Selasa, 26 Juni 2012

MASIH ADAKAH KASIH DI BUMI, KETIKA TUHAN DATANG ??


Pertanyaan ini tertulis dalam Injil, karena memang penyakit BEBAL HATI, dimana orang orang akan kehilangan hati nurani akan terjadi di akhir jaman. Bila melihat penderitaan orang bukannya didatangi untuk menolong bahkan dihindari dan seolah-olah tidak tahu.
Ada suatu kisah dalam Injil LUKAS :


(Luk 18:1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.


(Luk 18:2) Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun.


(Luk 18:3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.


(Luk 18:4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,


(Luk 18:5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."


(Luk 18:6) Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!


(Luk 18:7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?


(Luk 18:8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"


Di ayat tersebut diceritakan mengenai SIFAT HAKIM YANG BEBAL, TIDAK MEMILIKI HATI NURANI, Tidak takut akan Allah. Karena sifat-sifat seperti inilah yang MELUKISKAN karakter manusia-manusia akhir jaman YANG BEBAL dan tidak mengenal belas kasihan. Kelihatannya saja HAKIM (Orang yang Sukses dan memahami hukum-hukum Allah), namun hatinya sama sekali jauh dengan Allah. Terbukti hatinya sangat sulit tersentuh, dan dia baru mau berbuat setelah RISAU dan RESAH, karena ketelatenan Sang Ibu Janda memohon. Hakim itu mengabulkan permintaan Sang Janda bukan karena TAKUT KEPADA ALLAH, tetapi KARENA RISAU.


Disini ada pelajaran janganlah kita mewarisi sifat MANUSIA AKHIR JAMAN seperti HAKIM yang lalim, yang sukses secara jasmani, Tahu hukum-hukum Allah, namun hatinya tidak takut kepada Allah. Sedangkan kalau dia berbuat/menolong hanya karena dia RISAU dan tidak mau terganggu.


Adalagi kisah lanjut dari pasal ini berkaitan dengan dosa BEBAL/KEHILANGAN PERASAAN KASIH :


(Luk 10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.


(Luk 10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.


(Luk 10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.


(Luk 10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.


(Luk 10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.


(Luk 10:35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.


Imam= menggambarkan sosok pimpinan
Disini IMAM (Pimpinan) yang BEBAL, tidak mudah tersentuh hatinya, ketika melihat orang menderita dia malah menyimpang jalan, tidak mau menolong bahkan pura-pura tidak tahu. Sedangkan sebagai seorang IMAM (Pimpinan) dia sesungguhnya punya KEMAMPUAN UNTUK MENOLONG.


Lewi=menggambarkan sosok pimpinan Rohani yang memahami isi kitab Suci
Namun imam inipun BEBAL, ketika melihat penderitaan orang, juga menyimpang jalan dan pura-pura tidak tahu. Padahal seharusnya dia cukup mengerti hukum-hukum Allah untuk selalu siap sedia menolong orang.


Samaria= Menggambarkan orang yang biasa-biasa saja dalam hal kekuatan finansial/bukan pemimpin. Juga menggambarkan orang yang biasa-biasa saja dalam pengetahuan akan Kitab Suci. Namun hatinya MULIA.....Orang Samaria TIDAK BEBAL. Dan menurut penilaian TUHAN yang paling benar adalah Orang Samaria. Bukan Imam, dan bukan pula Lewi.


Saat ini ROH KEBEBALAN mulai menyerang manusia akhir jaman; dari para hakim (orang yang sukses/pejabat dan paham hukum), para IMAM (Para pemimpin yang kaya dan memiliki kemampuan finansial yg besar), dan juga LEWI-LEWINYA (Pemimpin-peminpin rohani yang tiap hari "makanannya" Kitab Suci).


Maka TUHAN PERTANYAKAN, ketika Anak Manusia datang masih adakah iman di bumi, dan manifestasi dari iman adalah KEPEDULIAN DAN KASIH KITA KEPADA SESAMA.


Oleh karena itu jangan heran, kalau ada kegiatan Rohani, Kepentingan sosial yang sungguh-sungguh. Kemudian kita membentangkan sebuah PERMOHONAN, dan menunjukkan sebuah Rekening Pelayanan Mungkin diantara 1000 orang hanya satu orang yang tergerak hatinya seperti ORANG SAMARIA. Dari ribuan kali himbauan-himbauan untuk medukung PELAYANAN hanya satu atau dua orang yang tergerak hatinya untuk menopang.


Karena manusia AKHIR JAMAN sudah memiliki pola pikir seperti Hakim Yang lalim, menolong hanya karena sudah risi dengan rengekan sang janda. Atau seperti Imam, atau lewi yang bila ada kesusahan pura-pura tidak tahu.


Marilah kita belajar dari orang Samaria, yang sekalipun tidak terlalu berlebihan tapi peduli. Seperti orang Samaria yang sekalipun tidak terlalu paham Kitab Suci, namun hatinya suci dan perbuatannya suci dan penuh kasih.


SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS KRISTUS MEMBERKATI !
Pdt Peter BS/ Harvest- Ministry

Sabtu, 09 Juni 2012


BATU PENJURU
Oleh: Pdt Peter BS/HM

Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. ( 1 Petrus 2:4 )


Kristus adalah Batu Yang Hidup, dimana orang percaya harus datang kepadaNya. Kita tidak disuruh datang kepada batu yang mati yang tidak dapat bergerak, tidak dapat bereaksi dan tidak dapat memberi pertolongan. Tetapi kita disuruh datang pada Batu Yang Hidup, yang aktif Kuasa dan Kekuatannya, dan bisa memberi pertolongan yaitu Kristus Yesus.

Kristus juga adalah batu penjuru; artinya segala macam keberhasilan yang kita bangun harus berfondasikan kepada Kristus. Apapun yang kita bangun tanpa dasar Kristus akan sia-sia. Sedangkan apapun yang bisa kita bangun diatas fondasi Kristus akan sangat bernilai.

Manusia sering kali membangun segala sesuatu dengan dasar batu yang lain. Kemudian Kristus dikesampingkan. Seperti halnya membangun kejayaan dan kekayaan kemudian Tuhan dilupakan. Ini yang disebut: batu yang dibuang manusia.

Kristus sebagai Batu Penjuru, artinya: Dia siap menanggung beban seberat apapun yang kita miliki. Asalkan kita memang betul-betul hidup diatas Batu Penjuru tersebut.
Seperti sebuah bangunan maka batu penjuru ( fondasi ), bermanfaat untuk kekuatan dan ketahanan bangunan. Melindungi rumah dari goncangan-goncangan gempa, melindungi rumah dari gerusan air, maupun bahaya angin yang menerpa.

            Karena pentingnya Batu Penjuru ini maka dalam tradisi pembangunan gedung-gedung sering diadaan acara peletakan batu pertama, yang biasanya dilakukan oleh pejabat.
           
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 
( 1 Petrus 2:5 )

 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." ( 1 Petrus 2:6 )

Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." 
( 1 Petrus 2:7)

Mengapa kadangkala kehidupan seseorang kadang-kadang sering mudah tergoncang, mudah patah semangat dan mudah mengalami kehancuran. Itu karena sering kali terjadi karena manusia tidak memiliki fondasi kehidupan yang kuat. Atau memiliki fondasi juga tetapi yang digunakannya adalah batu lain.

            Karena begitu sibuknya orang dengan urusan, keluarga, bisnis, pekerjaan dan sebagainya sering orang menjadi lupa membangun fondasi yang kuat.

            Jadikan Kristus sebagai landasan; berfikir, landasan bekerja, beraktifitas, maka akan terciptalah fondasi yang kuat.

            Dalam sebuah bangunan maka fondasi ini, berada di bawah, sebagian besar terkubur tanah. Artinya fondasi adalah sesuatu yang sangat penting namun sering tidak kelihatan, sehingga sering pula keberadaannya diabaikan. Namun walaupun tidak kelihatan biasanya fondasi suatu bangunan itu menelan anggaran 25% dari keseluruhan bangunan.

Meletakkan segala yang kita kerjakan diatas Kekuatan Kristus, ini yang Tuhan kehendaki.

Karena kondisi dunia, situasi pekerjaan dan berbagai himpitan sering kali orang lupa menaruh segala yang dibangunnya diatas Kuasa Kristus.

            Menyerahkan segala pekerjaan dalam Kuasa Kristus akan membuat orang menjadi kuat dan tahan uji. Karena memiliki suatu keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana terindah dalam hidup kita. Akhirnya kita terhindar dari kecemasan, kebimbangan.

ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.( Lukas 6:48 )

Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." 
(Lukas 6:49 )


Mendengar Firman Tuhan dan melakukannya adalah praktek nyata dari orang yang memiliki fondasi kuat dalam hidupnya. Yang memiliki bangunan iman yang kuat siap menghadapi berbagai macam goncangan di dunia ini.

            Sebaliknya orang yang mendengar Firman tetapi tidak melakukanya sama dengan orang bodoh yang membangun rumah tanpa fondasi. Sehingga ia akan mudah hancur saat menghadapi kesulitan dan goncangan dunia ini.

            Saudaraku yang dikasihi Tuhan marilah kita belajar menaruh segenap beban kita; dalam melayani TUHAN, dalam keluarga maupun dalam pekerjaan diatas Kuasa Kristus. Kita percayakan saja semuanya kepadaNya, kita lakukan FirmanNya. TUHAN PASTI MEMBERI KEBERHASILAN.

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Kamis, 07 Juni 2012



MENJADI SEPERTI BAPA 

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. ( Matius 5:48 ) 

Sering kali kita hidup bagaikan anak-anak burung rajawali yang mengira dirinya adalah anak-anak ayam. Kita selalu merasa diri lemah, tidak berdaya, tidak bertalenta, bahkan tidak berguna. Kita hidup seperti anak-anak ayam yang tidak memiliki pengharapan. Begitu mendengar perkataan bahwa kita harus menjadi sempurna seperti Bapa yang di surga, kita langsung memvonis bahwa hal itu mustahil terjadi. Renungkanlah; Mustahilkan seekor anak Rajawali terbang tinggi di angkasa? Tidak, bukan? Asal ia adalah benar-banar adalah anak burung rajawali, kelak pasti ia bisa terbang tinggi. 

Mustahilkah kita menjadi sempurna seperti Bapa? Tentu saja tidak, asalkan kita benar-baenar adalah anak-anak Bapa, anak-anak yang dilahirkan olehNya; 

orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. ( Yohanes 1:13 ) 

Allah tidak pernah memberikan perintah yang mustahil kita lakukan. Mwenjadi sempurna bukan tergantng dari usaha kita. Kalau kita adalah anak-anak Bapa yang sejati, maka kita memili harapan untuk menjadi sempurna. Asalkan kita terus bertumbuh dalam hayat-Nya, kita akan menjadi sempurna sama seperti Dia. 

Banyak orang Kristen salah paham terhadap permintaan diatas sehingga putus asa dan mengatakan,”ini terlalu berat bagiku. Aku tidak akan dapat mencapainya. Tidak mungkin memenuhinya”. Mata kita harus tercelik bahwa kita memiliki hayat Bapa ( hayat ilahi ) di dalam kita. Kita dapat menggenapkan hukum Tarat baru ini bersandarkan hayat dan sifat Bapa. Tidak heran demi mencelikkan mata kita, Tuhan telah mengijinkan datangnya begitu banyak perkara yang saling berlawanan ke dalam lingkungan kita untuk menyingkapkan keadaan kita yang sebenarnya, sehingga kita sadar siapa kita sebenarnya. Mulai hari ini marilah kita berpaling kepada Bapa, dan belajar hidup oleh hayat ilahi Bapa. 

Menjadi sempurna bukanlah masalah kita sanggup atau tidak, melainkan masalah pertumbuhan hayat ilahi. Bagi anak-anak Bapa, menjadi sempurna hanyalah masalah waktu. Cepat atau lambat, setiap anak-anak Allah pasti akan menjadi sempurna sama seperti Bapa yang di surga. Anak-anak Bapa yang bertumbuh dengan baik, akan lebih cepat menjadi sempurna. Tetapi mereka yang kurang bertumbuh dalam hayat ilahi; hidup menurut kesukaan diri sendiri, memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menjadi sempurna. Bila waktu ini mereka belum juga sempurna, maka Bapa akan tetap menyempurnakan mereka dalam waktu yang akan datang. 

Menjadi sempurna itu pasti tetapi bilamanakah seseorang mejadi sempurna, itu sangat ditentukan oleh cepat atau lambatnya pertumbuhan hayat ilahi dalam diri seseorang. 

Pertumbuhan hayat bukanlah perbaikan dalam tingkah laku saja, melainkan pertambahan kadar ilahi dalam kehidupan kita. 

Bertumbuh, berarti Allah (kadar ilahi ) bertambah di dalam kita dan kita semakin berkurang. Firman Allah dan Roh it adalah penting untuk pertumbuhan kita; 

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. ( Yohanes 6;57 ) 

Untuk bertumbuh dalam hayat ilahi kita perlu makan dan minum Firman melalui membacanya dan berdoa memakai Firman di dalam Roh. 

Selanjutnya kita perlu berseru kepadaNya sehingga RohNya memenuhi kita. Dipenuhi oleh Roh-Nya akan membuat kita mengekspresikan sifat-sifatNya dalam kehidupan. 

Selain makan dan minum Firman Tuhan, serta berseru kepada namaNya hingga dipenuhi oleh RohNya, untk bertumbuh dalam hayat ilahi, kita harus juga menurut pimpinan Roh; 

supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. ( Roma 8:4 ) 

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, ( Galatia 5;25 ) 

Kehidupan menurut Roh dan dipimpin oleh Roh akan membuat kita mampu memenuhi semua permintaan hukum –hukum surga yaitu Perjanjian Baru. 

Menikmati Firman dan Roh itu merupakan suatu kebutuhan pokok, dan rahasia untuk menjadi sempurna bagi kita sama seperti Bapa kita yang di Surga. 

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (1 Yohanes 1: 2 ) 

Selasa, 05 Juni 2012

JANGAN SEPERTI BURUNG DI DALAM SANGKAR

By Ps Peter BS/HM



Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hidupmu dan berkata: apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah 
( Matius 6 : 31-32 ). 

Orang Kristen yang beribadah dan tergembala dengan benar akan memiliki iman yang hidup dan teguh menghadapi kehidupan ini. Firman Tuhan mengingatkan supaya orang Percaya jangan mudah bingung dan kuatir tentang: makanan, minuman, pakaian.

Burung-burung saja yang “tidak punya otak”, tidak mengenal cara menabur atau bercocok tanam, tidak mengenal cara menyimpan gandum ( menabung ), mereka bisa makan, minum, mereka ceria menikmati alam raya anugerah Tuhan. Betapa bodohnya manusia bila sampai kuatir tentang; makanan, minuman atau pakaian.

Ayat-ayat dalam matius 6:25-34 juga mengisyaratkan bahwa orang Kristen harus aktif jangan pasif dalam menyongsong berkat. Burung-burung di udara, mereka bisa makan dan minum karena mereka mau keluar, terbang dan mencari, dan mereka mendapatkannya. Demikian pula orang yang ingin mendapatkan berkat dari Allah Harus AKTIF menyongsong berkat. 

Kreatif menciptakan peluang pekerjaan sehingga menghasilkan berkat-berkat. Tuhan katakan yang menjadi contoh adalah burung-burung diudara bukan burung dalam sangkar yang akan mendapat berkat itu. Ini juga mengandung arti setiap orang yang akan diberkati hidupnya, masa depannya sehingga tidak merasakan kekuatiran dalam hidupnya adalah orang-orang yang aktif bekerja menyongsong berkat ( digambarkan dengan burung-burung diudara—bukan burung dalam sangkar ).

Orang Kristen jangan seperti BURUNG DALAM SANGKAR. Yang hidupnya sangat tergantung dengan majikan. Yang bila majikannya memberi makan dia hidup. Tapi bila majikannya lupa memberi makan maka matilah dia. Demikianlah bila manusia menaruh harapannya kepada manusia atau boss atau siapa saja selain Allah. Maka hidupnya akan seperti burung dalam sangkar, hidupnya diliputi dengan kecemasan.

Berbeda dengan BURUNG-BURUNG DI UDARA mereka menaruh harap sepenuhnya atas karunia Allah. Mereka ceria menikmati anugerah Tuhan, tidak pernah kuatir tentang hari esok, tentang makanan, minuman, pakaian. Semuanya disediakan di alam raya oleh Tuhan.

Orang Kristen lebih dari BURUNG-BURUNG DI UDARA. Artinya orang Kristen harus pandai dan aktif menyongsong berkat Tuhan. Jangan bersantai-santai duduk tenang dan tidur nyenyak di dalam sangkar. Tetapi hendaklah mau keluar dan bekerja menyongsong berkat yang sebenarnya telah Tuhan sediakan bagi kita.

Janganlah orang Kristen menaruh harap dan menggantungkan diri pada manusia atau boss atau apapun selain Allah, karena semuanya itu akan mengecewakan dan membuat kerdil iman manusia. Membuat kuatir tentang makanan, minuman dan pakaian, maupun tentang hari esok. Bahkan itu hanya akan membuat orang seperti “ burung dalam sangkar “. 

Orang Kristen LEBIH DARI BURUNG-BURUNG DI UDARA. Lebih percaya akan berkat dari Allah. Orang Kristen memiliki kreatifitas yang lebih untuk menyongsong berkat- berkat dari Allah. Dan PASTI berkat akan dicurahkan melimpah, mengalahkan segala ketakutan dan rasa kuatir. 

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !





Jumat, 01 Juni 2012



TUHAN YESUS AKAN MEMBAPTIS BUMI !

Oleh : Pdt Peter BS/HM

Waktu ini kita melihat betapa banyaknya bencana terjadi, dari tsunami yang memakan korban ratusan ribu jiwa, gempa bumi yang menelan ribuan jiwa, gunung meletus, luapan lumpur panas, bahkan munculnya berbagai macam penyakit. Semuanya itu seijin Tuhan untuk menyadarkan betapa rapuhnya kebanggaan dunia ini. Bila bencana terjadi, harta yang ditimbun berpuluh-puluh tahun bisa musnah seketika. Bila bencana terjadi orang bisa menjadi korban tidak pandang miskin atau kaya. Tidak pandang pejabat atau pengemis, tidak pandang orang besar atau kecil kalau terkena bencana akan sama saja. Saat orang mengerang kesakitan, saat orang meregang nyawa dan meninggal semuanya akan sama saja. 

Namun ada SATU HAL PASTI yang akan MEMBUAT BEDA. Yaitu bahwa Allah sanggup meluputkan anak-anak yang dikasihiNya dari berbagai bencana dan derita. 

BAPTISAN YANG BENAR dan ROHANI akan mampu meluputkan manusia dari bencana-bencana besar yang melanda bumi. Dengan cara-caraNya yang ajaib Dia akan memilih anak-anak yang dikasihiNya untuk diselamatkan, walau DITENGAH-TENGAH BENCANA. 

Berfirmanlah TUHAN:”Aku akan menghapuskan manusia yang telah kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa aku telah menjadikan mereka”. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. (Kejadian 6:7-8 ) 

Seperti pada jaman Nabi Nuh, maka Allah mengijinkan dunia dilanda bencana besar AIR BAH, yang meliputi seluruh bumi. Allah melakukan hal itu karena manusia yang diciptakannya sudah RUSAK MORALNYA. 

“Adapun bumi itu telah rusak dihadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak” ( Kejadian 6:11-12 ) 

Al Kitab mencatat bahwa bencana yang bersekala besar itu selalu terjadi bila bumi sudah penuh kekerasan dan menjalani hidup yang rusak. Tidak bisa disangkal lagi dan harus menjadi pelajaran untuk kita sekarang. Kehidupan macam apa yang dilakukan oleh orang-orang yang tertimpa bencana besar. Apakah mereka orang-orang baik? Apakah mereka orang orang yang suci? Apakah mereka orang-orang yang cinta damai dan kasih sayang? Apakah mereka orang-orang yang dekat denga TUHAN YESUS?. Tidak perlu dijawab tapi Renungkan dan fikirkan semua itu. 

Allah tidak pernah melaknat orang-orang yang hidup suci, benar dan Kudus. 

BAPTISAN itu sesungguhnya adalah SAAT ALLAH MEMBINASAKAN KEJAHATAN dan memberi hidup pada orang orang kudusNya. Baptisan masal air bah pada jaman Nabi Nuh bertujuan membinasakan orang-orang dengan kejahatannya dan memberi hidup pada orang-orang benar yang disayangiNya. 

Selanjutnya juga ada pelajaran indah Ketika Bangsa Israel dibawa oleh Nabi Musa menyeberangi Laut Teberau. Pada saat itu juga terjadi BAPTISAN MASAL. Israel yang dipimpin Nabi Musa adalah orang yang benar dan kudus, dan mereka selamat menyeberangi laut teberau. Akan tetapi Firaun dan bala tentaranya yang jahat penuh hawa nafsu, amarah, geram binasa di Laut Teberau. 

Apakah air Bah pada jaman nabi Nuh itu bencana? Apakah laut Teberau yang membinasakan Firaun bersama bala tentaranya itu juga bencana?. Tentu bagi Nuh air bah itu bukan bencana, tetapi bagi orang-orang jahat yang dibinasakan maka itu adalah bencana. 

Tentu juga bagi Israel Laut Teberau bukanlah bencana, bahkan merupakan peluang keselamatan. Namun bagi Firaun dan bala tentaranya maka laut Teberau adalah suatu bencana yang dahsyat dan mengerikan. 

Itu adalah BAPTISAN DALAM SEKALA BESAR. Sedangkan dalam tubuh kita masing-masing ada BAPTISAN dalam arti kecil dalam arti Rohani. 

Baptisan itu pada hakekatnya adalah saat seseorang bisa membinasakan sifat-sifat jahat dan rusak ( seperti sifatnya orang-orang jaman Nabi Nuh ) saat seseorang bisa membinasakan sifat amarah, geram dan jahat (seperti sifat Firaun dan bala tentaranya). Untuk kemudian hidup suci seperti Nabi Nuh dan hidup taat kepada Allah seperti Nabi Musa dan pengikutnya (Israel ). 

Baptisan bukanlah masalah dengan apa atau bagaimana liturgi atau cara baptisan. Sebab babtisan macam apapun kalau pada akhirnya melahirkan orang-orang yang tetap berbuat jahat dan dosa, maka itu adalah baptisan yang salah. Namun baptisan dengan cara apapun juga bila pada akhirnya melahirkan orang-orang yang berkarakter benar, suci, kudus dan berhati nurani baik, maka itu adalah baptisan yang benar. Jadi tidaklah bijaksana jika masalah liturgi baptisan menjadi perdebatan dikalangan gereja-gereja saat ini. Tuhan katakan bahwa segala sesuatu itu hendaklah dilihat dari buah-buahnya. Juga Petrus pernah katakan bahwa BAPTISAN itu sekedar kiasan dari suatu proses orang yang bertobat yaitu meninggalkan sifat-sifat jahatnya dan selanjutnya hidup baru dalam Roh dan Kebenaran. 

“Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah- oleh kebangkitan Yesus Kristus”( 1 Petrus 3:21 ) 

HIKMAH TERPENTING dari makna baptisan adalah: 

BILA ORANG SUDAH BISA MEMATIKAN/MEMBINASAKAN SIFAT-SIFAT JAHAT DAN DOSANYA, MAKA SUDAH PASTI ALLAH TIDAK AKAN MENGHUKUM DENGAN BENCANA. NAMUN BILA MANUSIA MEMUPUK NAFSU DAN KEJAHATAN MAKA ALLAH AKAN MENDATANGINYA DENGAN BENCANA YANG TAK TERDUGA-DUGA

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !