Selasa, 09 Juli 2013

KISAH NADAB DAN ABIHU
Oleh Pdt Peter BS/HM



(Lev 10:1)  Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka.

(Lev 10:2)  Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.

API ASING adalah motifasi dan tendensi yang keliru di dalam memberikan persembahan kepada TUHAN. Jangan sampai persembahan-persembahan kita dinyalakan/digerakkan oleh API ASING. Yaitu suatu keinginan lain yang tidak suci, yang tidak tulus dan motifasi-motifasi terselubung yang tidak baik. Ada yang karena supaya kelihatan wah.., ada lagi yang karena perhitungan "bisnis" kepada TUHAN..karena dengan memberi persembahan dia sudah menghitung-hitung, berkat yang bakal diterima setelah memberikan persembahan.

Sebab orang yang API ASING ketika memberikan pesembahan dia terancam KEMATIAN ROHANI..Seperti Nadab dan Abihu.

Orang yang mati rohani itu ditandai dengan sifat "kecewa kepada TUHAN" sudah susah payah memberiakn sesuatu untuk pekerjaan TUHAN, tapi tidak pernah ada lawatan Tuhan yang menjamah atas hidupnya.

Selanjutnya yang lebih berbahaya lagi adalah AUDIT TERHADAP PERSEMBAHAN. Dimana orang memberi persembahan kepada TUHAN tetapi menempatkan diri seperti KREDITOR. Dilihat terus, dibolak-balik bahkan sesungguhnya tidak rela, karena masih ingin menikmatinya.

Seperti kisah anak-anak IMAM ELI 1 Samuel 2: 2-17:

(1Sa 2:12)  Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,

(1Sa 2:13)  ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya

(1Sa 2:14)  dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.

(1Sa 2:15)  Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."

(1Sa 2:16)  Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."

(1Sa 2:17)  Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.

Pelajaran yang kita ambil dari ayat-ayat diatas adalah supaya kita bisa memberikan persembahan kepada TUHAN dengan hati yang tulus muni. Tanpa ada api asing yang membakar/menggerakkannya. Biarlah semuanya karena API ROH KUDUS yang menggerakkannya. Maka persembahan yang demikian akan sangat efektif, mampu menciptakan mujijat-mujijat besar. Jangan seperti anak-anak Harun ( Nadab dan Abihu), yang menggunakan api asing ( arti rohaninya adalah motifasi terselubung ) dibalik persembahan. Juga jangan seperti anak-anak Eli yang suka mungucik, dan menginginkan kembali ( dengan tidak rela memberi persembahan) sehingga anak-anak eli disebut sebagai orang-orang dursila, (1Sa 2:12) .

Marilah kita belajar memiliki sikap hati yang benar ketika memberikan persembahan, yang merupakan wujud kecintaan kita kepada TUHAN YESUS..

SALAM PENUAIAN TUHAN YESUS KRISTUS MEMBERKATI !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar