Minggu, 15 April 2012


Membangun Bait Allah Rohani (Tahap-tahap Menjadikan Tubuh Sebagai Bait Suci )
Oleh : Pdt Peter BS/HM

Yang dimaksud Bait Allah adalah tempat dimana Allah hadir dan berkomunikasi dengan umatNya. Bait Allah sangat penting artinya bagi kehidupan umat Kristen yang ingin dekat padaNya. Sebab lewat Bait Allah orang mendapatkan jaminan segalanya dari perkara jasmani sampai pada perkara rohani. Melalui Bait Allah segala karya Allah dinyatakan.

Pada jaman nabi Musa ketika Allah ingin hadir ditengah-tengah umatNya, Dia menyuruh Musa beserta seluruh jemaat Israel untuk membangun Bait Allah yang disebut  Tabernakel. Dan dari dalam Tabernakel itulah nantinya Allah menurunkan Wahyu dan petunjuk kepada bangsa Israel, supaya Israel memperoleh kemenangan.

Dan mereka harus membuat tempat kudus bagiKu, supaya Aku akan diam ditengah-tangah mereka. Menurut segala apa yang kutunjukkan kepadamu  sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotnya, demikianlah, harus kamu membuatnya.  Dan disanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang diatas  tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tenteng segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.( Keluaran 25 ;8,22 )

Lewat Bait Allah yang namanya Tabernakel tersebut, bangsa Israel mengalami kemenangan-kemenangan. Setiap saat Allah membimbing umatNya. Setiap saat Allah berbicara dari atas Tabut yang didengar Imam Besar dan disampaikan kepada seluruh jemaat Israel. Kepemimpinan Allah  sangat nyata dalam Ibadah sistem Bait Allah / tabernakel tersebut.

Tabernakel / Bait Allah tersebut dibangun menurut  Wahyu yang diterima Musa diatas gunung. Bangunan secara detailnya ditunjukkan Allah kepada nabi Musa. Kemudian setelah tabernakel / Bait Allah ini selesai  dibangun menurut  wahyu dari Allah secara detail, akhirnya bangsa Israel merasakan jamahan dan lawatan Allah.

Kemudian di dalam Perjanjian Baru tenyata firman Allah menyatakan bahwa yang disebut Bait Allah adalah: Tubuh yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau pada jaman Taurat / jaman Musa  yang disebut Bait Allah adalah Tabernakel atau Kemah Suci yang memiliki ukuran detail tertentu, seperti ditunjukkan  Musa diatas gunung (Keluaran 25: 9) Bait Allah itu memiliki bentuk, dan ciri yang sangat khusus, bahkan sangat detail seperti ditulis dalam kitab Keluaran pasal 25 sampai pasal 40.

Dan ternyata Bait Allah / Tabernakel yang dahulu tertulis secara detail dalam Kitab Keluaran itu adalah gambaran secara rinci mengenai Tubuh Kita yang menjadi Bait Allah Roh Kudus.

Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ( 1 Korintus 3 ; 16 )

Jawab Yesus kepada mereka ;” Rombak Bait Allah ini, dan dalam waktu tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”. Lalu kata orang Yahudi kepadaNya ;”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”. Tetapi yang dimaksudNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri. ( Yohanes 2 ; 19 – 21 )

Tuhan Yesus sendiri juga menyatakan bahwa Bait Suci yang sesungguhnya adalah tubuhNya sendiri.

Pembangunan Bait Allah secara rohani adalah pembangunan tubuh kita hingga menjadi kediaman Allah Roh Kudus. Dalam kata lain bila tubuh ini menjadi Bait Allah maka tubuh akan menjadi surga kecil , yang turun ke bumi. Seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6 ; 10.

Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.( Matius 6;10 )

Bila tubuh menjadi Bait Allah berarti; mendatangkan kerajaanNya. Suasana surga adalah suasana damai, suka-cita, suasana sehat, sejuk dan penuh pemeliharaan Allah. Suasana ini akan menandai orang yang berhasil menjadi Bait Suci.

Sementara itu iblis juga ingin merebut tubuh manusia dan dijadikannya sebagai tempat kediamannya. Iblis ingin menguasai tubuh manusia untuk dijadikannya neraka kecil.

Iblis yang biasa tinggal dalam kerajaan neraka ingin menjadikan tubuh manusia  sebagai tempat tinggal seperti neraka. Iblis akan berhasil menembus masuk dan menguasai tubuh bila seseorang melakukan perbuatan dosa.

Dosa yang diperbuat oleh seseorang dengan anggota-anggota tubuhnya memberikan peluang untuk iblis masuk. Dosa adalah pintu masuknya iblis untuk merusak tubuh manusia.
       
Melalui dosa iblis menyengat dan memasukkan bisa maut ke dalam tubuh manusia.Dan akibat yang bisa ditimbulkan oleh sengatan iblis adalah munculnya  sakit penyakit. Anggota tubuh yang digunakan untuk melakukan perbuatan dosa adalah angota tubuh yang disengat iblis dan bisa maut masuk dan menjalar ke dalamnya. Tubuh yang dilanda sakit penyakit adalah tubuh yang berhasil diduduki iblis,dan dijadikannya neraka kecil( neraka = tempatnya iblis ). Suasana neraka adalah suasana kesakitan, panas, ratap tangis serta suasana keputus-asaan.

Dengan membangun tubuh sebagai Bait Allah manusia akan mengalahkan sakit penyakit. Dengan bertobat dari dosa-dosa, dan menghindari perbuatan dosa maka berarti manusia menutup pintu masuk bagi iblis. Menutup masuknya sakit penyakit.
         
MENGALAHKAN MAUT

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah Firman Tuhan yang tertulis ;” Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?”
 ( 1 Korintus 15; 51-55 )

Dalam Al Kitab dituliskan ada beberapa orang diantara para nabi terdahulu yang tidak mengalami kematian tubuh, misalnya Henok dan Elia. Kemudian pada akhir jaman juga akan ada seangkatan umat yang akan diangkat hidup-hidup dan tidak mengalami kematian tubuh. Kalau pada jaman dahulu hanya terjadi pada beberapa orang, maka pada akhir jaman akan terjadi secara massal ( 1 Korintus 15;51-55,  1 Tesalonika 4;13-18).

Bagaimana bisa terjadi hingga seorang manusia yang ditandai dengan berbagai kekurangan bisa mengalami kejadian yang sangat luar biasa sehingga tubuhnya tidak mengalami kematian. Bila dicari jawabnya melalui sains dan teknologi mungkin akan sangat sulit. Tetapi bila dicari jawabnya melalui pengungkapan rahasia Firman Allah akan bisa dilihat secara jelas mengapa seorang manusia bisa mengalami hal yang ajaib tersebut.

Sebagai dasar utama seseorang bisa mengalahkan maut adalah Hidup menjadi Bait Suci. Artinya Roh Kudus tinggal dalam tubuhnya. Tubuh yang menjadi Bait Suci adalah tubuh yang dipergunakan untuk melakukan aktifitas-aktifitas positif sesuai dengan tuntunan Firman Allah. Segenap organ tubuh dikendalikan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan benar. Inilah dasar pertama yang harus dilakukan bila sesorang ingin mengalahkan maut dan mempersiapkan diri untuk masa pengangkatan.

Tubuh manusia itu terdiri dari trilliunan sel hidup, yang pada akhirnya membentuk organ dan jaringan tubuh. Dan setiap sel itu memiliki usia hidup, dan bila sel-sel itu sudah mati akan digantikan dengan sel yang baru pada suatu organ tubuh. Tapi pergantian sel juga tidak terjadi selama-lamanya, karena organ-organ tubuh juga memiliki usia. Dengan demikian tanpa adanya Mujijat Allah maka sangat mustahil, orang bisa mengalahkan maut.

Bila Tubuh ini menjadi Bait Suci dan didiami Roh Kudus, maka akan berpengaruh besar pada pembaharuan sel-sel dalam tubuh. Orang yang didiami Roh Kudus akan memiliki karakter emosi yang stabil sehingga sangat kecil kemungkinan terserang penyakit; darah tinggi, stroke,jantung, deperesi dan sejenisnya. Orang yang didiami Roh Kudus juga pasti memiliki pola makan yang baik sehingga kecil kemungkinan terserang penyakit kanker,kolesterol,diabetes dan sejenisnya.

Dengan belajar hidup menjadi Bait Suci Allah berarti belajar memperoleh kesehatan yang baik dan memperpanjang usia harapan hidup. Paling tidak orang yang berhasil menjadi Bait Suci Allah akan memiliki keadaan tubuh ( kesehatan) yang lebih baik daripada orang yang tidak menjadi Bait Suci Allah.

Agar tubuh benar-benar menjadi Bait Allah yang sehat dan berkemanangan, maka tubuh harus memiliki sifat dan karakter Bait Suci.( 1 Korintus 3 ; 16 , 1 Korintus 6;19-20 ). Menurut hukum surgawi ini maka orang yang menggunakan tubuhnya untuk perbuatan dosa  disebut “Membinasakan Bait Allah”(1 Korintus 3 ; 17). Dosa yang diperbuat seseorang secara rohani akanmenggerakkan dimensi keempat untuk menimbulkan celaka pada anggota tubuh yang terkena dosa (Yang melakukan adalah si iblis pembawa sengat maut ). Dosa yang lama diperbuat, dipendam-pendam terus, tidak diperdamaikan dengan Kristus menjadi peluang untuk iblis memberikan sengatan maut, dan merusak tubuh yang seharusnya menjadi Bait Allah.

Kuasa sakit penyakit yang ditimbulkan oleh Iblis yang bekerja secara gaib ini beroperasi sedemikian rupa sehingga merusak anggota tubuh yang tidak kudus. Secara kedokteran ini sulit dilacak, sebab sakit penyakit disini yang dianggap sebagai penyebab adalah dosa dan iblis. Segenap baksil,virus dan kuman penyakit dalam hal ini dipandang sebagai mediator “monster”  yang digerakkan oleh iblis untuk merusak Bait Allah. Dan sakit penyakit itu terjadi karena sebab yang hakiki yang tidak terdeteksi oleh alat-alat kedokteran, yaitu dosa.

Bahkan ada sakit penyakit ( kerusakan tubuh ) yang terjadi secara mendadak, bukan karena kuman dan sejenisnya misalnya karena kecelakaan. Bagian tubuh yang kena celaka itulah pada hakekatnya menjadi sasaran iblis. Dan itu diijinkan Allah karena manusia membuka peluang lewat perbuatan dosa.

Al Kitab mencatat suatu hikmat yang dalam, yang tidak terdeteksi oleh teknologi manusia. Misalnya seperti kejadian yang menimpa Ayub. Dibalik kebangkrutan ternak dan pekerjaan Ayub, dibalik kematian anak-anak Ayub, iblis yang mendalangi. Mungkin kalau Al Kitab tidak memberikan keterangan apa yang terjadi dibalik musibah Ayub, mungkin orang bisa menuduh ; Ayub kurang hati-hati menjaga ternaknya, sehingga terkena bencana. Atau mungkin Ayub kurang bisa mendidik anak-anaknya sehingga mereka suka minum anggur hingga ditimpa bencana. Bahkan Ayub sakit barah di sekujur tubuhnya. Mungkin orang berkomentar ; Ayub tidak bisa menjaga kebersihan tubuh sehingga terserang kuman penyakit barah.

Padahal memang sesungguhnya makna hakiki dari bencana yang menimpa Ayub adalah ; Iblis sedang menggerayangi/menjamah Ayub. Iblis diijinkan untuk mencobai Ayub karena dalam diri Ayub ada satu dosa terselubung yaitu dosa penakut.

Karena yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapatkan ketenangan dan ketenteraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul. ( Ayub 3; 25 – 26 )

Padahal menurut Kitab Wahyu pasal 21 ;8 , penakut adalah salah satu jenis dosa yang membuat seseorang tidak berhak memasuki Yerusalem Baru.

TAHAP-TAHAP MEMBANGUN TUBUH MENJADI BAIT ALLAH

Kemudian untuk memperoleh tingkatan lebih lanjut yaitu supaya tidak sekedar mengalahkan sakit-penyakit, tapi bisa mengalahkan maut maka seluruh aktivitas tubuh harus bercirikan aktivitas Bait Suci. Bait Suci/Kemah Suci pada jaman Nabi Musa disebut Tabernakel. Dan sekarang Bait Suci itu adalah Tubuh Kita sendiri yang menjadi kediaman Allah Roh Kudus.

Untuk mengalahkan maut maka hidup kita harus berciri Bait Suci. Adapun Bait Suci atau Tabernakel memiliki sembilan (9) bagian pokok yang menjadi ciri utama, antara lain ; 1. Pintu Gerbang, 2. Mezbah Korban Bakaran, 3. Bejana Pembasuhan, 4. Pintu Kemah Suci, 5. Meja Roti Sajian, 6. Pelita Emas, 7. Mezbah Dupa, 8 Pintu Tirai Maha Kudus, 9 Ruang Maha Kudus ( Tabut Perjanjian Allah ), seperti dituliskan dalam Kitab Keluaran pasal 25-27, pasal 36-38.

Karena Bait Suci itu sekarang adalah Tubuh Kita maka untuk mencapai kesempurnaan/mengalahkan maut kita harus menghiasi diri dengan gaya hidup yang berciri Bait Suci antara lain ;

1.     Pintu Gerbang ( Keluaran 27; 13-16,  38; 13-15, 18-20 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada iman dan percaya kita yang utuh, kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah lahir ke dunia. Tuhan Yesus yang menampilkan diriNya sebagai seorang Raja, sekaligus sebagai Hamba, sebagai Anak Manusia dan Anak Allah. Artinya Tuhan Yesus yang mampu menjiwai seluruh kehidupan umatNya, dari yang kaya ( Raja) hingga yang miskin(  Hamba). Dari kehidupan biasa ( Anak Manusia ) hingga kehidupan yang penuh mujijat( Anak Allah ).

Iman dan Percaya kita kepada Empat Injil ; Matius Markus, Lukas dan Yohanes. Kita Harus memiliki iman yang teguh dan tak tergoyahkan.

2.     Mezbah Korban Bakaran ( Keluaran 27; 1-8,  38;1-7 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada proses pertobatan yang sungguh-sungguh. Berpaling dari perbuatan –perbuatan dosa dan kenajisan kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Firman Tuhan. Yakin bahwa Tuhan Yesus sudah menebus dosa kita dan kita tidak boleh lagi melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Kita harus belajar untuk memikul salib mengikuti proses kehidupan yang terasa berat karena menuruti kebenaran Firman Allah. Dosa-dosa dan keinginan daging kita seperti dikoyak-koyak dan dibakar di mezbah Allah. Rasanya sangat berat meninggalkan kebiasaan dosa-dosa masa lalu, namun akan terasa sangat indah bila kita mampu melakukannya.

Mezbah Korban Bakaran arti rohaninya adalah suatu tingkatan iman dimana seseorang bisa bertobat dengan sungguh-sungguh, rela sengsara untuk mengikuti proses salib, dan bisa belajar memberikan persembahan yang baik bagi kemuliaan Tuhan.

3.     Bejana Pembasuhan ( Keluaran 30; 17-21,  38;8 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada proses Kelahiran Baru . Dalam tingkatan ini kita harus bisa meninggalkan karakter dan tabiat lama yang penuh kejahatan dan kenajisan, dan kita harus memulai gaya hidup baru , kebiasaan baru yang berbeda dari kebiasaan orang-orang dunia. Yaitu suatu kepribadian surgawi. Kalau dunia cinta kekerasan maka kita harus lemah lembut, kalau dunia cinta kecemaran maka kita harus cinta kesucian, kalau dunia kikir dan pelit maka kita harus murah hati ( Matius 5 ;1-12 ). Hal ini dilambangkan denga proses Baptisan menguburkan/menenggelamkan kepribadian lama dan hidup dalam kepribadian yang baru.

4.     Pintu Kemah Suci ( Keluaran 26;36-37,  36;37-38).

 Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada hidup yang dipenuhi/diurapi Roh Kudus. Memberikan semua anggota ( organ ) tubuh kita untuk melakukan aktifitas/gerakan menurut irama gerak Roh Kudus. Gerakan Roh Kudus ini memiliki ciri bertentangan dengan keinginan hawa nafsu dan daging;
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah….” (  Roma 8; 6-7a )
Dalam tingkatan rohani sedemikian kita dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap suara Roh Kudus dan melakukannya, serta menghindari perbuatan-perbuatan hawa nafsu daging. Kita harus berani mengambil keputusan untuk mengikuti Suara Roh Kudus,dan meninggalkan keinginan hawa nafsu daging. Jangan takut bila melakukan sesuatu menuruti Roh Kudus, sebeb sekalipun berat namun pada akhirnya akan membuahkan suka-cita dan kemenangan. Sebaliknya bila kita menuruti keinginan hawa nafsu daging, sekalipun rasanya enak dan menyenangkan namun pada akhirnya membawa kepada maut dan  berbagai  macam kesulitan hidup. Orang yang hidup menuruti Roh Kudus akan memiliki ciri khusus yaitu buah Roh,antara-lain; kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri. ( Galatia 5; 22 )

5.     Meja Roti Sajian ( Keluaran 25; 23-30,  37; 10-16 )

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada kesediaan kita untuk menuruti Firman Allah. Kesediaan kita untuk memiliki waktu membaca ,mempelajari dan mendengarkan Firman Allah.

          Pada tingkatan ini kita  akan memiliki rasa cinta kepada Firman Tuhan. Ada gairah untuk terus menerus menggali rahasia-rahasia Firman. Adapun ciri yang menandai tingkatan ini adalah timbulnya kecintaan mempelajari Firman Tuhan. Bila membaca Al Kitab menjadi semangat dan tidak mengantuk. Selalu muncul pengertian-pengertian baru setiap membaca Firman Allah.

“Kata Yesus kepada mereka;”Akulah Roti Hidup; barang siapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus lagi.”  ( Yohanes 6;35)

6.     Pelita Emas  (  Keluaran 25;31-40, 37;17-24)

Dalam kehidupan kita sekarang menunjukkan pada persekutuan kita kepada karunia-karunia Roh Kudus. Kita tidak terbuai lagi oleh keajaiban-keajaiban palsu yang datang dari iblis. Kita tidak tertarik lagi pada keajaiban yang datang dari dukun-dukun, dan berbagai macam praktek okultisme. Karena kita sendiri pernah melihat dan merasakan bahwa Mujijat Allah  adalah lebih dahsyat, lebih baik dan lebih kudus.

Pada tingkatan ini kita akan merasakan secara langsung ( bukan kesaksian orang lain) keajaiban-keajaiban yang datang dari Karunia Roh Kudus antara lain; Karunia hikmat, karunia makrifat, karunia kesembuhan,karunia iman, karunia mujijat, karunia bernubuat, karunia menimbang/membedakan roh, karunia berbahasa roh, karunia mengartikan bahasa roh. (  1 Korintus 12; 7-11). Tidak semua karunia ini diterima oleh setiap orang. Tetapi paling tidak salah satu diantaranya menjadi bagian dari orang yang mencapai tingkatan ini.

Pada hakekatnya manusia itu menjadi rebutan oleh dua alam keajaiban;yaitu keajaiban Tuhan dan keanehan/”keajaiban” dari Iblis. Setiap manusia juga ingin memiliki pengalaman khusus untuk memasuki dunia ini. Apabila manusia disentuh oleh keajaiban Tuhan maka akan membangkitkan pengaruh positip dalam hidupnya untuk selalu bersyukur,memiliki kasih dan menghasilkan buah-buah kehidupan yang baik.

Tapi bila manusia disentuh oleh keajaiban palsu yang datang dari Iblis, maka akan berpengaruh pada pola hidupnya. Sekalipun keajaiban dari Iblis bisa juga menyembuhkan penyakit, memberi kekayaan, namun pada hakekatnya akan menyeret manusia pada kesesatan. Dan akan selalu ditemukan ciri perbuatan kotor, najis pada setiap orang yang bersekutu dengan Iblis.

7.     Mezbah Dupa ( Keluaran 30;1-10, 30;34-38, 37;25-28)

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada cinta kasih kita kepada Allah dan kepada sesama yang diungkapkan melalui sembah dan syafaat.

Kita harus memiliki jam-jam untuk menyembah Tuhan. Pada tingkatan ini akan kita pahami makna Sembah yang sesungguhnya. Sembah  itu berbeda dengan doa. Sembah adalah suatu sikap pemujaan,mengagungkan,memuliakan Tuhan. Sedangkan doa adalah suatu kominikasi dengan Allah yang berisi permintaan. Sembahyang itu bisa berlangsung sangat lama, berjam-jam. Sedangkan doa itu hanya berlangsung pada waktu yang relatif singkat.

Dari sini kelihatan sangat jelas bahwa sembah itu memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada doa. Dan pada tingkat mezbah dupa ini kita dituntut untuk memiliki jam-jam sembah ( bukan doa ).

8.     Pintu Tirai Maha Kudus (  Keluaran 26;31-35,  36;35-36 )

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada saat kita bisa “merobek” keinginan hawa nafsu daging untuk mendekat pada Tuhan. Sebab sesungguhnya yang menjadi pembatas antara kita dengan hadirat Tuhan adalah segala nafsu dan keinginan daging kita. Yang menjadi penghalang antara kita dengan Hadirat Maha Kudus ( Ruang Maha Kudus ) adalah “ tirai” hawa nafsu daging kita.

Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu  ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”. ( Yesaya 59;1-2 )
         
Melalui doa dan puasa, kita melalui proses dalam tingkatan Pintu Tirai Maha Kudus. Doa dan puasa adalah satu sarana untuk “merobek” segala macam keinginan nafsu daging. Dengan doa dan puasa kita bisa memasuki ruang Maha Kudus dan melihat cahaya kemuliaan Allah. Itulah sebabnya bila seseorang berhasil dalam doa dan puasanya biasanya selalu diiringi dengan mujijat yang besar.

9.     Tabut Perjanjian Allah ( Keluaran 25;10-22; 37;1-9 ).

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada kesempurnaan persekutuan kita dengan Allah Roh Kudus. Roh Kudus bertahta dalam pikiran dan hati kita. Tubuh kita menjadi “istana” ( Bait Suci/ 1 Kor 3;16) surgawi. Roh Kudus memerintah seluruh aktifitas organ tubuh kita. Bila ini terjadi maka kita akan menjadi orang yang sangat berkemenangan. Kemanapun kita berjalan kita akan selalu beruntung, sakit penyakit akan berlalu, dan berkat-berkat dialirkan kepada kita.

Dalam tingkatan ini badan kita menjadi “istana” dimana Roh Kudus sebagai Sang Raja memerintah seluruh gerakan badan kita. Selain itu kita juga akan dikawal oleh “pasukan surgawi” yang bernama malaikat. Para malaikat ini dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi pengawal bagi setiap orang yang didalam tubuhnya ada Roh Kudus.

Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata; “ Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadai badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api…”
Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang  melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan ?.( Ibrani 1;7-14)

Jadi para malaikat itu menyertai,menolong,mengawal dan melayani kita, bukan karena kita hebat, tetapi karena di dalam tubuh kita ada Roh Kudus. Para malaikat adalah pasukan tentara surga yang memang tugasnya mengawal dimanapun Roh Kudus bertahta.

Kesempurnaan persekutuan bersama Allah Roh Kudus ini yang nantinya menyebabkan seseorang terbebas dari kematian. Disini terletak rahasia kekuatan Ilahi yang sangat ajaib, yang mengalahkan sakit penyakit, menguatkan organ-organ tubuh, dan menciptakan kesehatan yang optimal dalam tubuh manusia.

 Pengangkatan Adalah Wujud Kesempurnaan Ilmu Alkitabiah

Mengalahkan kuasa kematian adalah puncak dari ilmu  Al Kitab. Dalam arti pertama adalah mengalahkan kuasa dosa, dan memiliki hidup kekal di surga. Kemudian dalam arti kedua benar-benar mengalahkan maut, mengalahkan kematian dan mengalami pengangkatan.

Memang sebagian besar umatNya tidak akan merasakan indahnya pengangkatan ( lepas dari kematian). Namun paling tidak bila seseorang mempelajari ilmu Pembangunan Manusia Rohani ini akan memperoleh jaminan keselamatan di surga nanti. Selain itu juga bisa memperbaiki taraf kesehatan tubuh, kesetabilan emosi serta dapat memperpanjang usia harapan hidup.

Sembilan tahap cara-cara menuju kesempurnaan diatas merupakan suatu panduan secara umum untuk memberikan arahan bagaimana cara mempersiapkan diri menyongsong masa pengangkatan. Disusun berdasarkan Pola Bait Suci Allah ( Pola Tabernakel ) dan tingkatan-tingkatannya. Sedangkan yang dimaksud Bait Suci sekarang adalah tubuh kita sendiri ( 1 Korintus 3;16, Yohanes 2;21)

Untuk tercapainya kesempurnaan dan mampu mengalahkan maut, tentunya tidak bisa dilakukan dengan serta-merta, melainkan harus dipelajari dan berlatih sungguh-sungguh, semakin menekuni rahasia Firman Tuhan, karena pengungkapan rahasia Firman itu berkembang dari hari-ke hari. Juga diperlukan kepekaan terhadap suara Roh Kudus setiap kali akan melakukan aktivitas.

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar