Membangun
Bait Allah Rohani (Tahap-tahap Menjadikan Tubuh Sebagai Bait Suci )
Oleh : Pdt Peter BS/HM
Yang
dimaksud Bait Allah adalah tempat dimana Allah hadir dan berkomunikasi dengan
umatNya. Bait Allah sangat penting artinya bagi kehidupan umat Kristen yang
ingin dekat padaNya. Sebab lewat Bait Allah orang mendapatkan jaminan segalanya
dari perkara jasmani sampai pada perkara rohani. Melalui Bait Allah segala
karya Allah dinyatakan.
Pada jaman
nabi Musa ketika Allah ingin hadir ditengah-tengah umatNya, Dia menyuruh Musa
beserta seluruh jemaat Israel untuk membangun Bait Allah yang disebut Tabernakel. Dan dari dalam Tabernakel itulah
nantinya Allah menurunkan Wahyu dan petunjuk kepada bangsa Israel, supaya
Israel memperoleh kemenangan.
Dan mereka harus membuat tempat kudus
bagiKu, supaya Aku akan diam ditengah-tangah mereka. Menurut segala apa yang
kutunjukkan kepadamu sebagai contoh
Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotnya, demikianlah, harus kamu
membuatnya. Dan disanalah Aku akan
bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua
kerub yang diatas tabut hukum itu, Aku
akan berbicara dengan engkau tenteng segala sesuatu yang akan Kuperintahkan
kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.( Keluaran 25 ;8,22 )
Lewat Bait Allah yang namanya Tabernakel tersebut, bangsa Israel
mengalami kemenangan-kemenangan. Setiap saat Allah membimbing umatNya. Setiap
saat Allah berbicara dari atas Tabut yang didengar Imam Besar dan disampaikan
kepada seluruh jemaat Israel. Kepemimpinan Allah sangat nyata dalam Ibadah sistem Bait Allah /
tabernakel tersebut.
Tabernakel
/ Bait Allah tersebut dibangun menurut
Wahyu yang diterima Musa diatas gunung. Bangunan secara detailnya
ditunjukkan Allah kepada nabi Musa. Kemudian setelah tabernakel / Bait Allah
ini selesai dibangun menurut wahyu dari Allah secara detail, akhirnya
bangsa Israel merasakan jamahan dan lawatan Allah.
Kemudian di
dalam Perjanjian Baru tenyata firman Allah menyatakan bahwa yang disebut Bait
Allah adalah: Tubuh yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau pada jaman Taurat /
jaman Musa yang disebut Bait Allah
adalah Tabernakel atau Kemah Suci yang memiliki ukuran detail tertentu, seperti
ditunjukkan Musa diatas gunung (Keluaran
25: 9) Bait Allah itu memiliki bentuk, dan ciri yang sangat khusus, bahkan
sangat detail seperti ditulis dalam kitab Keluaran pasal 25 sampai pasal 40.
Dan ternyata
Bait Allah / Tabernakel yang dahulu tertulis secara detail dalam Kitab Keluaran
itu adalah gambaran secara rinci mengenai Tubuh Kita yang menjadi Bait Allah
Roh Kudus.
Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah
Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ( 1 Korintus 3 ; 16 )
Jawab Yesus kepada mereka ;” Rombak
Bait Allah ini, dan dalam waktu tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”. Lalu
kata orang Yahudi kepadaNya ;”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”. Tetapi yang
dimaksudNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri. ( Yohanes 2 ; 19 – 21 )
Tuhan Yesus sendiri juga menyatakan bahwa Bait Suci yang
sesungguhnya adalah tubuhNya sendiri.
Pembangunan
Bait Allah secara rohani adalah pembangunan tubuh kita hingga menjadi kediaman
Allah Roh Kudus. Dalam kata lain bila tubuh ini menjadi Bait Allah maka tubuh
akan menjadi surga kecil , yang turun
ke bumi. Seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6 ; 10.
Datanglah kerajaanMu, jadilah
kehendakMu, di bumi seperti di surga.( Matius 6;10 )
Bila tubuh menjadi Bait Allah berarti; mendatangkan kerajaanNya. Suasana surga adalah suasana damai,
suka-cita, suasana sehat, sejuk dan penuh pemeliharaan Allah. Suasana ini akan
menandai orang yang berhasil menjadi Bait Suci.
Sementara
itu iblis juga ingin merebut tubuh manusia dan dijadikannya sebagai tempat
kediamannya. Iblis ingin menguasai tubuh manusia untuk dijadikannya neraka kecil.
Iblis yang biasa tinggal dalam kerajaan neraka ingin menjadikan tubuh manusia sebagai tempat tinggal seperti neraka. Iblis
akan berhasil menembus masuk dan menguasai tubuh bila seseorang melakukan
perbuatan dosa.
Dosa yang
diperbuat oleh seseorang dengan anggota-anggota tubuhnya memberikan peluang
untuk iblis masuk. Dosa adalah pintu masuknya iblis untuk merusak tubuh
manusia.
Melalui dosa
iblis menyengat dan memasukkan bisa maut ke dalam tubuh manusia.Dan akibat yang
bisa ditimbulkan oleh sengatan iblis
adalah munculnya sakit penyakit. Anggota
tubuh yang digunakan untuk melakukan perbuatan dosa adalah angota tubuh yang disengat iblis dan bisa maut masuk dan
menjalar ke dalamnya. Tubuh yang dilanda sakit penyakit adalah tubuh yang
berhasil diduduki iblis,dan dijadikannya neraka kecil( neraka = tempatnya iblis
). Suasana neraka adalah suasana kesakitan, panas, ratap tangis serta suasana
keputus-asaan.
Dengan
membangun tubuh sebagai Bait Allah manusia akan mengalahkan sakit penyakit.
Dengan bertobat dari dosa-dosa, dan menghindari perbuatan dosa maka berarti
manusia menutup pintu masuk bagi iblis. Menutup masuknya sakit penyakit.
MENGALAHKAN MAUT
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu
suatu rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan
berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat
binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus
mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini harus mengenakan
yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak
dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka
akan genaplah Firman Tuhan yang tertulis ;” Maut telah ditelan dalam
kemenangan. Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?”
( 1 Korintus 15; 51-55 )
Dalam Al
Kitab dituliskan ada beberapa orang diantara para nabi terdahulu yang tidak
mengalami kematian tubuh, misalnya Henok dan Elia. Kemudian pada akhir jaman
juga akan ada seangkatan umat yang akan diangkat hidup-hidup dan tidak
mengalami kematian tubuh. Kalau pada jaman dahulu hanya terjadi pada beberapa
orang, maka pada akhir jaman akan terjadi secara massal ( 1 Korintus
15;51-55, 1 Tesalonika 4;13-18).
Bagaimana
bisa terjadi hingga seorang manusia yang ditandai dengan berbagai kekurangan
bisa mengalami kejadian yang sangat luar biasa sehingga tubuhnya tidak
mengalami kematian. Bila dicari jawabnya melalui sains dan teknologi mungkin
akan sangat sulit. Tetapi bila dicari jawabnya melalui pengungkapan rahasia
Firman Allah akan bisa dilihat secara jelas mengapa seorang manusia bisa mengalami
hal yang ajaib tersebut.
Sebagai
dasar utama seseorang bisa mengalahkan maut adalah Hidup menjadi Bait Suci.
Artinya Roh Kudus tinggal dalam tubuhnya. Tubuh yang menjadi Bait Suci adalah
tubuh yang dipergunakan untuk melakukan aktifitas-aktifitas positif sesuai
dengan tuntunan Firman Allah. Segenap organ tubuh dikendalikan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan baik dan benar. Inilah dasar pertama yang harus dilakukan
bila sesorang ingin mengalahkan maut dan mempersiapkan diri untuk masa pengangkatan.
Tubuh manusia itu terdiri dari
trilliunan sel hidup, yang pada akhirnya membentuk organ dan jaringan tubuh.
Dan setiap sel itu memiliki usia hidup, dan bila sel-sel itu sudah mati akan
digantikan dengan sel yang baru pada suatu organ tubuh. Tapi pergantian sel
juga tidak terjadi selama-lamanya, karena organ-organ tubuh juga memiliki usia.
Dengan demikian tanpa adanya Mujijat Allah maka sangat mustahil, orang bisa
mengalahkan maut.
Bila Tubuh ini menjadi Bait Suci dan
didiami Roh Kudus, maka akan berpengaruh besar pada pembaharuan sel-sel dalam
tubuh. Orang yang didiami Roh Kudus akan memiliki karakter emosi yang stabil
sehingga sangat kecil kemungkinan terserang penyakit; darah tinggi,
stroke,jantung, deperesi dan sejenisnya. Orang yang didiami Roh Kudus juga
pasti memiliki pola makan yang baik sehingga kecil kemungkinan terserang
penyakit kanker,kolesterol,diabetes dan sejenisnya.
Dengan belajar hidup menjadi Bait
Suci Allah berarti belajar memperoleh kesehatan yang baik dan memperpanjang
usia harapan hidup. Paling tidak orang yang berhasil menjadi Bait Suci Allah
akan memiliki keadaan tubuh ( kesehatan) yang lebih baik daripada orang yang
tidak menjadi Bait Suci Allah.
Agar tubuh benar-benar menjadi Bait
Allah yang sehat dan berkemanangan, maka tubuh harus memiliki sifat dan
karakter Bait Suci.( 1 Korintus
3 ; 16 , 1 Korintus 6;19-20 ). Menurut hukum surgawi ini maka orang yang
menggunakan tubuhnya untuk perbuatan dosa
disebut “Membinasakan Bait
Allah”(1 Korintus 3 ; 17). Dosa yang diperbuat seseorang secara rohani
akanmenggerakkan dimensi keempat untuk menimbulkan celaka pada anggota tubuh
yang terkena dosa (Yang melakukan adalah si iblis pembawa sengat maut ). Dosa
yang lama diperbuat, dipendam-pendam terus, tidak diperdamaikan dengan Kristus
menjadi peluang untuk iblis memberikan sengatan maut, dan merusak tubuh yang
seharusnya menjadi Bait Allah.
Kuasa sakit penyakit yang ditimbulkan
oleh Iblis yang bekerja secara gaib ini beroperasi sedemikian rupa sehingga
merusak anggota tubuh yang tidak kudus. Secara kedokteran ini sulit dilacak,
sebab sakit penyakit disini yang dianggap sebagai penyebab adalah dosa dan
iblis. Segenap baksil,virus dan kuman penyakit dalam hal ini dipandang sebagai
mediator “monster” yang digerakkan oleh
iblis untuk merusak Bait Allah. Dan sakit penyakit itu terjadi karena sebab
yang hakiki yang tidak terdeteksi oleh alat-alat kedokteran, yaitu dosa.
Bahkan ada sakit penyakit ( kerusakan
tubuh ) yang terjadi secara mendadak, bukan karena kuman dan sejenisnya
misalnya karena kecelakaan. Bagian tubuh yang kena celaka itulah pada
hakekatnya menjadi sasaran iblis. Dan itu diijinkan Allah karena manusia
membuka peluang lewat perbuatan dosa.
Al Kitab mencatat suatu hikmat yang
dalam, yang tidak terdeteksi oleh teknologi manusia. Misalnya seperti kejadian
yang menimpa Ayub. Dibalik kebangkrutan ternak dan pekerjaan Ayub, dibalik kematian anak-anak Ayub, iblis yang mendalangi. Mungkin kalau Al Kitab tidak
memberikan keterangan apa yang terjadi dibalik musibah Ayub, mungkin orang bisa
menuduh ; Ayub kurang hati-hati menjaga ternaknya, sehingga terkena bencana.
Atau mungkin Ayub kurang bisa mendidik anak-anaknya sehingga mereka suka minum
anggur hingga ditimpa bencana. Bahkan Ayub sakit barah di sekujur tubuhnya.
Mungkin orang berkomentar ; Ayub tidak bisa menjaga kebersihan tubuh sehingga
terserang kuman penyakit barah.
Padahal memang sesungguhnya makna
hakiki dari bencana yang menimpa Ayub adalah ; Iblis sedang menggerayangi/menjamah Ayub. Iblis diijinkan untuk
mencobai Ayub karena dalam diri Ayub ada satu dosa terselubung yaitu dosa penakut.
Karena yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang
kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapatkan ketenangan dan
ketenteraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.
( Ayub 3; 25 – 26 )
Padahal
menurut Kitab Wahyu pasal 21 ;8 , penakut adalah salah satu jenis dosa yang
membuat seseorang tidak berhak memasuki Yerusalem Baru.
TAHAP-TAHAP
MEMBANGUN TUBUH MENJADI BAIT ALLAH
Kemudian untuk memperoleh tingkatan
lebih lanjut yaitu supaya tidak sekedar mengalahkan
sakit-penyakit, tapi bisa mengalahkan
maut maka seluruh aktivitas tubuh
harus bercirikan aktivitas Bait Suci.
Bait Suci/Kemah Suci pada jaman Nabi Musa disebut Tabernakel. Dan sekarang Bait
Suci itu adalah Tubuh Kita sendiri yang menjadi kediaman Allah Roh Kudus.
Untuk mengalahkan maut maka hidup
kita harus berciri Bait Suci. Adapun Bait Suci atau Tabernakel memiliki
sembilan (9) bagian pokok yang menjadi ciri utama, antara lain ; 1. Pintu
Gerbang, 2. Mezbah Korban Bakaran, 3. Bejana Pembasuhan, 4. Pintu Kemah Suci,
5. Meja Roti Sajian, 6. Pelita Emas, 7. Mezbah Dupa, 8 Pintu Tirai Maha Kudus,
9 Ruang Maha Kudus ( Tabut Perjanjian Allah ), seperti dituliskan dalam Kitab
Keluaran pasal 25-27, pasal 36-38.
Karena Bait Suci itu sekarang adalah
Tubuh Kita maka untuk mencapai kesempurnaan/mengalahkan maut kita harus
menghiasi diri dengan gaya hidup yang berciri Bait Suci antara lain ;
1.
Pintu Gerbang
( Keluaran 27; 13-16, 38; 13-15, 18-20 )
Di dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada iman dan percaya kita yang utuh, kepada Tuhan Yesus Kristus
yang telah lahir ke dunia. Tuhan Yesus yang menampilkan diriNya sebagai seorang
Raja, sekaligus sebagai Hamba, sebagai Anak Manusia dan Anak Allah. Artinya
Tuhan Yesus yang mampu menjiwai seluruh kehidupan umatNya, dari yang kaya (
Raja) hingga yang miskin( Hamba). Dari
kehidupan biasa ( Anak Manusia ) hingga kehidupan yang penuh mujijat( Anak
Allah ).
Iman dan
Percaya kita kepada Empat Injil ; Matius Markus, Lukas dan Yohanes. Kita Harus
memiliki iman yang teguh dan tak tergoyahkan.
2.
Mezbah Korban Bakaran
( Keluaran 27; 1-8, 38;1-7 )
Di dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada proses pertobatan yang
sungguh-sungguh. Berpaling dari perbuatan –perbuatan dosa dan kenajisan
kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Firman
Tuhan. Yakin bahwa Tuhan Yesus sudah menebus dosa kita dan kita tidak boleh
lagi melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Kita harus belajar untuk memikul salib
mengikuti proses kehidupan yang terasa berat karena menuruti kebenaran Firman
Allah. Dosa-dosa dan keinginan daging kita seperti dikoyak-koyak dan dibakar di
mezbah Allah. Rasanya sangat berat meninggalkan kebiasaan dosa-dosa masa lalu,
namun akan terasa sangat indah bila kita mampu melakukannya.
Mezbah Korban Bakaran arti rohaninya
adalah suatu tingkatan iman dimana seseorang bisa bertobat dengan
sungguh-sungguh, rela sengsara untuk mengikuti proses salib, dan bisa belajar
memberikan persembahan yang baik bagi kemuliaan Tuhan.
3. Bejana
Pembasuhan ( Keluaran 30; 17-21, 38;8 )
Di dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada proses Kelahiran Baru
. Dalam tingkatan ini kita harus bisa meninggalkan karakter dan tabiat lama
yang penuh kejahatan dan kenajisan, dan kita harus memulai gaya hidup baru ,
kebiasaan baru yang berbeda dari kebiasaan orang-orang dunia. Yaitu suatu
kepribadian surgawi. Kalau dunia cinta kekerasan maka kita harus lemah lembut,
kalau dunia cinta kecemaran maka kita harus cinta kesucian, kalau dunia kikir
dan pelit maka kita harus murah hati ( Matius 5 ;1-12 ). Hal ini dilambangkan denga
proses Baptisan menguburkan/menenggelamkan kepribadian lama dan hidup dalam
kepribadian yang baru.
4. Pintu
Kemah Suci ( Keluaran 26;36-37, 36;37-38).
Dalam
kehidupan kita sekarang menunjuk kepada hidup yang dipenuhi/diurapi Roh Kudus.
Memberikan semua anggota ( organ ) tubuh kita untuk melakukan aktifitas/gerakan
menurut irama gerak Roh Kudus. Gerakan Roh Kudus ini memiliki ciri bertentangan
dengan keinginan hawa nafsu dan daging;
“Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah
perseteruan terhadap Allah….” ( Roma 8;
6-7a )
Dalam tingkatan rohani sedemikian
kita dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap suara Roh Kudus dan
melakukannya, serta menghindari perbuatan-perbuatan hawa nafsu daging. Kita
harus berani mengambil keputusan untuk mengikuti Suara Roh Kudus,dan
meninggalkan keinginan hawa nafsu daging. Jangan takut bila melakukan sesuatu
menuruti Roh Kudus, sebeb sekalipun berat namun pada akhirnya akan membuahkan
suka-cita dan kemenangan. Sebaliknya bila kita menuruti keinginan hawa nafsu
daging, sekalipun rasanya enak dan menyenangkan namun pada akhirnya membawa
kepada maut dan berbagai macam kesulitan hidup. Orang yang hidup
menuruti Roh Kudus akan memiliki ciri khusus yaitu buah Roh,antara-lain; kasih,
suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan,
kelemah-lembutan, dan penguasaan diri. ( Galatia 5; 22 )
5. Meja
Roti Sajian ( Keluaran 25; 23-30, 37; 10-16 )
Dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada kesediaan kita untuk menuruti Firman Allah. Kesediaan kita
untuk memiliki waktu membaca ,mempelajari dan mendengarkan Firman Allah.
Pada tingkatan ini kita akan memiliki rasa cinta kepada Firman Tuhan.
Ada gairah untuk terus menerus menggali rahasia-rahasia Firman. Adapun ciri
yang menandai tingkatan ini adalah timbulnya kecintaan mempelajari Firman
Tuhan. Bila membaca Al Kitab menjadi semangat dan tidak mengantuk. Selalu
muncul pengertian-pengertian baru setiap membaca Firman Allah.
“Kata
Yesus kepada mereka;”Akulah Roti Hidup; barang siapa datang kepadaKu, ia tidak
akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus
lagi.” ( Yohanes 6;35)
6.
Pelita
Emas (
Keluaran 25;31-40, 37;17-24)
Dalam
kehidupan kita sekarang menunjukkan pada persekutuan kita kepada
karunia-karunia Roh Kudus. Kita tidak terbuai lagi oleh keajaiban-keajaiban
palsu yang datang dari iblis. Kita tidak tertarik lagi pada keajaiban yang
datang dari dukun-dukun, dan berbagai macam praktek okultisme. Karena kita
sendiri pernah melihat dan merasakan bahwa Mujijat Allah adalah lebih dahsyat, lebih baik dan lebih
kudus.
Pada
tingkatan ini kita akan merasakan secara langsung ( bukan kesaksian orang lain)
keajaiban-keajaiban yang datang dari Karunia Roh Kudus antara lain; Karunia hikmat, karunia makrifat, karunia
kesembuhan,karunia iman, karunia mujijat, karunia bernubuat, karunia
menimbang/membedakan roh, karunia berbahasa roh, karunia mengartikan bahasa
roh. ( 1 Korintus 12; 7-11). Tidak
semua karunia ini diterima oleh setiap orang. Tetapi paling tidak salah satu
diantaranya menjadi bagian dari orang yang mencapai tingkatan ini.
Pada
hakekatnya manusia itu menjadi rebutan oleh dua alam keajaiban;yaitu keajaiban
Tuhan dan keanehan/”keajaiban” dari Iblis. Setiap manusia juga ingin memiliki
pengalaman khusus untuk memasuki dunia ini. Apabila manusia disentuh oleh
keajaiban Tuhan maka akan membangkitkan pengaruh positip dalam hidupnya untuk
selalu bersyukur,memiliki kasih dan menghasilkan buah-buah kehidupan yang baik.
Tapi bila manusia disentuh oleh
keajaiban palsu yang datang dari Iblis, maka akan berpengaruh pada pola
hidupnya. Sekalipun keajaiban dari Iblis bisa juga menyembuhkan penyakit,
memberi kekayaan, namun pada hakekatnya akan menyeret manusia pada kesesatan.
Dan akan selalu ditemukan ciri perbuatan kotor, najis pada setiap orang yang
bersekutu dengan Iblis.
7. Mezbah
Dupa ( Keluaran 30;1-10, 30;34-38,
37;25-28)
Dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada cinta kasih kita kepada Allah dan kepada sesama yang
diungkapkan melalui sembah dan
syafaat.
Kita harus memiliki jam-jam untuk menyembah Tuhan. Pada tingkatan ini akan
kita pahami makna Sembah yang sesungguhnya. Sembah itu berbeda dengan doa. Sembah adalah
suatu sikap pemujaan,mengagungkan,memuliakan Tuhan. Sedangkan doa adalah suatu kominikasi dengan Allah
yang berisi permintaan. Sembahyang
itu bisa berlangsung sangat lama, berjam-jam. Sedangkan doa itu hanya
berlangsung pada waktu yang relatif singkat.
Dari sini kelihatan sangat jelas
bahwa sembah itu memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada doa. Dan pada
tingkat mezbah dupa ini kita dituntut untuk memiliki jam-jam sembah ( bukan doa
).
8. Pintu
Tirai Maha Kudus (
Keluaran 26;31-35, 36;35-36 )
Dalam
kehidupan kita sekarang menunjuk kepada saat kita bisa “merobek” keinginan hawa
nafsu daging untuk mendekat pada Tuhan. Sebab sesungguhnya yang menjadi
pembatas antara kita dengan hadirat Tuhan adalah segala nafsu dan keinginan
daging kita. Yang menjadi penghalang antara kita dengan Hadirat Maha Kudus (
Ruang Maha Kudus ) adalah “ tirai” hawa nafsu daging kita.
“Sesungguhnya tangan
Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang
tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan
Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan
yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu”. ( Yesaya 59;1-2 )
Melalui doa dan puasa, kita melalui
proses dalam tingkatan Pintu Tirai Maha Kudus. Doa dan puasa adalah satu sarana
untuk “merobek” segala macam keinginan nafsu daging. Dengan doa dan puasa kita
bisa memasuki ruang Maha Kudus dan melihat cahaya kemuliaan Allah. Itulah
sebabnya bila seseorang berhasil dalam doa dan puasanya biasanya selalu
diiringi dengan mujijat yang besar.
9. Tabut
Perjanjian Allah ( Keluaran 25;10-22; 37;1-9 ).
Dalam kehidupan kita sekarang
menunjuk kepada kesempurnaan persekutuan kita dengan Allah Roh Kudus. Roh Kudus
bertahta dalam pikiran dan hati kita. Tubuh kita menjadi “istana” (
Bait Suci/ 1 Kor 3;16) surgawi. Roh Kudus memerintah seluruh aktifitas organ
tubuh kita. Bila ini terjadi maka kita akan menjadi orang yang sangat berkemenangan.
Kemanapun kita berjalan kita akan selalu beruntung, sakit penyakit akan
berlalu, dan berkat-berkat dialirkan kepada kita.
Dalam tingkatan ini badan kita
menjadi “istana” dimana Roh Kudus sebagai Sang Raja memerintah seluruh gerakan
badan kita. Selain itu kita juga akan dikawal oleh “pasukan surgawi” yang
bernama malaikat. Para malaikat ini dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi
pengawal bagi setiap orang yang didalam tubuhnya ada Roh Kudus.
Dan tentang
malaikat-malaikat Ia berkata; “ Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadai
badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api…”
Bukankah
mereka semua adalah roh-roh yang
melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh
keselamatan ?.( Ibrani 1;7-14)
Jadi para malaikat itu
menyertai,menolong,mengawal dan melayani kita, bukan karena kita hebat, tetapi
karena di dalam tubuh kita ada Roh Kudus. Para malaikat adalah pasukan tentara
surga yang memang tugasnya mengawal dimanapun Roh Kudus bertahta.
Kesempurnaan persekutuan bersama
Allah Roh Kudus ini yang nantinya menyebabkan seseorang terbebas dari kematian.
Disini terletak rahasia kekuatan Ilahi yang sangat ajaib, yang mengalahkan
sakit penyakit, menguatkan organ-organ tubuh, dan menciptakan kesehatan yang
optimal dalam tubuh manusia.
Pengangkatan Adalah Wujud Kesempurnaan Ilmu Alkitabiah
Mengalahkan kuasa kematian adalah
puncak dari ilmu Al Kitab. Dalam arti
pertama adalah mengalahkan kuasa dosa, dan memiliki hidup kekal di surga.
Kemudian dalam arti kedua benar-benar mengalahkan maut, mengalahkan kematian
dan mengalami pengangkatan.
Memang
sebagian besar umatNya tidak akan merasakan indahnya pengangkatan ( lepas dari
kematian). Namun paling tidak bila seseorang mempelajari ilmu Pembangunan Manusia
Rohani ini akan memperoleh jaminan keselamatan di surga nanti. Selain itu juga
bisa memperbaiki taraf kesehatan tubuh, kesetabilan emosi serta dapat
memperpanjang usia harapan hidup.
Sembilan tahap cara-cara menuju
kesempurnaan diatas merupakan suatu panduan secara umum untuk memberikan arahan
bagaimana cara mempersiapkan diri menyongsong masa pengangkatan. Disusun
berdasarkan Pola Bait Suci Allah ( Pola Tabernakel ) dan
tingkatan-tingkatannya. Sedangkan yang dimaksud Bait Suci sekarang adalah tubuh
kita sendiri ( 1 Korintus 3;16, Yohanes 2;21)
Untuk tercapainya kesempurnaan dan
mampu mengalahkan maut, tentunya tidak bisa dilakukan dengan serta-merta,
melainkan harus dipelajari dan berlatih sungguh-sungguh, semakin menekuni
rahasia Firman Tuhan, karena pengungkapan rahasia Firman itu berkembang dari
hari-ke hari. Juga diperlukan kepekaan terhadap suara Roh Kudus setiap kali
akan melakukan aktivitas.
SALAM PENUAIAN,
TUHAN YESUS MEMBERKATI !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar