiga Kriteria ini terpenuhi maka orang kristen akan disebut dewasa rohani, bukan kanak-kanak lagi. Dan Tuhan Allah akan menyebut orang kristen yang memenuhi tiga kriteria itu dengan sebutan Mempelai Wanita Anak Domba Allah. ( Wahyu 12:1-2, Wahyu 19:7, Wahyu 21:9 ). Ibarat seorang wanita orang kristen yang memenuhi tiga kriteria itu adalah kehidupan wanita dewasa yang siap menerima perlindungan, perhatian, dan kasih sayang dari sang mempelai pria.

Untuk kehidupan Kristen yang dewasa rohani sedemikian, Allah siap memberikan perlindungan dan pemeliharaan, dan tempat pengungsian manakala dia menghadapi kesukaran hidup.

Sementara itu orang kristen yang rohaninya selalu kanak-kanak dan tidak mau beranjak dewasa. Hidup memupuk hawa nafsu dan kecemaran. Tubuhnya gagal / tidak menjadi Bait Suci Allah. Penghargaan terhadapan mezbah juga tidak terukur ;tidak pernah memiliki jiwa pengorbanan. Maka kehidupan sedemikian yang disebut rohani yang kanak-kanak atau Kristen Halaman, yang memang diijinkan oleh Allah untuk diinjak-injak kuasa dunia.

Tetapi kecualikan Pelataran Bait Suci yang disebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak kota suci empat puluh dua bulan lamanya
( Wahyu 11; 2 ) 

Oleh karena itu untuk menjadi orang Kristen yang mendapatkan jaminan perlindungan dari segala kesusahan maka harus meningkatkan Urapan Roh Kudus, belajar memiliki jiwa pengorbanan serta belajar meningkatkan kualitas ibadah.

Untuk mengetahui mengapa saat-saat ini kita perlu mengadakan Pelayanan Penuaian, maka kita perlu memahami Rahasia Perjalanan Cinta Kasih Allah disepanjang jaman.

Yang disebut PENUAIAN adalah suatu kegerakan pemenuhan Firman Allah kepada seluruh jemaat Kristen di seluruh penjuru bumi. Dari berbagai ragam aliran kekristenan untuk disatukan dalam satu kesatuanTubuh Kristus. Yang disebut penuaian bukanlah kegerakan penginjilan untuk membawa jiwa-jiwa baru.Melainkan merupakan suatu kegerakan orang Kristen untuk memperbaiki kualitas diri. Mempersiapkan diri menyambut masa pengangkatan. Penuaian adalah suatu kegerakan yang harus terjadi sebagai kegenapan jaman.

Saat ini penginjilan-penginjilan di berbagai belahan bumi untuk membawa jiwa-jiwa baru sudah semakin sulit. Bahkan oleh kuasa-kuasa dunia orang-orang yang membawa misi Injil ( Penginjilan ) ditentang habis-habisan. Seolah-olah arus penginjilan akan segera berhenti dijaman ini, karena keadaan dunia semakin keras dan brutal.

Dibalik itu sesungguhnya ada rencana Allah yang sangat mengagumkan. Ini adalah suatu tanda bahwa bilangan tubuh Kristus hampir genap dan Dia akan segera datang. Orang sering salah kaprah tentang kerajaan surga, tentang Tubuh Kristus. Di dalam doa orang sering berkata ;”...memperluas kerajaanNya.….”. Padahal sesungguhnya kerajaan Allah itu memiliki ukuran yang telah ditetapkan Allah sendiri. Tidak boleh ditambah ataupun dikurangi. Demikian pula orang-orang yang diprogramkan masuk dalam kerajaan surga memiliki jumlah tertentu yang ditetapkan Tuhan. Anggota Tubuh Kristus itu ada bilangannya yang tidak bisa diperbanyak ataupun dikurangi.

Saat-saat ini dimana kegerakan penginjilan mulai tidak efektif lagi sebetulnya menjadi isyarat bahwa Tuhan menghendaki adanya kegerakan penuaian. Kalau bilangan Tubuh Kristus sudah genap maka tibalah waktu yang disebut masa penuaian. Yaitu suatu masa untuk mempersiapkan orang-orang percaya hingga mencapai standar kualitas iman tertentu hingga bisa mengalami pengangkatan. Suatu masa dimana orang Kristen harus memenuhi dirinya dengan kekayaan Firman dan Kuasa Allah.

Jadi yang disebut penuaian bukanlah penginjilan untuk membawa jiwa-jiwa baru. Melainkan merupakan suatu kegerakan untuk mengkayakan gereja Tuhan dengan rahasia Firman Allah, untuk bisa mengerti rahasia kedatanganNya. Untuk terjadinya pengangkatan orang Kristen tidak boleh hanya sekedar percaya saja melainkan harus dewasa rohani.

Bila bilangan Tubuh Kristus sudah genap, maka tibalah saat penuaian.

Sebab saudara-saudara supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahu rahasia ini; sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. ( Roma 11;25 ).

Jadi kegerakan-kegerakan penginjilan sejak jaman para rasul hingga kegenapan Roma 11;25 Allah memiliki ketetapan jumlah orang yang akan diselamatkan. Dan apabila jumlah bilangan orang yang diselamatkan sudah penuh maka kegerakan penginjilan akan berhenti dan berubah menjadi kegerakan penuaian.

Oleh karena itu bisa kita pahami kalau sekarang ini kegerakan-kegerakan penginjilan mulai menghadapi blokade-blokade keras. Dan seolah-olah bangsa-bangsa asing diijinkan menginjak-injak dan menentang penginjilan. Kita juga tidak perlu kuatir, sebab yang terjadi sesungguhnya adalah bahwa Allah mulai mengukur Bait SuciNya, Dia mulai menghitung jumlah anggota tubuhNya, dan Dia menemukan bahwa anggota tubuhNya hampir genap.

Bila bilangan jumlah tubuhNya sudah genap,maka Dia akan menghentikan gerakan penginjilan. Bila orang Kristen tidak memahami hal ini, dan terus saja menginjil, maka dia akan menerima kenyataan yang sangat perih, yaitu menghadapi kebrutalan dunia tanpa perlindungan Allah. Seperti nasibnya pelataran Bait Suci yang diijinkanNya diinjak-injak bangsa asing. Meskipun hal ini tidak salah juga namun nasibnya akan sangat tragis seperti dua saksi yang dinubuatkan dalam wahyu 11 :3-8

(Rev 11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

(Rev 11:4) Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

(Rev 11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.

(Rev 11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

(Rev 11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

(Rev 11:8) Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.

Jadi Penuaian adalah suatu kegerakan mempersiapkan Tubuh Kristus. Kegerakan untuk mengkayakan orang Kristen dengan Firman Allah. Suatu kegerakan besar yang penuh kemuliaan. Suatu kegerakan dahsyat yang aman dan terhindar dari intaian iblis. Ini merupakan suatu kegiatan internal gereja untuk membangun diri, memperbaiki kualitas iman jemaat-jemaat Kristen.

Karena kegerakan penuaian ini adalah kegerakan mulia maka Allah melengkapinya dengan segala kemuliaan surgawi. Segenap berkat-berkat jasmani dan penyertaan Kuasa Mujijat Allah akan memenuhi kegerakan ini.


Pdt Peter BS/harvest ministry

Jabatan Orang Percaya
( Matius 5 ; 14-15 ) 

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya dibawah gantang,melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu

            Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus diberi kedudukan sebagai terang bagi dunia. Artinya segala perbuatan dan tingkah lakunya harus benar,positif dan pantas dicontoh oleh orang banyak. Bila tingkah laku kita sesuai dengan firman Tuhan maka hidup kita akan memancarkan kesaksian terang.Sama halnya lampu memiliki kemampuan yang berbeda– beda ada yang 5watt, ada yang 20watt, dan ada yang 250watt. Begitu pula dengan orang percaya ada yang memiliki pancaran kesaksian yang redup, sedang dan terang sekali.

 Menurut  kekuatan sinar yang dipancarkanya sebuah bola lampu akan ditempatkan.Semakin besar pancaran sinar terang yang dimilikinya maka semakin tinggi kedudukannya.


 Bola lampu berukuran 5 watt pantas untuk ditempatkan pada ketinggian sekitar 1 atau 2 meter, sebagai penerang meja. Lampu yang berukuran 20 watt akan ditempatkan  pada posisi yang lebih tinggi,sebagai penerang satu ruangan. Sedangkan lampu yang berukuran 200 watt akan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi lagi, misalnya sebagi penerang jalan raya.  Sebagai orang percaya kita dituntut untuk memiliki terang yang semakin hari semaki besar, sehingga Tuhan memberikan tempat yang lebih tinggi. Semakin besar kita menerangi dan

memberi arti pada umat disekeliling kita maka semakin tinggi derajad dan kemuliaan yang akan Tuhan berikan.

Bila seseorang dalam hidupnya berhasil menjadi terang, entah seberapa kadar terangnya maka ada jaminan pasti bahwa Allah akan memberikan kedudukan dan derajad padanya. Sebab lazimnya benda terang tidak pernah ditaruh dibawah. Lampu tidak pernah ditaruh dibawah tempat tidur, dibawah bangku atau tempat-tempat yang rendah. Lampu selalu menduduki posisi strategis.

Maka janganlah ragu, jikalau kita benar-benar menjadi terang. Maka secara otomatis dan pasti Tuhan Yesus akan memberikan tempat dan kedudukan serta derajad yang mulia kepada kita.

Seberapa terang pancaran kesaksian hidup kita maka setinggi itu pula derajad dan kedudukan yang akan Tuhan berikan

Etika Surgawi/T ahbisan Allah

 Oleh : Pdt Peter BS/HM

Tahbisan adalah suatu etika atau tata cara surgawi yang ditetapkan dan diresmikan Allah, dalam hal peribadatan. Tahbisan merupakan  sistim birokrasi surgawi yang tidak bisa ditinggalkan apabila seseorang ingin hidup dalam lingkup kerajaan Allah. Dengan tahbisan yang benar seseorang akan memperoleh hak dan kewenangan surgawi. Baik dalam hal mujijat, kuasa, berkat-berkat dan segala macam fasilitas dan kemuliaan surgawi.

          Tahbisan juga merupakan suatu herarki surgawi, sistem pemerintahan surga yang tersalur melalui ibadah Kristiani. Dan ini sangat perlu dipahami oleh orang Kristen dewasa ini. Karena saat ini banyak orang yang menggebu beribadah, mengikuti persekutuan/kebaktian di berbagai tempat, tetapi sama kurang bisa memahami herarki kepemimpinan Allah.

          Sebagai suatu ilustrasi, misalnya seseorang ingin menghadap raja untuk meminta pertolongan. Maka sebelumnya orang tersebut harus menempuh syarat-syarat tertentu, dan permisi kepada pejabat-pejabat kerajaan. Tidak boleh seseorang dengan sembarangan mengadap sang raja.

TAHBISAN HAMBA ALLAH

          Jika berbicara mengenai kerajaan Allah, maka kita bukan membicarakan masalah pemerintahan dunia, melainkan kita berbicara masalah ibadah. Sebab sistim kepemimpinan Allah dinyatakan lewat ibadah.

          Jika di dunia ini kita mengenal adanya Raja, dan para pejabat kerajaan. Maka di dalam kerajaan Surga, dalam sistim pemerintahan surgawi juga ada pejabat-pejabat kerajaan. Dia, Allah memerintah sebagai Raja, kemudian Dia juga melantik pejabat-pejabat kerajaan surga. Dan sekali lagi kalau kita berbicara masalah Kerajaan Surga, berarti kita berbicara masalah ibadah. Karena pemerintahan surgawi diwujudkan oleh Allah dalam satu cara yang disebut ibadah.

Dalam Al Kitab Allah mengangkat pejabat-pejabat kerajaan surga, antara lain ;Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan Pengajar (guru).

Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul, maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil, maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlenglapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan  bagi pembangunan Tubuh Kristus. ( Efesus 4;11-12 )

          Inilah lima jabatan surgawi yang ditetapkan,dilantik dan ditahbis oleh Allah. Para pejabat surgawi ini urusannya adalah penyelenggara ibadah, dan sebagai penyalur aspirasi Allah. Kelima jabatan ini adalah jabatan-jabatan utama yang disandang hamba-hamba Allah.

          Lewat pengertian tahbisan dan herarki surgawi ini, orang Kristen akan menjadi semakin santun  dalam beribadah. Jika seseorang ingin menghadap Allah, ingin memohon sesuatu, maka sangat tepat kiranya orang Kristen  menghadap dahulu kepada para perjabat surga ini. Sebab kerajaan Allah adalah kerajaan yang sangat tertib dan memiliki herarki kepemimpinan yang jelas.

          Dengan memahami herarki surga ini, harkat dan martabat Hamba Allah akan terangkat. Dan sebaliknya jemaat yang mau tertib dalam menempuh jalur birokrasi surgawi akan secepatnya mendapatkan pertolongan dan jawaban dari Allah.

          Seorang Hamba Allah memiliki tanggung jawab penuh atas pelayanannya. Atas terselenggaranya pemerintahan surgawi lewat satu cara yang namanya ibadah.

          Pada jaman Taurat digambarkan betapa tertibnya suasana kerajaan Allah yang diselenggarakan lewat ibadah Bait Suci/Tabernakel. Setiap jemaat yang mendapat persoalan berat atau ingin bertobat,atau ingin mempersembahlan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, maka orang tersebut harus datang kepada imam. Dan imam itu akan melayani  jemaat dengan segala keperluan dan hajatnya kepada Allah.

          Demikian pula pada jaman ini kegenapan/kesempurnaan dari gambaran yang dilukiskan lewat ibadah secara Taurat tersebut, Allah juga melantik imam-imam Perjanjian Baru dengan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar;

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus , Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita denga penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya. ( Ibrani 4;14-16 )

          Jadi untuk datang kepada Allah ke tahta Kasih KaruniaNya kita memerlukan pelayanan imam. Dan Allah menetapkan Yesus sebagai Imam Besar dan hamba-hambaNya sebagai imam-imam kecil, seperti ditetapkan dalam Efesus 4;11-12.

          Imam-imam kecil atau para hamba Allah dengan kelima jabatan inilah yang senantiasa berhadap-hadapan dengan umat Kristen secara langsung. Imam-imam inilah yang memberikan pelayanan surgawi setiap kali menyelenggarakan ibadah.

          Allah itu sangat tertib dan tidak akan kacau dalam mengatur sistim pelayanan dalam kerajaanNya. Allah akan menyerahkan amanat/wewenang kepada Imam Besar/Tuhan Yesus. Dan Tuhan Yesus akan menyerahkan amanatNya kepada hamba-hamba Allah lewat kelima jabatannya ( imam-imam kecil ), dan hamba Allah akan meneruskan segala amanat yang diembannya kepada seluruh jemaat Kristen. Demikianlah sistim kepemimpinan yang ditetapkan dan ditahbis oleh Allah.

          Sebaliknya bila jemaat Kristen menghadapi masalah atau menghendaki segala sesuatu maka harus datang kepada imam ( hamba Allah ), dan dalam persekutuan ibadah imam akan meneruskan beben-beben jemaat kepada Imam Besar Agung ( Yesus ). Dengan begitu sampailah segala permasalahan kepada Allah.

          Tetapi kadang, karena kebodohan atau belum mengerti tahbisan, maka orang sembarangan datang kepada Allah. Peranan imam atau hamba Allah yang keberadaannya ditetapkan Allah, diabaikan oleh jemaat. Ini adalah suatu kesombongan rohani yang seharusnya dihindarkan. Misalnya ada jemaat yang berkata ; “ ah , aku tanpa pelayanan Hamba Allah, aku bisa datang sendiri kepada Allah..” dengan berbagai alasannya. Ini adalah suatu pelecehan terhadap herarki surga. Dan Allah tidak akan berkenan, karena Allah tidak pernah mengingkari sistim herarki kepemimpinanNya.

          Allah melantik dan mentahbis hamba-hambaNya itu dengan maksud supaya hamba-hambaNya/para pejabat surga itu mengurusi keperluan jemaat Kristen. Dan supaya jemaat-jemaat itu mau diurusi oleh para pejabat surgawi tersebut. Ketertiban sistim kepemimpinan Allah ini pernah dinyatakan dalam Kitab Nabi Amos;

Sungguh Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya, para nabi ( Amos 3; 7 )

          Dengan demikian bisa dipahami mengapa hamba-hamba Allah yang tahbisannya benar dan dilantik Allah itu selalu kaya dengan rahasia Firman Allah. Itu semua karena Allah mempercayakan segala rahasia kepada hambaNya. Dia tidak akan melangkahi hambaNya yang telah ditahbisnya. Kepada Hamba Allah yang berciri sedemikian hendaknya jemaat-jemaat Kristen menghargainya, sebab padanya ada Kuasa dan amanat Allah. Dan jangan sekali-kali melangkahi Hamba Allah yang berkarakter dan berciri sedemikian.

          Lewat bacaan ini terbukalah rahasia para pejabat kerajaan surga ( Efesus 4;11-12 ). Baik para pejabat yang benar maupun pejabat yang korup( nabi palsu ), akan terlihat lewat pengungkapan rahasia Firman ini.

          Sudahkah kita menghargai dan menempatkan seorang hamba Allah sebagai Pejabat Surga ? ataukah yang terjadi sebaliknya?. Apabila terjadi pelecehan terhadap Pejabat  Kerajaan Surga, maka tentu saja orang yang melecehkan akan berhadapan dengan kuasa Allah Yang Maha Dahsyat. Karena seorang hamba Allah tidak membawa tentara lahiriah, tetapi yang mengawalnya adalah tentara surgawi yang berwujud malaikat dan badai api kuasa Allah.

Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata ;” Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api”( Ibrani 1;7 )

Bukankah mereka semua adalah  roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan ? ( Ibrami 1;14 )

         Oleh karena itu Rasul Paulus yang tahbisannya benar di hadapan Allah berani berkata keras dihadapan jemaatnya, sekalipun secara tubuh Rasul Paulus tidak hadir.

Sebab aku sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani, aku – sama seperti aku hadir – telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal semacam itu. ( 1 Korintus 5;3 )

Rasul Paulus pernah dilecehkan oleh jemaat Korintus (1 Korintus 4;6-21). Jemaat Korintus sombong terhadap Rasul Paulus. Merasa diri hebat, bahkan seolah-olah tidak memerlukan pelayanan Rasul Paulus lagi. Sebagai seorang Pejabat Kerajaan Surga Rasul Paulus merasa dihinakan oleh jemaat Korintus. Akibatnya sebagai bukti jabatan kerasulannya, dia mampu menggerakkan pasukan surgawi ( malaikat ) yang siap memberikan hukuman kepada orang yang melecehkan Herarki Surga.

HAK JEMAAT UNTUK MENDAPAT PELAYANAN

          Setelah jemaat mampu bersikap dan menempatkan diri dalam Tahbisan yang benar, dan menempatkan Hamba Allah pada kedudukannya maka jemaat akan mendapatkan hak-hak istimewa. Mendapat kemudahan untuk menghadap hadirat Allah, mendapat kemudahan untuk doa-doa dan permohonannya dikabulkan oleh Allah. Mendapatkan hak untuk memperoleh mujijat kesembuhan, maupun mujijat-mujijat berkat.

          Jemaat yang berhasil menempetkan Hamba Allah pada posisi yang tepat  adalah jemaat yang berhasil merendahkan diri dibawah kepemimpinan Allah. Tentunya melalui korban perasaan, harga diri, gengsi dan sebagainya yang memang terasa perih menurut perasaan daging sebagai manusia. Tetapi ini pada hakekatnya adalah jalan kemuliaan dan jalan salib.

          Dan sebagai gantinya, Allah akan mencurahkan berkat yang luar biasa dan ajaib. Jemaat akan dijadikan Domba Gembalaan Allah yang berkelimpahan dan berkemenangan. Inilah janji Tuhan terhadap jemaat yang berhasil merendahkan diri dalam herarki kepemimpinan Allah.

Tuhan adalah gembalaku ,takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku; Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.. (  Mazmur 23; 1-6 )

Karena ketaatan dan kerendahan hati jemaat yang mau dipimpin dalam sistim herarki surga ini, firman Tuhan melukiskan seperti domba yang taat ,tunduk,patuh terhadap kepemimpinan gembala. Kemudian sebagai ganti dari ketaatan dan kepatuhannya itu domba akan mendapatkan kelimpahan ( ayat 1-2), ketenangan batin ( ayat 3), perlindungan ( ayat 4), diberkati didepan musuh ( ayat 5 ), kebajikan dan kemurahan ( ayat 6).

          Domba Allah adalah jemaat yang mau diurus atau dirawat oleh gembala ( Hamba Allah ). Domba yang tidak mau diurus atau dirawat oleh gembala adalah domba liar yang  akan sangat mudah dibantai oleh serigala dan singa, oleh Iblis yang mengaum-aum mencari mangsa. Sedangkan domba yang baik adalah domba yang taat pada herarki surga, yang mendengarkan perkataan gembala, dan kepadanya Allah siap mencurahkan berkat-berkat yang  ajaib.

HAK PARA PEJABAT SURGAWI

          Sekalipun pekerjaan para hamba Tuhan itu sangat berat, bahkan kadang-kadang terasa hina pada waktu perintisan, tetapi dibalik itu bagi orang-orang yang memahaminya pekerjaan Tuhan adalah penuh kemuliaan. Hamba-hamba Allah yang benar-benar melayani Tuhan akan disebut Pejabat Surgawi ,padanya penuh Kuasa dan Wibawa Allah, dan orang tidak akan bisa sembarangan memperlakukannya.

          Dahulu pada jaman Taurat orang yang dikhususkan melayani pekerjaan Allah adalah Bani Lewi.   Suku Lewi harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi, misalnya; pekerjaan, harta warisan dan sebagainya, sementara itu orang Lewi memiliki profesi dan pekerjaan khusus yaitu melayai Allah di Bait Suci. Karena pengorbanan yang besar inilah orang Lewi mendapatkan hak istimewa dari Allah.

          Kadang terjadi pelecehan terhadap Hamba Tuhan/Pejabat Surga, karena orang tidak pernah memahami penderitaan seorang Lewi/hamba Tuhan / Pejabat Surgawi  yang harus meninggalkan segalanya; pekerjaan, kenikmatan-kenikmatan duniawi dan sepenuhnya mengikuti Allah. Memberikan seluruh waktunya, tenaganya, pikirannya bahkan harta dan segalanya untuk kemuliaan Tuhan.

          Tetapi Allah di dalam keagungan kerajaanNya menetapkan Lewi/ Hamba Allah menjadi Pejabat KerajaanNya. Lewi tidak memiliki  harta pusaka warisan ditengah-tengah saudaranya. Tetapi orang Lewi mendapat warisan Istimewa dari Allah;

Mengenai bani Lewi sesungguhnya aku berikan kepada mereka segela persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan. ( Bilangan 18;21 )

          Lewi adalah penghubung antara jemaat dangan Allah. Suatu pekerjaan pelayanan khusus kepada Allah, sehingga Lewi tidak mendapat harta warisan dari kaum keluarganya. Pekerjaannya semata-mata adalah Pelayanan di Bait Suci.

          Kemudian dalam Perjanjian Baru sekarang ini Lewi menunjuk kepada Hamba-hamba Allah yang yang ditahbis secara khusus, dan pekerjaannya semata-mata melayani Tuhan. Hamba-hamba Allah ini dalam Efesus 4; 11-12 dibedakan dalam lima jabatan ; Rasul, Nabi, Penginjil, gembala dan Guru Injil. Lewat kelima jabatan ini Allah melayani jemaatNya. Lewat kelima jabatan ini Allah mendirikan kerajaanNya didalam ibadah.

          Kelima jabatan Hamba Allah inilah yang berhak menggunakan perbendaharaan yang diperoleh lewat persembahan persepuluhan. Karena pada hakekatnya persembahan persepuluhan itu adalah ;

1.     Tanda dari orang yang mau tunduk/merendahkan diri dalam sistim kepemimpinan Allah.  Orang yang mengakui kepemerintahan Allah yang terselenggara lewat ibadah.
2.     Tanda bakti dari jemaat yang mau dirawat/diurus oleh Hamba Allah/ Pejabat Surga. Laksana domba yang mau dirawat/diurus oleh gembala.
3.     Tanda dari jemaat yang mempercayakan  segala permasalahan yang dihadapinya dan keselamatan kepada Allah, lewat pelayanan Lewi yang diberi persembahan.

Kemudian untuk Hamba Tuhan  ( Lewi ) yang diberi persembahan maka persepuluhan itu berarti;

1.     Tanggung-jawab sepenuhnya untuk membimbing dan menjadi penyalur berkat bagi jemaat yang memberikan perpuluhan.
2.     Tanggung-jawab sepenuhnya atas keselamatan jiwa dari jemaat yang memberikan persepuluhan.
3.     Tanggung-jawab sepenuhnya untuk mengatasi persoalan,problema yang dihadapi jemaat dengan cara-cara ilahi.

Jadi persembahan persepuluhan itu mengandung makna herarki yang sangat dalam. Yang didalamnya menyiratkan makna Kewajiban bagi jemaat dan sekaligus merupakan Hak-hak yang harus diterima oleh Kerajaan Surga.

          Dalam Kitab Wahyu pasal 11, menceritakan ketika keadaan manusia-manusia akhir jaman yang mulai melupakan persembahan persepuluhan. Imannya kanak-kanak, dan tidak memahami herarki surga, maka Allah memberikan hukuman menghancurkan sepersepuluh kota dan apa saja yang dibangun dari harta curian perbendaharaan surga. Yaitu dari sepersepuluh yang sudah tidak pernah lagi diberikan kepada Allah;

Pada waktu itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu roboh ,dan tujuh ribu orang mati oleh gempa itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah di Surga. ( Wahyu 11;13 )


TAHBISAN KEHIDUPAN NIKAH SURGAWI

          Seperti telah dijelaskan didepan bahwa Tahbisan merupakan suatu aturan etika yang berlakunya ditetapkan dan diresmikan oleh Allah. Maka yang disebut  dengan tahbisan Nikah Surgawi adalah suatu etika dalam hubungan nikah dan kekeluargaan menurut aturan Allah. Di jaman ini banyak keluarga-keluarga  Kristen yang hidup menyimpang dari etika surgawi, sehingga menimbulkan banyak masalah. Tanpa etika surgawi keluarga akan kacau, tidak memiliki tatanan, tanpa herarki dan akibatnya suasana akan menjadi panas.

Hai isteri tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. ( Efesus 5; 22-24 )

          Dalam hidup Nikah Surgawi, Allah telah meresmikan dan menetapkan suatu herarki supaya tercipta ketertiban. Keluarga adalah suatu cermin kecil dari suatu pemerintahan besar. Oleh karenanya, keluarga yang hidup dalam etika dan tahbisan yang benar menurut pola surgawi adalah cermin dari kerajaan Allah ( Pemerintahan Surga ).

         Seperti tertulis dalam Efesus 5 ; maka seorang suami bagi isteri, dan bapak bagi anak- anak adalah seorang Raja dalam suatu kerajaan kecil yang disebut Keluarga.  Kemudian isteri adalah orang terdekat dari suami adalah Permaisuri bagi Raja. Kemudian anggota-anggota keluarga yang lain adalah Pejabat-pejabat yang masing-masing memiliki tugas dan hak tersendiri.

          Di dalam kerajaan kecil yang disebut keluarga,Allah menghendaki supaya ada ciri dan teladan Kerajaan Surga. Allah menghendaki keluarga-keluarga Kristen menjadi miniatur  dari Kerajaan Surga. Keluarga menjadi Surga Kecil yang turun ke bumi seperti doa Tuhan  Yesus;

Datanglah kerajaanMu ,jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. ( Matius 6; 10 )

Agar kerajaan Keluarga bercirikan kerajaan Surga maka harus ada herarki dan etika berkeluarga. Seorang Bapak atau suami adalah Sang Raja yang patut untuk dilayani, dihormati. Namun dalam kedudukan ini dia juga memikul tanggungjawab yang berat untuk keselamatan segenap anggota keluarga. Mampu menjadi pelindung dan pengayom bagi keluarga.

          Inilah posisi sebagai suami menurut Efesus5; 22-33. Dalam keluarga ada pula isteri yang berkedudukan sebagai Permaisuri. Dia juga memiliki hak dan tanggung jawab khusus sebagai seorang permaisuri yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Sementara itu ada juga anggota keluarga yang lain seperti ; anak, kakek, nenek dan sebagainya. Dalam keluarga mereka juga memiliki hak dan tugas-tugas khusus, yang kehadirannya tidak bisa digantikan oleh orang lain. Dan mereka juga adalah pejabat-pejabat kerajaan Keluarga. Masing-masing juga harus menempati tempatnya, sehingga ada rasa saling menghormati, saling menghargai, sehingga tercipta herarki yang indah dan tertib. Hargailah keluarga sebagai suatu Kerajaan ilahi, dengan suami sebagi Raja, Isteri sebagi Permaisuri, dan yang lain sebagai pejabat-pejabat kerajaan. Sehingga Terciptahlah suasana surga dalam kerajaan keluarga

          Jadi keluarga yang didambakan Allah adalah Keluarga yang berteladankan kerajaan surga. Anggaplah anggota-anggota keluarga sebagai pejabat-pejabat kerajaan yang semuanya patut untuk mendapatkan penghormatan dan hak-hak menurut posisinya masing-masing.

TAHBISAN YANG RUSAK   

          Oleh karena muslihat Iblis, jaman sekarang banyak keluarga yang hidup tanpa tahbisan. Hidup berkeluarga tidak menurut herarki dan etika Al Kitab. Akhirnya keluarga rusak dan kacau bagaikan suasana neraka.

          Ini semua akibat dari posisi-posisi jabatan / tahbisan yang ditentukan Allah dikacaukan dan dilanggar. Misalnya seorang isteri yang mengambil tenpatnya suami. Mungkin dalam penglihatan sepintas,  keluarga semacam ini berjalan juga. Namun dibalik itu sesungguhnya keluarga itu mengalami kegagalan, karena berjalan tidak sebagaimana mestinya.

          Mungkin kejadian semacam ini terjadi karena alasan-alasan khusus. Alasan emansipasi atau suami tidak mampu mengepalai keluarga, atau alasan-alasan lain yang seolah-olah masuk akal, dan bagus. Tetapi menurut pandangan Allah apapun alasannya ini adalah suatu kekacauan herarki, suatu kegagalan dalam menuruti firman Allah.

           Suasana Kacau ini disebut pula sebagai suasana Babel, yang tidak mengenal etika surga. Isteri mengambil tempat diatas, sementara itu yang   kedudukannya sebagai kepala (suami) ditempatkan dibawah. Ini suatu penjungkir-balikkan herarki, seperti yang ditulis dalam Kitab Wahyu 17;1-6, mengenai “ Wanita Sundal Babel”.

“Mari ke sini , aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar yang duduk ditempat yang banyak airnya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya”. Dalam Roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang, yang merah ungu , yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. ( Wahyu 17;1-3 )

Teladan nikah/persekutuan “wanita sundal babel” adalah kebalikan dari teladan nikah surgawi ( Efesus 5; 22-33 )

          Dalam Nikah Illahi maka, suami ada diposisi atas dan isteri menempati tempatnya dibagian bawah, seperti halnya kepala diatas dan tubuh di bawah. Tetapi teladan nikah sundal babel ini terbalik. Wanita sundal babel berada di atas dan antikris ( Binatang berkepala tujuh bertanduk sepuluh ) berada di bawah.

           Demikian lembut tipu muslihat Iblis diakhir zaman untuk mengacaukan herarki Surga.Roh babel yang mengacaukan tahbisan ini secara lembut bekerja mengacaukan nikah-nikah manusia.

           Pada dasarnya Allah menciptakan manusia bukan untuk kekacauan melainkan untuk menempati kedudukannya / tahbisannya masing – masing. Serta supaya manusia memiliki hak-hak dan kemuliaan tertentu menurut kedudukannya tersebut.dan bila ketentuan etika surga ini dilaksanakan sungguh merupakan sesuatu yang terindah dalan hidup ini.

          Kalau misalkan ada orang yang melanggar etika surgawi ini, maka orang tersebut adalah orang yang gagal membangun keluarga. Misalnya dalam suatu keluarga seorang isteri mengambil posisi suaminya. Isteri manjadi raja dalam keluarga sementara itu suami diperintah dan diperlakukan seperti seorang wanita dengan tugas-tugasnya, suami tidak lagi dianggap sebagai kepala keluarga. Maka yang akan terjadi adalah kakacauan.  Orang tua sudah gagal memberi teladan nikah surgawi kepada anak-anaknya. Selanjutnya kedudukan Bapak akan terkucil dimata anak-anak. Dan ini merupakan pemicu timbulnya tindakan-tindakan negatif dalam keluarga.

          Karena merasa tersingkir dari jabatan Raja Keluarga maka seorang suami akan mudah melakukan tindakan-tindakan negatif dalam berbagai hal. Demikian pula Sang Isteri yang over-tahbisan menempati jabatan suami sebagai raja keluarga akan dengan mudah pula melakukan tindakan-tindakan negatif. Demikian pula anak-anak yang terbiasa melihat teladan-teladan yang salah, akan terbawa arus dan menjadi anak-anak yang tidak tahu etika.

          Salah satu sisi negatif dari penjungkir-balikkan tahbisan ini adalah timbulnya kejahatan-kejahatan. Bila direnungkan ternyata sangat benyak kejahatan yang terjadi karena kesalahan tahbisan. Misalnya banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh Kaum Adam ( laki-laki /para suami yang tersingkir ),oleh karena tempat tempat pekerjaan setrategis Kaum Adam sudah diambil alih oleh kaum wanita. Dan sekalipun ada kejahatan yang dilakukan oleh kaum wanita, itu relatif tidak berbahaya dan akan lebih mudah diatasi. Ini jarang dilakukan penelitian, bahwa banyaknya kedudukan setrategis Kaum Pria yang ditempati oleh kaum Wanita, banyak mengakibatkan kejahatan.

KEKACAUAN TAHBISAN YANG MENYUSUP DITENGAH-TENGAH GEREJA.

          Di akhir jaman kekacauan tahbisan  tidak hanya merusak keluarga-keluarga Kristen, tetapi juga bisa menyusup ditengah-tengah komunitas yang lebih besar, misalnya persekutuan Gereja. Suatu persekutuan Gereja apabila tidak memperhatikan tanda-tanda adanya kepemimpinan Allah bisa terjerumus kepada peribadatan yang hampa dan tanpa penyertaan Kuasa Allah.

          Di dalam sauatu persekutuan gereja harus ada Tanda-tanda kepemimpinan Allah. Harus ada Gembala yang diurapi, dan berbicara atas-nama Allah dan disertai Kuasa Allah. Sehigga pelantikan jabatan Hamba Tuhan bukan datang dari manusia atau organisasi,melainkan suatu mandat dari Allah yang dibuktikan dengan tanda-tanda mujijat yang menyartai. Gembala bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan peribadatan.

          Juga harus ada Penginjil, yang memiliki talenta khusus untuk menarik jiwa-jiwa datang dan percaya kepada Kristus. Seorang Penginjil biasanya ditandai dengan penyertaan mujijat kesembuhan dan lain-lain. Rasul adalah seorang yang diberikan talenta dan Wahyu secara khusus untuk meletakkan dasar-dasar Pengajaran bagi seluruh jemaat. Nabi adalah seorang yang diberi kemampuan Khusus untuk bisa menyelidik seluruh keadaan rohani jemaat. Mengetahui bahwa seorang jemaat sedang terjatuh dalam dosa atau tidak.  Guru Injil juga sangat dibutuhkan dalam Persekutuan Gereja. Yaitu Hamba Tuhan yang memiliki talenta khusus untuk mendidik, dan mengajar.

          Dan Hamba-hamba Allah dengan jabatan-jabatan tersebut bahu-membahu membangun jemaat. Dan Allah pasti memberikan suatu tanda untuk setiap Hamba yang dilantikNya.

          Hakekat ibadah yang benar adalah suatu acara yang diadakan untuk memahami dan mengerti kehendak Allah. Ibadah itu bukan untuk menuruti kemauan manusia, ibadah juga bukan hiburan. Bahkan kadangkala orang harus ditegur keras dosa-dosanya saat ibadah, dan itu adalah menyakitkan, namun kemudian akan berakibat baik.

          Ibadah dalam suatu persekutuan Gereja dinyatakan berhasil apabila didalam ibadah tersebut Kehendak Allah dinyatakan. Dan ibadah dalam suatu persekutuan Gereja dinyatakan tidak tepat sasaran, manakala dalam ibadah tersebut kehendak manusia lebih menonjol.

         Dalam Sistim herarki yang tepat maka Seorang Hamba Allah dengan berani akan berkhotbah dan menyatakan kebenaran. Tanpa adanya intervensi dari pihak manapun baik dari suara daging, laporan jemaat dan berbagai macam informasi yang diterima sebelum berkhotbah. Hamba Allah yang memiliki kemerdekaan dan keberanian menyatakan Suara Roh Kudus adalah Hamba yang berhasil. Dari sinilah ibadah yang sejati terjadi.

          Sebaliknya bila terjadi kesalahan herarki ada kalanya seorang pelayan Tuhan, terlalu mendengarkan laporan-laporan orang, atau informasi-informasi sebelum berkhotbah. Dan khotbahnya menjadi gagal karena tidak menyuarakan kehendak Tuhan.