Sabtu, 22 Juni 2013

BEJANA TANAH LIAT

Oleh: Pdt Peter bs/hm





“Demikianlah aku dapati hukum ini; Jika aku menghendaki  berbuat apa yang baik , yang jahat itu ada padaku. Sebab dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku” ( Roma 7; 21-23 )

Tubuh kita laksana bejana tanah liat yang rapuh. Tetapi bila kita memiliki Roh Kudus maka di dalam bejana tanah liat itu terdapat harta yang mulia ( 2 Korintus 4;7 ).

Di dalam hati dan pikiran kita memang selalu muncul keinginan-keinginan yang baik ,suci dan mulia. Namun sifat asli daging ( bejana tanah liat ) yaitu berbagai keinginan buruk dan nafsu justru datang.

Kita pingin menolong orang miskin tapi kadang keinginan kita berbelanja/menghambur-hamburkan uang lebih besar. Akhirnya tidak jadi membantu orang miskin. Pingin sekali bisa memenuhi Firman Tuhan, persembahan persepuluhan, persembahan ucapan syukur. Namun sering kali kebutuhan datang bertubi-tubi sehingga sering kali kita gagal memberi dengan baik. Pingin sekali bisa sembahyang malam satu jam- dua jam. Namun rasa ngantuk, capek bukan main, hingga akhirnya lupa sama sekali sembahyangnya. Pingin selalu menjaga kesucian hidup, namun kok ya, roh bohong masih saja datang, dan sebagainya.
            
Namun jangan kemudian ayat ini menjadi pembenar orang yang berbuat jahat. Dengan berkata“Biarlah kita kan manusia darah dan daging, nggak apa kalau sekali dua-kali bohong” dan sebagainya. Akhirnya menjadi orang Kristen tetap saja seperti orang duniawi; tukang bohong, dan banyak melakukan dosa.
            
Karena ayat ini sesungguhnya mengingatkan betapa besar anugerah Allah atas manusia yang hina dan penuh cacat-cela. Bahwa bersama Kristus kita akan mampu mengalahkan roh pembohong. Bersama Kristus kita mampu mengalahkan kemalasan. Bersama Kristus kita mampu mengalahkan kemiskinan. Bersama Kristus kita mampu mengalahkan keinginan-keinginan najis dan kotor. Bersama Kristus kita mampu mengalahkan sakit penyakit dan berbagai kelemahan tubuh manusia.

“Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini ? Syukur kepada Allah ! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7;24-25 )

Manusia jasmani kita adalah bejana tanah liat, akan tetapi manusia rohani kita adalah harta mulia. Bejana tanah liat ( darah dan daging ) tidak akan dibawa masuk ke surga. Tetapi Tubuh rohani yang akan masuk ke surga;

“Saudara-saudara inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah….”( 1 Korintus 15;50 )

Jadi menurut firman ini,Surga itu bukan kediaman untuk darah dan daging melainkan untuk tubuh-tubuh spiritual yang dimuliakan derajadnya oleh Allah.
            
Jadi jangan membayangkan kalau di surga itu urusannya makanan-makanan yang enak,ada supermarket melihat gadis-gadis cantik( bidadari), melihat perjaka-perjaka tampan ( bidadara ). Urusan makanan, jual-beli, urusan kawin-mengawinkan itu urusan darah dan daging. Urusan mulut, urusan perut, kenikmatan mata, syahwat,itu termasuk keperluan daging.
            
Surga itu bukan tempat MENGUMBAR KENIKMATAN daging ( jasmani );Isteri banyak dan cantik-cantik, makanan enak-enak, ranjang empuk, rumah mewah dan sebagainya. Itu persepsi yang keliru tentang surga. Bisa difikirkan kalau surganya seperti itu ( tempat memuaskan nafsu ) terus bagaimana kehidupan sebelumnya di dunia apa tidak lebih rusak lagi ?

Tapi yang benar ialah bahwa surga adalah tempa dimana seseorang mendapatkan kepuasan rohani.

Digambarkan dalam Kitab Wahyu
Bahwa di Surga itu kegiatannya adalah KUDUS semata-mata. Siang malam menyembah Allah selama-lamanya ( Wahyu 4;10 ). Di surga itu kenikmatan yang yang paling tinggi adalah beribadah kepadaNya dan melihat wajahNya.
            
Melalui Kristus kita akan mendapatkan Surga. Di Surga itu kegiatannya ibadah siang dan malam, menikmati wajah Tuhan yang Luar Biasa.

“Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hambanya akan beribadah kepadaNya, dan mereka akan melihat wajahNya, dan namaNya akan tertulis di dahi mereka” (Wahyu 22;3-4)

Melalui ibadah manusia dilatih untuk terbiasa menikmati situasi dan kondisi di surga. Ayo jemaat yang terkasih marilah kita rajin dan tekun beribadah, karena melalui ibadah kita belajar BERADAPTASI dengan lingkungan surga.
            
Kalau ada orang yang tidak kerasan dengan ibadah. Ibadah males banget, terasa capek. Lha bagaimana nanti? Di Surga itu ibadah terus lho acaranya!!! Itu tandanya nggak betah dengan suasana surga. Mungkin belum layak, atau mungkin harus banyak belajar lagi.
            
Sebaliknya bila ada orang yang merasa sangat senang dengan ibadah, rajin ibadah, bahkan seolah-olah tiada rasa capek. Maka orang tersebut berarti mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan surga.

“…Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang”
( 1 Timotius 4; 7b-8 )

Tubuh jasmani yang kita miliki sekarang hanyalah sebagai sarana Pembentukan Manusia rohani. Bila Tubuh digunakan dengan benar; Untuk ibadah dan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Firman Allah dan Roh Kudus, maka di dalam diri kita akan terbentuk MANUSIA ROHANI yang layak menerima surga.

Namun bila Tubuh jasmani digunakan untuk hal-hal yang jahat, maka akan membentuk MANUSIA ROHANI yang jahat, yang kelak akan menghuni neraka.