Minggu, 15 April 2012


Membangun Bait Allah Rohani (Tahap-tahap Menjadikan Tubuh Sebagai Bait Suci )
Oleh : Pdt Peter BS/HM

Yang dimaksud Bait Allah adalah tempat dimana Allah hadir dan berkomunikasi dengan umatNya. Bait Allah sangat penting artinya bagi kehidupan umat Kristen yang ingin dekat padaNya. Sebab lewat Bait Allah orang mendapatkan jaminan segalanya dari perkara jasmani sampai pada perkara rohani. Melalui Bait Allah segala karya Allah dinyatakan.

Pada jaman nabi Musa ketika Allah ingin hadir ditengah-tengah umatNya, Dia menyuruh Musa beserta seluruh jemaat Israel untuk membangun Bait Allah yang disebut  Tabernakel. Dan dari dalam Tabernakel itulah nantinya Allah menurunkan Wahyu dan petunjuk kepada bangsa Israel, supaya Israel memperoleh kemenangan.

Dan mereka harus membuat tempat kudus bagiKu, supaya Aku akan diam ditengah-tangah mereka. Menurut segala apa yang kutunjukkan kepadamu  sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotnya, demikianlah, harus kamu membuatnya.  Dan disanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang diatas  tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tenteng segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.( Keluaran 25 ;8,22 )

Lewat Bait Allah yang namanya Tabernakel tersebut, bangsa Israel mengalami kemenangan-kemenangan. Setiap saat Allah membimbing umatNya. Setiap saat Allah berbicara dari atas Tabut yang didengar Imam Besar dan disampaikan kepada seluruh jemaat Israel. Kepemimpinan Allah  sangat nyata dalam Ibadah sistem Bait Allah / tabernakel tersebut.

Tabernakel / Bait Allah tersebut dibangun menurut  Wahyu yang diterima Musa diatas gunung. Bangunan secara detailnya ditunjukkan Allah kepada nabi Musa. Kemudian setelah tabernakel / Bait Allah ini selesai  dibangun menurut  wahyu dari Allah secara detail, akhirnya bangsa Israel merasakan jamahan dan lawatan Allah.

Kemudian di dalam Perjanjian Baru tenyata firman Allah menyatakan bahwa yang disebut Bait Allah adalah: Tubuh yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau pada jaman Taurat / jaman Musa  yang disebut Bait Allah adalah Tabernakel atau Kemah Suci yang memiliki ukuran detail tertentu, seperti ditunjukkan  Musa diatas gunung (Keluaran 25: 9) Bait Allah itu memiliki bentuk, dan ciri yang sangat khusus, bahkan sangat detail seperti ditulis dalam kitab Keluaran pasal 25 sampai pasal 40.

Dan ternyata Bait Allah / Tabernakel yang dahulu tertulis secara detail dalam Kitab Keluaran itu adalah gambaran secara rinci mengenai Tubuh Kita yang menjadi Bait Allah Roh Kudus.

Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ( 1 Korintus 3 ; 16 )

Jawab Yesus kepada mereka ;” Rombak Bait Allah ini, dan dalam waktu tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”. Lalu kata orang Yahudi kepadaNya ;”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”. Tetapi yang dimaksudNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri. ( Yohanes 2 ; 19 – 21 )

Tuhan Yesus sendiri juga menyatakan bahwa Bait Suci yang sesungguhnya adalah tubuhNya sendiri.

Pembangunan Bait Allah secara rohani adalah pembangunan tubuh kita hingga menjadi kediaman Allah Roh Kudus. Dalam kata lain bila tubuh ini menjadi Bait Allah maka tubuh akan menjadi surga kecil , yang turun ke bumi. Seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6 ; 10.

Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.( Matius 6;10 )

Bila tubuh menjadi Bait Allah berarti; mendatangkan kerajaanNya. Suasana surga adalah suasana damai, suka-cita, suasana sehat, sejuk dan penuh pemeliharaan Allah. Suasana ini akan menandai orang yang berhasil menjadi Bait Suci.

Sementara itu iblis juga ingin merebut tubuh manusia dan dijadikannya sebagai tempat kediamannya. Iblis ingin menguasai tubuh manusia untuk dijadikannya neraka kecil.

Iblis yang biasa tinggal dalam kerajaan neraka ingin menjadikan tubuh manusia  sebagai tempat tinggal seperti neraka. Iblis akan berhasil menembus masuk dan menguasai tubuh bila seseorang melakukan perbuatan dosa.

Dosa yang diperbuat oleh seseorang dengan anggota-anggota tubuhnya memberikan peluang untuk iblis masuk. Dosa adalah pintu masuknya iblis untuk merusak tubuh manusia.
       
Melalui dosa iblis menyengat dan memasukkan bisa maut ke dalam tubuh manusia.Dan akibat yang bisa ditimbulkan oleh sengatan iblis adalah munculnya  sakit penyakit. Anggota tubuh yang digunakan untuk melakukan perbuatan dosa adalah angota tubuh yang disengat iblis dan bisa maut masuk dan menjalar ke dalamnya. Tubuh yang dilanda sakit penyakit adalah tubuh yang berhasil diduduki iblis,dan dijadikannya neraka kecil( neraka = tempatnya iblis ). Suasana neraka adalah suasana kesakitan, panas, ratap tangis serta suasana keputus-asaan.

Dengan membangun tubuh sebagai Bait Allah manusia akan mengalahkan sakit penyakit. Dengan bertobat dari dosa-dosa, dan menghindari perbuatan dosa maka berarti manusia menutup pintu masuk bagi iblis. Menutup masuknya sakit penyakit.
         
MENGALAHKAN MAUT

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah Firman Tuhan yang tertulis ;” Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?”
 ( 1 Korintus 15; 51-55 )

Dalam Al Kitab dituliskan ada beberapa orang diantara para nabi terdahulu yang tidak mengalami kematian tubuh, misalnya Henok dan Elia. Kemudian pada akhir jaman juga akan ada seangkatan umat yang akan diangkat hidup-hidup dan tidak mengalami kematian tubuh. Kalau pada jaman dahulu hanya terjadi pada beberapa orang, maka pada akhir jaman akan terjadi secara massal ( 1 Korintus 15;51-55,  1 Tesalonika 4;13-18).

Bagaimana bisa terjadi hingga seorang manusia yang ditandai dengan berbagai kekurangan bisa mengalami kejadian yang sangat luar biasa sehingga tubuhnya tidak mengalami kematian. Bila dicari jawabnya melalui sains dan teknologi mungkin akan sangat sulit. Tetapi bila dicari jawabnya melalui pengungkapan rahasia Firman Allah akan bisa dilihat secara jelas mengapa seorang manusia bisa mengalami hal yang ajaib tersebut.

Sebagai dasar utama seseorang bisa mengalahkan maut adalah Hidup menjadi Bait Suci. Artinya Roh Kudus tinggal dalam tubuhnya. Tubuh yang menjadi Bait Suci adalah tubuh yang dipergunakan untuk melakukan aktifitas-aktifitas positif sesuai dengan tuntunan Firman Allah. Segenap organ tubuh dikendalikan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan benar. Inilah dasar pertama yang harus dilakukan bila sesorang ingin mengalahkan maut dan mempersiapkan diri untuk masa pengangkatan.

Tubuh manusia itu terdiri dari trilliunan sel hidup, yang pada akhirnya membentuk organ dan jaringan tubuh. Dan setiap sel itu memiliki usia hidup, dan bila sel-sel itu sudah mati akan digantikan dengan sel yang baru pada suatu organ tubuh. Tapi pergantian sel juga tidak terjadi selama-lamanya, karena organ-organ tubuh juga memiliki usia. Dengan demikian tanpa adanya Mujijat Allah maka sangat mustahil, orang bisa mengalahkan maut.

Bila Tubuh ini menjadi Bait Suci dan didiami Roh Kudus, maka akan berpengaruh besar pada pembaharuan sel-sel dalam tubuh. Orang yang didiami Roh Kudus akan memiliki karakter emosi yang stabil sehingga sangat kecil kemungkinan terserang penyakit; darah tinggi, stroke,jantung, deperesi dan sejenisnya. Orang yang didiami Roh Kudus juga pasti memiliki pola makan yang baik sehingga kecil kemungkinan terserang penyakit kanker,kolesterol,diabetes dan sejenisnya.

Dengan belajar hidup menjadi Bait Suci Allah berarti belajar memperoleh kesehatan yang baik dan memperpanjang usia harapan hidup. Paling tidak orang yang berhasil menjadi Bait Suci Allah akan memiliki keadaan tubuh ( kesehatan) yang lebih baik daripada orang yang tidak menjadi Bait Suci Allah.

Agar tubuh benar-benar menjadi Bait Allah yang sehat dan berkemanangan, maka tubuh harus memiliki sifat dan karakter Bait Suci.( 1 Korintus 3 ; 16 , 1 Korintus 6;19-20 ). Menurut hukum surgawi ini maka orang yang menggunakan tubuhnya untuk perbuatan dosa  disebut “Membinasakan Bait Allah”(1 Korintus 3 ; 17). Dosa yang diperbuat seseorang secara rohani akanmenggerakkan dimensi keempat untuk menimbulkan celaka pada anggota tubuh yang terkena dosa (Yang melakukan adalah si iblis pembawa sengat maut ). Dosa yang lama diperbuat, dipendam-pendam terus, tidak diperdamaikan dengan Kristus menjadi peluang untuk iblis memberikan sengatan maut, dan merusak tubuh yang seharusnya menjadi Bait Allah.

Kuasa sakit penyakit yang ditimbulkan oleh Iblis yang bekerja secara gaib ini beroperasi sedemikian rupa sehingga merusak anggota tubuh yang tidak kudus. Secara kedokteran ini sulit dilacak, sebab sakit penyakit disini yang dianggap sebagai penyebab adalah dosa dan iblis. Segenap baksil,virus dan kuman penyakit dalam hal ini dipandang sebagai mediator “monster”  yang digerakkan oleh iblis untuk merusak Bait Allah. Dan sakit penyakit itu terjadi karena sebab yang hakiki yang tidak terdeteksi oleh alat-alat kedokteran, yaitu dosa.

Bahkan ada sakit penyakit ( kerusakan tubuh ) yang terjadi secara mendadak, bukan karena kuman dan sejenisnya misalnya karena kecelakaan. Bagian tubuh yang kena celaka itulah pada hakekatnya menjadi sasaran iblis. Dan itu diijinkan Allah karena manusia membuka peluang lewat perbuatan dosa.

Al Kitab mencatat suatu hikmat yang dalam, yang tidak terdeteksi oleh teknologi manusia. Misalnya seperti kejadian yang menimpa Ayub. Dibalik kebangkrutan ternak dan pekerjaan Ayub, dibalik kematian anak-anak Ayub, iblis yang mendalangi. Mungkin kalau Al Kitab tidak memberikan keterangan apa yang terjadi dibalik musibah Ayub, mungkin orang bisa menuduh ; Ayub kurang hati-hati menjaga ternaknya, sehingga terkena bencana. Atau mungkin Ayub kurang bisa mendidik anak-anaknya sehingga mereka suka minum anggur hingga ditimpa bencana. Bahkan Ayub sakit barah di sekujur tubuhnya. Mungkin orang berkomentar ; Ayub tidak bisa menjaga kebersihan tubuh sehingga terserang kuman penyakit barah.

Padahal memang sesungguhnya makna hakiki dari bencana yang menimpa Ayub adalah ; Iblis sedang menggerayangi/menjamah Ayub. Iblis diijinkan untuk mencobai Ayub karena dalam diri Ayub ada satu dosa terselubung yaitu dosa penakut.

Karena yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapatkan ketenangan dan ketenteraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul. ( Ayub 3; 25 – 26 )

Padahal menurut Kitab Wahyu pasal 21 ;8 , penakut adalah salah satu jenis dosa yang membuat seseorang tidak berhak memasuki Yerusalem Baru.

TAHAP-TAHAP MEMBANGUN TUBUH MENJADI BAIT ALLAH

Kemudian untuk memperoleh tingkatan lebih lanjut yaitu supaya tidak sekedar mengalahkan sakit-penyakit, tapi bisa mengalahkan maut maka seluruh aktivitas tubuh harus bercirikan aktivitas Bait Suci. Bait Suci/Kemah Suci pada jaman Nabi Musa disebut Tabernakel. Dan sekarang Bait Suci itu adalah Tubuh Kita sendiri yang menjadi kediaman Allah Roh Kudus.

Untuk mengalahkan maut maka hidup kita harus berciri Bait Suci. Adapun Bait Suci atau Tabernakel memiliki sembilan (9) bagian pokok yang menjadi ciri utama, antara lain ; 1. Pintu Gerbang, 2. Mezbah Korban Bakaran, 3. Bejana Pembasuhan, 4. Pintu Kemah Suci, 5. Meja Roti Sajian, 6. Pelita Emas, 7. Mezbah Dupa, 8 Pintu Tirai Maha Kudus, 9 Ruang Maha Kudus ( Tabut Perjanjian Allah ), seperti dituliskan dalam Kitab Keluaran pasal 25-27, pasal 36-38.

Karena Bait Suci itu sekarang adalah Tubuh Kita maka untuk mencapai kesempurnaan/mengalahkan maut kita harus menghiasi diri dengan gaya hidup yang berciri Bait Suci antara lain ;

1.     Pintu Gerbang ( Keluaran 27; 13-16,  38; 13-15, 18-20 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada iman dan percaya kita yang utuh, kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah lahir ke dunia. Tuhan Yesus yang menampilkan diriNya sebagai seorang Raja, sekaligus sebagai Hamba, sebagai Anak Manusia dan Anak Allah. Artinya Tuhan Yesus yang mampu menjiwai seluruh kehidupan umatNya, dari yang kaya ( Raja) hingga yang miskin(  Hamba). Dari kehidupan biasa ( Anak Manusia ) hingga kehidupan yang penuh mujijat( Anak Allah ).

Iman dan Percaya kita kepada Empat Injil ; Matius Markus, Lukas dan Yohanes. Kita Harus memiliki iman yang teguh dan tak tergoyahkan.

2.     Mezbah Korban Bakaran ( Keluaran 27; 1-8,  38;1-7 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada proses pertobatan yang sungguh-sungguh. Berpaling dari perbuatan –perbuatan dosa dan kenajisan kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Firman Tuhan. Yakin bahwa Tuhan Yesus sudah menebus dosa kita dan kita tidak boleh lagi melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Kita harus belajar untuk memikul salib mengikuti proses kehidupan yang terasa berat karena menuruti kebenaran Firman Allah. Dosa-dosa dan keinginan daging kita seperti dikoyak-koyak dan dibakar di mezbah Allah. Rasanya sangat berat meninggalkan kebiasaan dosa-dosa masa lalu, namun akan terasa sangat indah bila kita mampu melakukannya.

Mezbah Korban Bakaran arti rohaninya adalah suatu tingkatan iman dimana seseorang bisa bertobat dengan sungguh-sungguh, rela sengsara untuk mengikuti proses salib, dan bisa belajar memberikan persembahan yang baik bagi kemuliaan Tuhan.

3.     Bejana Pembasuhan ( Keluaran 30; 17-21,  38;8 )

Di dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada proses Kelahiran Baru . Dalam tingkatan ini kita harus bisa meninggalkan karakter dan tabiat lama yang penuh kejahatan dan kenajisan, dan kita harus memulai gaya hidup baru , kebiasaan baru yang berbeda dari kebiasaan orang-orang dunia. Yaitu suatu kepribadian surgawi. Kalau dunia cinta kekerasan maka kita harus lemah lembut, kalau dunia cinta kecemaran maka kita harus cinta kesucian, kalau dunia kikir dan pelit maka kita harus murah hati ( Matius 5 ;1-12 ). Hal ini dilambangkan denga proses Baptisan menguburkan/menenggelamkan kepribadian lama dan hidup dalam kepribadian yang baru.

4.     Pintu Kemah Suci ( Keluaran 26;36-37,  36;37-38).

 Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada hidup yang dipenuhi/diurapi Roh Kudus. Memberikan semua anggota ( organ ) tubuh kita untuk melakukan aktifitas/gerakan menurut irama gerak Roh Kudus. Gerakan Roh Kudus ini memiliki ciri bertentangan dengan keinginan hawa nafsu dan daging;
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah….” (  Roma 8; 6-7a )
Dalam tingkatan rohani sedemikian kita dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap suara Roh Kudus dan melakukannya, serta menghindari perbuatan-perbuatan hawa nafsu daging. Kita harus berani mengambil keputusan untuk mengikuti Suara Roh Kudus,dan meninggalkan keinginan hawa nafsu daging. Jangan takut bila melakukan sesuatu menuruti Roh Kudus, sebeb sekalipun berat namun pada akhirnya akan membuahkan suka-cita dan kemenangan. Sebaliknya bila kita menuruti keinginan hawa nafsu daging, sekalipun rasanya enak dan menyenangkan namun pada akhirnya membawa kepada maut dan  berbagai  macam kesulitan hidup. Orang yang hidup menuruti Roh Kudus akan memiliki ciri khusus yaitu buah Roh,antara-lain; kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri. ( Galatia 5; 22 )

5.     Meja Roti Sajian ( Keluaran 25; 23-30,  37; 10-16 )

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada kesediaan kita untuk menuruti Firman Allah. Kesediaan kita untuk memiliki waktu membaca ,mempelajari dan mendengarkan Firman Allah.

          Pada tingkatan ini kita  akan memiliki rasa cinta kepada Firman Tuhan. Ada gairah untuk terus menerus menggali rahasia-rahasia Firman. Adapun ciri yang menandai tingkatan ini adalah timbulnya kecintaan mempelajari Firman Tuhan. Bila membaca Al Kitab menjadi semangat dan tidak mengantuk. Selalu muncul pengertian-pengertian baru setiap membaca Firman Allah.

“Kata Yesus kepada mereka;”Akulah Roti Hidup; barang siapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus lagi.”  ( Yohanes 6;35)

6.     Pelita Emas  (  Keluaran 25;31-40, 37;17-24)

Dalam kehidupan kita sekarang menunjukkan pada persekutuan kita kepada karunia-karunia Roh Kudus. Kita tidak terbuai lagi oleh keajaiban-keajaiban palsu yang datang dari iblis. Kita tidak tertarik lagi pada keajaiban yang datang dari dukun-dukun, dan berbagai macam praktek okultisme. Karena kita sendiri pernah melihat dan merasakan bahwa Mujijat Allah  adalah lebih dahsyat, lebih baik dan lebih kudus.

Pada tingkatan ini kita akan merasakan secara langsung ( bukan kesaksian orang lain) keajaiban-keajaiban yang datang dari Karunia Roh Kudus antara lain; Karunia hikmat, karunia makrifat, karunia kesembuhan,karunia iman, karunia mujijat, karunia bernubuat, karunia menimbang/membedakan roh, karunia berbahasa roh, karunia mengartikan bahasa roh. (  1 Korintus 12; 7-11). Tidak semua karunia ini diterima oleh setiap orang. Tetapi paling tidak salah satu diantaranya menjadi bagian dari orang yang mencapai tingkatan ini.

Pada hakekatnya manusia itu menjadi rebutan oleh dua alam keajaiban;yaitu keajaiban Tuhan dan keanehan/”keajaiban” dari Iblis. Setiap manusia juga ingin memiliki pengalaman khusus untuk memasuki dunia ini. Apabila manusia disentuh oleh keajaiban Tuhan maka akan membangkitkan pengaruh positip dalam hidupnya untuk selalu bersyukur,memiliki kasih dan menghasilkan buah-buah kehidupan yang baik.

Tapi bila manusia disentuh oleh keajaiban palsu yang datang dari Iblis, maka akan berpengaruh pada pola hidupnya. Sekalipun keajaiban dari Iblis bisa juga menyembuhkan penyakit, memberi kekayaan, namun pada hakekatnya akan menyeret manusia pada kesesatan. Dan akan selalu ditemukan ciri perbuatan kotor, najis pada setiap orang yang bersekutu dengan Iblis.

7.     Mezbah Dupa ( Keluaran 30;1-10, 30;34-38, 37;25-28)

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada cinta kasih kita kepada Allah dan kepada sesama yang diungkapkan melalui sembah dan syafaat.

Kita harus memiliki jam-jam untuk menyembah Tuhan. Pada tingkatan ini akan kita pahami makna Sembah yang sesungguhnya. Sembah  itu berbeda dengan doa. Sembah adalah suatu sikap pemujaan,mengagungkan,memuliakan Tuhan. Sedangkan doa adalah suatu kominikasi dengan Allah yang berisi permintaan. Sembahyang itu bisa berlangsung sangat lama, berjam-jam. Sedangkan doa itu hanya berlangsung pada waktu yang relatif singkat.

Dari sini kelihatan sangat jelas bahwa sembah itu memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada doa. Dan pada tingkat mezbah dupa ini kita dituntut untuk memiliki jam-jam sembah ( bukan doa ).

8.     Pintu Tirai Maha Kudus (  Keluaran 26;31-35,  36;35-36 )

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada saat kita bisa “merobek” keinginan hawa nafsu daging untuk mendekat pada Tuhan. Sebab sesungguhnya yang menjadi pembatas antara kita dengan hadirat Tuhan adalah segala nafsu dan keinginan daging kita. Yang menjadi penghalang antara kita dengan Hadirat Maha Kudus ( Ruang Maha Kudus ) adalah “ tirai” hawa nafsu daging kita.

Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu  ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”. ( Yesaya 59;1-2 )
         
Melalui doa dan puasa, kita melalui proses dalam tingkatan Pintu Tirai Maha Kudus. Doa dan puasa adalah satu sarana untuk “merobek” segala macam keinginan nafsu daging. Dengan doa dan puasa kita bisa memasuki ruang Maha Kudus dan melihat cahaya kemuliaan Allah. Itulah sebabnya bila seseorang berhasil dalam doa dan puasanya biasanya selalu diiringi dengan mujijat yang besar.

9.     Tabut Perjanjian Allah ( Keluaran 25;10-22; 37;1-9 ).

Dalam kehidupan kita sekarang menunjuk kepada kesempurnaan persekutuan kita dengan Allah Roh Kudus. Roh Kudus bertahta dalam pikiran dan hati kita. Tubuh kita menjadi “istana” ( Bait Suci/ 1 Kor 3;16) surgawi. Roh Kudus memerintah seluruh aktifitas organ tubuh kita. Bila ini terjadi maka kita akan menjadi orang yang sangat berkemenangan. Kemanapun kita berjalan kita akan selalu beruntung, sakit penyakit akan berlalu, dan berkat-berkat dialirkan kepada kita.

Dalam tingkatan ini badan kita menjadi “istana” dimana Roh Kudus sebagai Sang Raja memerintah seluruh gerakan badan kita. Selain itu kita juga akan dikawal oleh “pasukan surgawi” yang bernama malaikat. Para malaikat ini dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi pengawal bagi setiap orang yang didalam tubuhnya ada Roh Kudus.

Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata; “ Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadai badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api…”
Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang  melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan ?.( Ibrani 1;7-14)

Jadi para malaikat itu menyertai,menolong,mengawal dan melayani kita, bukan karena kita hebat, tetapi karena di dalam tubuh kita ada Roh Kudus. Para malaikat adalah pasukan tentara surga yang memang tugasnya mengawal dimanapun Roh Kudus bertahta.

Kesempurnaan persekutuan bersama Allah Roh Kudus ini yang nantinya menyebabkan seseorang terbebas dari kematian. Disini terletak rahasia kekuatan Ilahi yang sangat ajaib, yang mengalahkan sakit penyakit, menguatkan organ-organ tubuh, dan menciptakan kesehatan yang optimal dalam tubuh manusia.

 Pengangkatan Adalah Wujud Kesempurnaan Ilmu Alkitabiah

Mengalahkan kuasa kematian adalah puncak dari ilmu  Al Kitab. Dalam arti pertama adalah mengalahkan kuasa dosa, dan memiliki hidup kekal di surga. Kemudian dalam arti kedua benar-benar mengalahkan maut, mengalahkan kematian dan mengalami pengangkatan.

Memang sebagian besar umatNya tidak akan merasakan indahnya pengangkatan ( lepas dari kematian). Namun paling tidak bila seseorang mempelajari ilmu Pembangunan Manusia Rohani ini akan memperoleh jaminan keselamatan di surga nanti. Selain itu juga bisa memperbaiki taraf kesehatan tubuh, kesetabilan emosi serta dapat memperpanjang usia harapan hidup.

Sembilan tahap cara-cara menuju kesempurnaan diatas merupakan suatu panduan secara umum untuk memberikan arahan bagaimana cara mempersiapkan diri menyongsong masa pengangkatan. Disusun berdasarkan Pola Bait Suci Allah ( Pola Tabernakel ) dan tingkatan-tingkatannya. Sedangkan yang dimaksud Bait Suci sekarang adalah tubuh kita sendiri ( 1 Korintus 3;16, Yohanes 2;21)

Untuk tercapainya kesempurnaan dan mampu mengalahkan maut, tentunya tidak bisa dilakukan dengan serta-merta, melainkan harus dipelajari dan berlatih sungguh-sungguh, semakin menekuni rahasia Firman Tuhan, karena pengungkapan rahasia Firman itu berkembang dari hari-ke hari. Juga diperlukan kepekaan terhadap suara Roh Kudus setiap kali akan melakukan aktivitas.

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Sabtu, 14 April 2012


IKHTISAR PERJALANAN CINTA KASIH ALLAH 
( Sekilas Menjawab pertanyaan mengenai penyebutan BAPA, PUTERA dan ROH KUDUS )

Oleh : Pdt Peter BS/HM

Perjalanan cinta-kasih Allah sangat indah. Iman dibumi ini ibarat tanaman, yang ditanam pada awal jaman dan ditauai pada akhir jaman. Iman di bumi juga ibarat perjalanan hidup seorang anak manusia  yang lahir, kanak-kanan, akil balik, dipertunangkan, dewasa dan siap Nikah.

ALLAH BAPA

Sebetulnya Allah itu Esa dan Tunggal, tetapi dalam rangka membimbing umatNya, Allah tampil dalam Tiga Pribadi :

1.Ketika Iman di bumi Kanak-kanak maka Allah tampil   sebagai Bapa , maka timbullah  sebutan Allah Bapa.

2.Ketika Iman di bumi Akil balik maka Allah tampil membimbing umatnya sebagai Sahabat, Inilah yang disebut dengan Allah Sang Putra / Yesus.

3.Ketika Iman di bumi dewasa dan siap nikah rohani maka Allah Tampil sebagai Roh kudus yang masuk dan memenuhi hidup orang kristen.

Allah Bapa adalah Allah yang tampil dalam dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Ibarat perjalanan hidup seorang gadis perempuan maka iman di bumi dalam Perjanjian Lama adalah Usia kanak-kanak. Kitab Perjanjian Lama adalah aturan-aturan dari Allah yang tampil sebagai Bapa, untuk membimbing iman yang masih kanak-kanak.

Kitab-kitab Perjanjian Lama adalah aturan–aturan Bapa kepada Anak. Oleh karena itu Kitab Perjanjian lama berisikan komando-komando keras dengan aturan-aturan ,” harus-begini, harus-begitu”. Seorang anak memang harus dididik dengan cara demikian.

Misalkan dalam kehidupan keluarga Kristen, seorang bapa harus memberikan aturan-aturan keras kepada anak-anaknya. Supaya seorang kanak-kanak terlindung dari bahaya-bahaya yang belum diketahuinya.

Allah yang tampil sebagai Bapa juga memberikan aturan-aturan rohani yang keras kepada anak-anaknya. Dan aturan-aturan keras itu dekenal dengan hukum Taurat. Allah yang tampil sebagai Bapa ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, mulai dari jaman Adam hingga jaman nabi Maleakhi. Selama itu pula dari pandangan Allah iman di bumi masih dalam masa kanak-kanak. ( lahir hingga menjelang dewasa /akil-balik ).

Seperti Bapa sayang kepada anak-anaknya demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 
( Mazmur 103; 13 )

Oleh karena itu selanjutnya orang Kristen mengenal sebutan Allah Bapa yaitu pengenalan kita selama iman kita kanak-kanak. Karena bila iman seseorang itu kanak-kanak terus , tidak bertumbuh maka dia selalu akanmenemui aturan-aturan keras dari Allah, bahkan terkadang cambukan-cambukan. Misalkan orang Kristen kanak-kanak rohani belum mau datang beribadah kepada Allah kalau belum dicambuk dahulu. Dan cambukan Allah bisa berupa sakit-penyekit, kebangkrutan, dan berbagai macam kesulitan hidup.

Siapa tidak menggunakan tongkat benci kepada anaknya, tetapi siapa mengasihi anaknya menghajar dia pada waktunya ( Amsal 13; 24 )

Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati ( Amsal 23 ; 13-14 )

Demikianlah prinsip-prinsip Allah untuk mendidik umatnya semasa iman masih kanak-kanak.

Jadi pengertian dari Allah Bapa secara umum menunjukkan kepada penampilan Allah di jaman Perjanjian Lama, ketika iman di bumi masih kanak-kanak.

ALLAH TAMPIL SEBAGAI SAHABAT

Setelah iman di bumi dipandang Allah sudah menganjak masa akil-balik, dan mulai dewasa rohani maka Allah tidak lagi tampil sebagai Bapa. Melainkan Allah mengimbanginya dan tampil lebih dekat lagi laksana seorang sahabat yang mengasihi.

Allah yang tampil sebagai sahabat adalah Yesus / Sang Putera. Di tampil langsung di bumi menjadi sahabat untuk manusia-manusia yang dikasihiNya.

Ketika tampil sebagai sahabat maka Dia tidak lagi mendidik dengan komando-komando keras dan kasar, tetapi Dia mendidik umatNya dengan lembut melalui bahasa kasih. Seorang sahabat tidak akan melukai hati orang yang dikasihinya dengan bentakan-bentakan komando keras.

Aturan-aturan lembut dari Allah inilah yang disebut ajaran cinta kasih Allah. Inilah amanat yang ada di dalam Kitab Injil, amanat yang dibawa oleh Tuhan Yesus Sahabat yang baik.

Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi , seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang meberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya .( Yohanes 15; 12-13 )

Setelah iman di bumi menganjak dewasa maka tiba saatnya bagi Allah untuk mengajarkan cinta-kasih. Allah tidak tampil kasar lagi kepada umatNya. Bahkan dalam Perjanjian Baru Allah tampil sebagai sahabat yang mengasihi.

Allah yang tampil sebagai sahabat ( Sang Putera ) ini juga mengeluarkan aturan-aturan yang dinamakan Kitab Injil ( ajaran Injil ) yang merupakan sabda dan perkatan Tuhan Yesus. Di Dalam Kitab Injil diajarkan mengenai cinta kasih Allah.

IMAN DI BUMI DIPERTUNANGKAN

Setelah iman di bumi dewasa dan mantap menerima ajaran cinta-kasih. Selanjutnya Al Kitab menyebut bahwa ada saatnya untuk dipertunangkan;

Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. ( 2 Korintus 11; 2 )

Pertunangan ilahi maksudnya adalah terjadinya ikatan yang kuat antara Allah dengan jemaatNya. Jemaat sebagai pihak wanita ( tubuh ) dan Allah sebagai pihak laki-laki ( Kepala ).

Orang yang secara rohani dipertunangkan adalah orang yang sudah dewasa rohani dan dikhususkan untuk Allah. Artinya jangan lagi terpikat oleh dosa-dosa dunia, seperti Hawa dahulu yang diperdaya ular. Jemaat yang dipertunangkan adalah jemaat yang mempersiapkan diri untuk memberikan diri kepada Allah sepenuhnya, dengan cara menghindari perbuatan-perbuatan dosa. Dosa itulah yang sering-kali membuat Allah cemburu. Iblis biang keladi pembuat dosa dimata Allah ibarat laki-laki asing atau seperti ular yang dahulu memperdaya Hawa.

Sebagai bukti pertunangan ilahi antara Allah dengan jemaatNya adalah Roh Kudus. Roh Kudus itu seperti cincin meterai yang menandai bahwa seseorang adalah milik Allah.

Di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruhnya,yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya. (Efesus 1;13-14)

Apabila seseorang dimeteraikan oleh Roh Kudus, maka dia seperti mengenakan cincin meterai. Dia akan selalu mengingat Allah dimanapun dia berada, sehingga dia tidak akan terpancing untuk melakukan perbuatan dosa. Seperti layaknya seorang wanita yang mengenakan cincin tunangan, dia akan selalu ingat kepada kekasihnya dan tidak akan terpancing untuk berkhianat.

Kasih yang terjadi lewat pertunangan ilahi ini sangat kuat dan pernah dinubuatkan oleh Raja Salomo ;

Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut ,kegairahannya gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan ! 
( Kidung Agung 8; 6 )

Roh Kudus dicurahkan oleh Allah untuk menjadi meterai yang dikenakan umatNya. Roh Kudus dicurahakan supaya jemaat memiliki kesetiaan pada saat penantian. Untuk menjadi penghibur saat-saat menghadapi kesulitan hingga Tuhan datang.

ALLAH TAMPIL SEBAGAI MEMPELAI

Setelah melalui perjalanan cinta-kasih yang cukup panjang maka tiba saatnya diakhir jaman, Allah akan tempil sebagai mempelai. Dia tidak lagi seperti Bapa yang keras dan kasar mendidik anaknya. Dia juga tidak lagi seperti sahabat dekat yang mengasihi. Tetapi Dia akan tampil sebagai Allah yang sangat dekat pada kita, dan menjadi bagian dari hidup kita. Dia akan tampil sebagai Mampelai Pria Surga dan jemaatNya akan disebutNya sebagai Mempelai Wanita Anak Domba Allah

“Marilah kita bersuka-cita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia ! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinnya telah siap sedia”
( Wahyu 19; 17 )

Berkat mempelai adalah berkat terbesar bagi semesta alam, berkat yang belum pernah diterima oleh orang-orang suci terdahulu ( para nabi dan rasul ). Dan hanya terjadi satu ketika pada orang-orang tertentu diakhir jaman. Berkat mempelai ini adalah berkat yang Dia berikan kepada orang-orang yang akan dibimbingnya hingga tidak mengalami kematian tubuh dan masuk pengangkatan. Berkat ini disediakan bagi orang-orang bijak yang mencintai rahasia Firman Allah.

Mempelai adalah orang-orang yang paling dekat dengan Allah. Kemuliaan mempelai lebih besar daripada kemuliaan seorang anak. Kemuliaan mempelai lebih besar daripada kemuliaan sahabat. Lewat kegerakan penuaian ini jemaat Kristen akan dibentuk oleh Firman Allah menjadi alatNya yang penuh kemuliaan dan berkat Allah.

Dengan mengerti penampilan Allah disepanjang jaman, orang akan menjadi bijaksana dan tahu waktu untuk secepatnya mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Tuhan.

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !!



THOUGHTS AND FEELINGS OF CHRIST

By : Ps Peter BS

(Phi 2:4) Look not every man on his own things, but every man also on the things of others.
(Phi 2:5) Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus:

The world situation is more difficult to cause changes in the character of human mentality. The man who formerly had good manners, and love began to turn into selfish, arrogant and lost feelings. The nature of compassion and concern for other people to understand the nature of which is very rare.

To become a light to the world, we must learn to have a sense of Christ. That is a feeling full of compassion, and ready to provide help. These feelings must always live in the believer. Do not be disheartened. Because the atmosphere lose heart when the left will lead to a protracted people become ignorant, do not have feelings. This is very bad when it came to happen in the Christian. Christianity will be in vain, if her bargaining.

(Mat 5:13) Ye are the salt of the earth: but if the salt have lost his savour, wherewith shall it be salted? it is thenceforth good for nothing, but to be cast out, and to be trodden under foot of men.

People who lose heart will be difficult to understand, appreciate the Word of God, it's hard to listen to the voice of the Holy Spirit.

The Lord Jesus gave an example through his life journey. His heart was easily touched, always sensitive and concerned about the surrounding environment. When he saw poor people, then He felt as if he is poor. When he met with the sick, the thoughts and feelings, appreciate the feelings of the sick, and he also felt how miserable the sick man. That way he can understand, help and save a lot of people with every problem. His heart is never fresh or ignore any human suffering. He never refused anyone who sincerely asks for help to Him.

Prayer is promoted by those whose hearts are full of affection is the effectual prayer.

Perlindungan Badai Api Malaikat
Oleh : Pdt Peter bs/hm
       
Dan tentang malaikat-malaikat , Ia berkata; “ Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api” 
( Ibrani 1; 7 ).
 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan” ( Ibrani 1 ; 14 )

          Sesungguhnya orang Kristen adalah orang yang sakti, karena memiliki perlindungan dari alam malaikat. Perlindungan kita adalah badai api malaikat Allah. Perlindungan yang tercipta karena kita menjadi Bait Suci Allah, menjadi Tabernakel Allah.

          Tubuh kita menjadi laksana kerajaan dimana  Roh Kudus bertahta dalam hati kita dan menjadi Raja yang memerintah seluruh gerak dan aktifitas kita. Kemudian Raja itu mempunyai tentara yang tidak kelihatan oleh mata jasmani yang berwujud malaikat-malaikat yang melayani.

          Bila tubuh ini sudah benar-benar menjadi tempat Roh Allah bertahta, maka kita memiliki perlindungan tentara surga. Badai api yang dicipta oleh Allah untuk mengawal hidup kita, dimanapun kita berada.

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. ( 1 Korintus 3;16 )

          Inilah yang menjadikan orang Kristen itu sakti, penuh dengan perlindungan sekalipun ditengah-tengah dunia yang semakin ganas dan tidak menentu. Karena kita dikelilingi oleh badai api malaikat Allah.

          Kalau orang duniawi saja bisa sakti menciptakan keajaiban-keajaiban yang memukau, maka sesungguhnya orang Kristen bisa berbuat lebih dari itu. Kita bisa menggerakkan kekuatan badai api malaikat Allah untuk menciptakan keajaiban-keajaiban. Dan tentunya ini bisa terjadi karena kita menjadi Bait Suci Allah.

          Tentang pelayanan malaikat Allah ini semakin diperlukan disaat-saat akhir jaman ini dimana keadaan dunia semakin tudak menentu. Bencana alam, kecelakaan terjadi dimana-mana demikian pula keadaan ekonomi semakin terpuruk. Inilah saatnya orang Kristen membuktikan kepada dunia, bahwa orang Kristen adalah orang-orang yang menang dalam menghadapi tantangan jaman. Inilah saatnya kekuatan badai api malaikat Allah ditampilkan.

          Perlindungan ini sangat perlu, karena dalam saat tertentu saat orang terjepit, habis akal maka nyata sifat kelemahan dan sifat daging manusia yang ditandai dengan keterbatasan. Disaat seperti itulah Pelayanan Malaikat Allah tampil dan menyelamatkan kita.

          Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, disaat kekuatan manusiawinya habis.Mereka mendapatkan putusan untuk dihukum dimasukkan dalam dapur api yang menyala-nyala. Saat itu segenap upaya manusiawi yang dimiliki mereka sudah lenyap,harapan mereka kepada perkara-perkara lahiriah (keselamatan yang datang karena pertolongan manusia) sudah pupus. Tinggal satu keyakinan, bahwa masih ada Allah yang sanggup mengatasi segala sesuatu. Kemudian dengan serta-merta pada saat yang kritis itu malaikat Allah tampil,memberikan pertolongan. Maka saat itu terjadi Sadrakh,Mesakh dan Abednego lebih dari seorang yang sakti (Daniel 3;24-27 )

          Demikian pula nabi Daniel, waktu dimasukkan ke dalam Goa Singa karena dihukum. Saat itu singa-singa yang ada dalam goa terkatup mulutnya seolah-olah terkena “aji gendam yang maha dahsyat”.  Saat itu Daniel juga menjadi lebih dari seorang juru gendam, lebih dari seorang sakti penjinak binatang buas.

“Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-ngapakan aku, karena aku ternyata tak bersalah dihadapanNya”
( Daniel 6 ; 23 )

Demikian pula Raja Daud juga pernah memiliki pengalaman yang luar-biasa tentang pelayanan malaikat ini.

“Walau seribu orang rebah disisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu, engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri, dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Maha Tinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.. Sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu”
 ( Mazmur 91;7-11)

Orang yang berada dalam perlindungan badai api malaikat Allah akan terhindar dari segala bencana. Baik bencana alam, sakit penyakit, kebangkrutan, kemiskinan dan sebagainya.
         
          Bahkan pengalaman Raja Daud yang berulang kali terjun dalam medan peperangan  memberikan suatu pelajaran.. Daud berulang-kali merasakan turut campurnya malaikat Allah. Daud selamat, sekalipun disamping kiri kanannya mayat-mayat bergelimpangan  ( puluhan ribu mayat ). Namun Daud dengan tenangnya berjalan maju ditengah-tengah keributan dan huru-hara. Malaikat Allah membentengi dia laksana bentang badai dan api.

          Ini mengingatkan kita mengenai keadaan akhir jaman, dimana orang Kristen akan dibentuk oleh Allah menjadi Mempelai Wanita Anak Domba Allah ( Wahyu 19;7 ) yrng tidak akan mengalami kematian tubuh, melainkan diangkat hidup-hidup pada saat Tuhan datang nanti ( 1 Tesalonika 4;17,  1 Korintus 15; 51-53 ). Orang Kristen akan diberi banyak pengertian mengenai Firman Allah, dan didewasakan imannya. Sementara itu dunia semakin panas dan brutal, tulah-tulah pemusnah mulai menimpa bumi, peperangan juga semakin meluas.

          Untuk itu sangat perlu orang Kristen memahami tentang perlindungan badai api malaikat ini. Saat nanti tulah dan bencana alam melanda maka orang Kristen yang dinaungi badai api malaikat akan tetap selamat. Saat penyakit-penyekit aneh bermunculan,maka orang Kristen yang berada dalam naungan badai api malaikat akan tetap sehat sentosa. Saat dunia digoncang krisis ekonomi dan kelaparan, maka orang Kristen tetap tak tergoncangkan. Bahkan saat perang besar terjadi, senjata kimia dan senjata nuklir diledakkan,maka orang yang masuk jalur keselamatan, menjadi Mempelai akan tetap selamat, tepat seperti yang digambarkan Daud dalam Mazmur 91;7.

          Dalam Perjanjian Baru, Rasul Petrus juga merasakan pelayanan Badai Api Malaikat Allah ini. Waktu Petrus dipenjara, kemudian malaikat menolong dia, rantai-rantai yang membelenggu tangannya putus, pintu gerbang penjara yang terbuat dari besi terbuka dengan sendirinya, pengawal-pengawal dibuat lelap seolah terkena “aji sirep”. Dan kuasa ini diciptakan oleh malaikat terang yang melayani Petrus.

KEKUATAN MALAIKAT  KUDUS DAN KEKUATAN SETAN

          Sesungguhnya berbagai macam kekuatan mukjijat Allah yang sakti dan ajaib ada tertulis di dalam Al Kitab. Bahkan juga mengenai cara-cara seseorang memperoleh Karunia-karunia itu juga dijelaskan dalam Al Kitab.

          Nabi Musa dengan tongkatnya yang menjadi mediator dari mukjijat kekuatan Allah. Sesungguhnya ada apa dibalik tongkat Musa itu, sehingga mampu menciptakan mukjijat-mukjijat; membelah laut Teberau, berubah menjadi ular, bahkan menciptakan sepuluh bencana/tulah di tanah Mesir.

          Sesungguhnya dibalik  kedahsyatan tongkat Musa itu ada malaikat-malaikat Kudus yang melayani Musa. Bukan tongkatnya yang sakti, tetapi tongkat itu hanya sebagai tanda meterai dari Allah. Ijin dari Allah untuk mengkomando para malaikat yang mengawal kehidupan Nabi Musa.

“Dan engkau, angkatlah tongkatmu,ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang-orang Israel akan berjalan ditengah-tengah laut di tempat kering “   (Keluaran 14; 16 )
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut dan semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras membuat laut itu manjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu”
( Keluaran 14; 21 )

Pada saat itu,para malaikat yang berkekuatan laksana badai ( angin timur yang keras ;Kel 14;21 ) yaitu malaikat-malaikat kudus yang melayani Nabi Musa bekerja membelah laut Teberau. Bahkan selanjutnya penyertaan badai api malaikat Allah ini semakin nyata mengiringi bangsa Israel dan terkenal dengan perlindungan Tiang Awan dan Tiang Api. ( Keluaran 40 ; 38 ).

          Kekuatan inilah yang kemudian oleh kuasa kegelapan dijiplak dan dipalsukan, kemudian diajarkan kepada orang-orang yang mau mengikuti dia  ( setan / iblis ).

          Ilmu-ilmu yang berasal dan berkekuatan jahat tersebut penggeraknya adalah setan( malaikat yang membangkang). Manifestasinya juga menyerupai mujijat Allah. Misalnya kalau pada jaman Nabi Musa , melalui tongkat bisa diciptakan keajaiban-keajaiban, maka pada aliran jahat kemudian timbul ajimat-ajimat , barang atau benda yang dikultuskan yang mampu menimbulkan hal-hal yang aneh pula. Namun pada hakekatnya semuanya itu bertujuan mencuri kekudusan dan kemuliaan Allah.

          Nabi Musa juga pernah ditegur Allah ketika dia emosi, menggunakan tongkatnya untuk menciptakan mujijat. Di Meriba Musa melakukan kesalahan itu. Dibarengi dengan emosi nabi Musa memukul bukit batu sehingga mengeluarkan air. Pada waktu itu bangsa Israel menggerutu dan bersungut-sungut meminta air.

          Jadi sekalipun suatu tanda ajaib atau mukjijat itu berasal dari Allah tetapi bila dalam penggunaannya salah , maka Allah juga tidak berkenan. Suatu tanda ajaib yang dipakai karena emosi, kurang sabar, atau mungkin untuk memegahkan diri. Itu semua termasuk mencuri kemuliaan Allah. Apalagi keajaiban-keajaiban yang berasal dari kuasa kegelapan yang terang-terangan berlawanan dengan  kemuliaan Allah.

          Dalam Al Kitab terjemahan bahasa Jawa terbitan tahun 1950; Ada satu kata-kata menarikmengenai karunia Roh Kudus yaitu; “ngraga-soekma” dalam cetakan baru disebut didalam Roh / dikuasai Roh. Ini adalah salah satu bentuk karunia ajaib dari Allah yang memungkinkan seseorang mampu melihat dan mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi dan segala sesuatu yang akan terjadi. Seperti Rasul Yohanes waktu di Pulau Patmos. 
( Wahyu 1; 10 )

          Dengan cara ngraga-soekma Rasul Yohanes bisa mengetahui perkara-perkara ajaib dari dunia yang akan datang. Bahkan sanggup memonitor segala sesuatu yang terjadi dengan keadaan tubuh tetap berada di pulau Patmos. Sementara itu jiwa Rasul Yohanes dibawa oleh Roh Kudus untuk melihat segala sesuatu di tempat yang jauh bahkan di masa yang akan datang.

Mbeneri ing dinane Goesti , akoe lagi ngraga soekma sarta ngroengoe swara ana ing boeriku, bantere kaja swaraning kalasangka
 ( Wahyu 1; 10 Terj. Jawa th 50-an )
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring seperti bunyi sangkakala. ( Wahyu 1;10 )

          Karunia kekuatan Roh Kudus yang membuat Rasul Yohanes mengerti segala sesuatu di tempat jauh dan yang akan datang ini dalam bahasa jawa disebut ngraga-soekma.

          Inipun akhirnya dipalsukan oleh kuasa kegelapan. Iblis mengajarkan hal yang serupa kepada orang-orang yang mau mengikutinya. Akhirnya merekapun bisa ngraga-soekma. Dengan tubuh ditempat bisa memonitor segala sesuatu di tempat jauh, menebak, meramal nasib manusia dengan ajaib pula. Mereka bisa melakukan hal seperti itu karena dilayani oleh iblis/setan. Setan/ Iblis yang melayani itu akhirnya sering disebut dengan “perewangan” 
( rewang = pelayan, Jawa ).

          Setan-setan itu menjadi perewangan bagi mereka yang akan binasa. Bandingkan dengan Ibrani 1; 14  bahwa malaikat juga diutus untuk melayani bagi orang-orang yang akan beroleh keselamatan.

          Contoh lain, misalnya; di dunia ini ada ilmu yang disebut aji gendam. Untuk membuat orang terpukau, hilang kesadaran dan melakukan segala sesuatu menuruti si tukang gendam. Tetapi jauh sebelum itu ada, Al Kitab mencatat bahwa Nabi Musa pernah melakukan Gendam yang maha dahsyat ( mujijat ) yang meliputi seluruh tanah Mesir, waktu bangsa Israel akan diungsikan. Sehingga pada waktu itu orang-orang Mesir yang biasanya pelit, mendadak bermurah hati dan memberikan hartanya, untuk membekali bangsa Israel yang akan mengungsi ke padang gurun.

Orang Israel melakukan juga seperti kata Musa; Mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas, perak serta kain-kain. Dan Tuhan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu ( Keluaran 12;25-36 )

Ini juga dijiplak oleh setan dan diajarkan kepada orang-orang yang mau mengikutinya. Akhirnya kita sering mendengar ada orang dirampas / dipelet dengan ilmu gendam. Dan tujuannya adalah untuk kejahatan.

          Dalam Kitab Nabi Daniel ( terj. Jawa lama ) dituliskan bahwa Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memiliki ilmu gendam sepuluh kali lebih hebat dari semua orang berilmu dan ahli jampi dalam kerajaan Nebukadnezar ( Daniel 1; 20 )

          Segala macam keajaiban hampir-hampir dipalsukan semuanya oleh kuasa setan. Sehingga banyak kali kalau orang itu mengenal sesuatu yang supranatural, ajaib dan dahsyat bukan dari orang Kristen yang dipakai Allah seperti jaman para Nabi dan para Rasul terdahulu. Tetapi justru orang mengenal keajaiban dari kuasa gelap yang dimanifestasikan lewat pengikut-pengikutnya; misalnya  dukun dan paranormal.

          Karena itu pula dunia kekristenan dibuat terlelap, tentang Keajaiban Kuasa Allah. Orang Kristen cenderung tidak suka dan antipati terhadap mujijat-mujijat ajaib. Dan dibuat jera oleh keajaiban-keajaiban palsu yang datang dari kuasa gelap. Sementara itu bila diteliti dengan seksama, maka segala maca ilmu kesaktian, keajaiban, keanehan yang dimiliki oleh orang duniawi hanyalah jiplakan dari ilmu-ilmu Al Kitab yang diputar-balikkan. Dan sebagai sumber dari aliran jahat adalah setan dan iblis. Mereka mampu menciptakan keajaiban/ keanehan kerena bersekutu atau dilayani oleh setan / iblis.

Karunia yang mencakup tentang pengertian-pengertian semacam ini disebut karunia Makrifat Allah ( Pengetahuan ). Dan merupakan salah satu dari sembilan karunia Roh Kudus ( 1 Korintus 12 ; 7 – 10 ). Dan ini disediakan Allah untuk memperlengkapi orang-orang Kudus untuk mempersiapkan diri menyambut masa pengangkatan. Dan untuk menjaga orang-orang kudus dari tipu muslihat iblis.


MENCIPTAKAN PERLINDUNGAN BADAI API MALAIKAT

          Supaya kehidupan orang Kristen dilingkupi oleh badai api perlindungan malaikat Allah, maka ada syarat-syarat tertentu, antara lain ;

1.   Hidup menjadi Bait Suci Allah, menyediakan hati sebagai tahta Allah Roh Kudus. Dan jika Roh Kudus bertahta maka tubuh ini menjadi Kerajaan Allah. Maka malaikat disediakan menjadi bala tentara yang mengawal, dan menjaga tubuh seutuhnya.            
                   ( 1 Korintus 3; 16  )

2. Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran ( Yohanes 4;23-24) Dengan menyembah di dalam Roh, berbahasa Roh, maka kita mengaktifkan gerakan-gerakan malaikat yang berada di sekeliling kita. Bahasa Roh itu berguna untuk mengobarkan badai api  malaikat supaya menjadi lebih aktif dan kuat membentengi hidup kita. Dengan menyembah dalam Roh kita memperluas radius kobaraan badai api malaikat.

Kitab Wahyu pasal 8 ; 3 - 7 menuliskan, kalau orang-orang kudus bersama-sama menyembah, maka para malaikat akan bergerak membentengi kehidupan orang-orang kudus, tetapi sekaligus mengadakan penghukuman bagi dunia dan orang-orang fasik yang menyia-nyiakan kasih karunia Allah.

Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa semua orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
( Wahyu 8 ; 4- 5 )

Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es dan api, bercampur darah; dan semua itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumput hijau. 
( Wahyu 8; 6 – 7 ).
         
Malaikat bekerja berkobar-kobar laksana badai–api, menjadi benteng hidup kita dan sekaligus menghukum orang-orang fasik. Ini terjadi kalau orang-orang kudus bersatu hati menyembah, menaikkan asap kemenyan yang harum ( asap doa ) di hadirat Allah. Inilah saatnya kekuatan hikmat dan makrifat Allah turun ke atas gereja-gereja di akhir jaman.