Oleh: Pdt Peter BS/HM
(Mat 16:17) Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
(Mat 16:18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
(Mat 16:19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Dalam Matius 16: 13-20 dikisahkan mengenai dialog Tuhan Yesus dengan Simon Petrus. Yang pada intinya adalah Tuhan ingin mengetahui kadar iman dan kepercayaan kepada murid-murid disekelilingNya, dan teristimewa kapada Petrus.
Dan ternyata Petrus berani memiliki Pengakuan Iman Percayanya kepada Yesus yang adalah Mesias. Dimana ketika itu banyak orang/bahkan muraid yang bimbang tentang Yesus. Ada yang menganggapnya Yohanes Pembaptis, ada yang menganggap Elia ada yang menganggap Yeremia atau Yesus adalah salah seorang dari antara para nabi.
(Mat 16:13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
(Mat 16:14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
Sebetulnya pengakuan murid-murid lain selain Petrus waktu itu membuat Tuhan Yesus Kecewa. Karena murid-murid sendiri masih bimbang tentang siapa Yesus. Bahkan menyetarakan Yesus dengan Elia, Yeremia, Yohanes Pembaptis, atau menyetarakan Yesus dengan Para Nabi.
Itulah penyebab murid-murid lain tidak mendapatkan Kunci Kerajaan Surga. Tidak dipercaya untuk menjadi Fondasi Jemaat Allah. Itu juga yang menjadi penyebab mengapa alam maut membayang-bayangi murid-murid lain selain Petrus.
Dan yang menjadi penyebabnya adalah karena murid-murid lain menyetarakan Yesus dengan Elia, Yeremia, Yohanes Pembaptis atau menyetarakan Yesus dengan para Nabi.
Sedangkan Petrus dengan berani mengatakan Bahwa Yesus Adalah Mesias Anak Allah Yang Hidup:
(Mat 16:15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
(Mat 16:16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Pengakuan semacam inilah yang ditunggu oleh Tuhan Yesus Kristus. Dan dengan pengakuan ini Petrus Layak menerima tiga berkat besar
1. Diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu ( Matius 16:18 )
2. Tidak akan dikuasai oleh alam maut/kengerian maut (ayat 18)
3. Diberi Kunci kerajaan Surga
Dari ayat-ayat tersebut mengandung suatu pelajaran penting; Jangan sekali-kali menyetarakan Yesus dengan Para Nabi. Sebab kalau itu ada dalam pikiran orang Kristen maka mereka tidak akan menerima tiga perkara besar seperti yang diterima Petrus.
Bila orang Kristen menyetarakan Yesus dengan Para Nabi maka tidak ada bedanya dengan orang-orang dunia. Dan yang akan terjadi adalah tidak akan pernah dilawat oleh mujijat Allah.
1. Orang yang menyetarakan Yesus dengan Para Nabi tidak akan dipercaya Pekerjaan Besar, sehingga hidupnya selalu kerdil dan tidak bertumbuh.
2. Orang yang menyatarakan Yesus dengan Para Nabi akan dibayang-bayangi oleh alam maut. Ketakutan dan kengerian akan selalu membayang-bayangi.
3. Orang yang menyetarakan Yesus dengan Para Nabi tidak akan dipercaya oleh Allah untuk dipercaya kunci Sorga.
Sebaliknya orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah Yang Hidup maka dia akan:
1. Dipercaya pekerjaan-pekerjaan besar, kesksesan dan keberhasilan akan selalu menyertainya.
2. Akan dihindarkan dari kengerian maut. Kengerian maut itu bisa terjadi karena : sakit penyakit, bencana alam, kecelakaan, ataupun ancaman orang jahat yang ingin membunuh, atau karena peperangan. Jemaat yang percaya sepenuh hati bahwa Yesus adalah Mesias akan dihindarkan dari kengerian-kengerian maut itu.
3. Akan diberi Kunci Sorga. Artinya keberhasilan dan masa depannya akan dijamin Tuhan dan PASTI mendapat solusi jalan keluar terbaik ketika menghadapi masalah berat.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan belajarlah seperti Petrus untuk bisa PERCAYA, kepada Tuhan, kepada suami, kepada isteri, kepada rekan-rekan kerja.
Disamping itu harus belajar menjadi orang yang BISA DIPERCAYA. Jangan sampai kalau sudah mendapat kepercayaan kemudian diselewengkan, mengkhianati kepercayaan yang Tuhan berikan. Mengkhianati kepercayaan yang suami/isteri berikan. Mengkhianati kepercayaan teman. Karena pengkhianatan terhadap kepercayaan adalah penghambat berkat Allah.
SALAM PENUAIAN, TUHAN MEMBERKATI !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar