Sabtu, 09 Juni 2012


BATU PENJURU
Oleh: Pdt Peter BS/HM

Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. ( 1 Petrus 2:4 )


Kristus adalah Batu Yang Hidup, dimana orang percaya harus datang kepadaNya. Kita tidak disuruh datang kepada batu yang mati yang tidak dapat bergerak, tidak dapat bereaksi dan tidak dapat memberi pertolongan. Tetapi kita disuruh datang pada Batu Yang Hidup, yang aktif Kuasa dan Kekuatannya, dan bisa memberi pertolongan yaitu Kristus Yesus.

Kristus juga adalah batu penjuru; artinya segala macam keberhasilan yang kita bangun harus berfondasikan kepada Kristus. Apapun yang kita bangun tanpa dasar Kristus akan sia-sia. Sedangkan apapun yang bisa kita bangun diatas fondasi Kristus akan sangat bernilai.

Manusia sering kali membangun segala sesuatu dengan dasar batu yang lain. Kemudian Kristus dikesampingkan. Seperti halnya membangun kejayaan dan kekayaan kemudian Tuhan dilupakan. Ini yang disebut: batu yang dibuang manusia.

Kristus sebagai Batu Penjuru, artinya: Dia siap menanggung beban seberat apapun yang kita miliki. Asalkan kita memang betul-betul hidup diatas Batu Penjuru tersebut.
Seperti sebuah bangunan maka batu penjuru ( fondasi ), bermanfaat untuk kekuatan dan ketahanan bangunan. Melindungi rumah dari goncangan-goncangan gempa, melindungi rumah dari gerusan air, maupun bahaya angin yang menerpa.

            Karena pentingnya Batu Penjuru ini maka dalam tradisi pembangunan gedung-gedung sering diadaan acara peletakan batu pertama, yang biasanya dilakukan oleh pejabat.
           
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 
( 1 Petrus 2:5 )

 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." ( 1 Petrus 2:6 )

Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." 
( 1 Petrus 2:7)

Mengapa kadangkala kehidupan seseorang kadang-kadang sering mudah tergoncang, mudah patah semangat dan mudah mengalami kehancuran. Itu karena sering kali terjadi karena manusia tidak memiliki fondasi kehidupan yang kuat. Atau memiliki fondasi juga tetapi yang digunakannya adalah batu lain.

            Karena begitu sibuknya orang dengan urusan, keluarga, bisnis, pekerjaan dan sebagainya sering orang menjadi lupa membangun fondasi yang kuat.

            Jadikan Kristus sebagai landasan; berfikir, landasan bekerja, beraktifitas, maka akan terciptalah fondasi yang kuat.

            Dalam sebuah bangunan maka fondasi ini, berada di bawah, sebagian besar terkubur tanah. Artinya fondasi adalah sesuatu yang sangat penting namun sering tidak kelihatan, sehingga sering pula keberadaannya diabaikan. Namun walaupun tidak kelihatan biasanya fondasi suatu bangunan itu menelan anggaran 25% dari keseluruhan bangunan.

Meletakkan segala yang kita kerjakan diatas Kekuatan Kristus, ini yang Tuhan kehendaki.

Karena kondisi dunia, situasi pekerjaan dan berbagai himpitan sering kali orang lupa menaruh segala yang dibangunnya diatas Kuasa Kristus.

            Menyerahkan segala pekerjaan dalam Kuasa Kristus akan membuat orang menjadi kuat dan tahan uji. Karena memiliki suatu keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana terindah dalam hidup kita. Akhirnya kita terhindar dari kecemasan, kebimbangan.

ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.( Lukas 6:48 )

Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." 
(Lukas 6:49 )


Mendengar Firman Tuhan dan melakukannya adalah praktek nyata dari orang yang memiliki fondasi kuat dalam hidupnya. Yang memiliki bangunan iman yang kuat siap menghadapi berbagai macam goncangan di dunia ini.

            Sebaliknya orang yang mendengar Firman tetapi tidak melakukanya sama dengan orang bodoh yang membangun rumah tanpa fondasi. Sehingga ia akan mudah hancur saat menghadapi kesulitan dan goncangan dunia ini.

            Saudaraku yang dikasihi Tuhan marilah kita belajar menaruh segenap beban kita; dalam melayani TUHAN, dalam keluarga maupun dalam pekerjaan diatas Kuasa Kristus. Kita percayakan saja semuanya kepadaNya, kita lakukan FirmanNya. TUHAN PASTI MEMBERI KEBERHASILAN.

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Kamis, 07 Juni 2012



MENJADI SEPERTI BAPA 

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. ( Matius 5:48 ) 

Sering kali kita hidup bagaikan anak-anak burung rajawali yang mengira dirinya adalah anak-anak ayam. Kita selalu merasa diri lemah, tidak berdaya, tidak bertalenta, bahkan tidak berguna. Kita hidup seperti anak-anak ayam yang tidak memiliki pengharapan. Begitu mendengar perkataan bahwa kita harus menjadi sempurna seperti Bapa yang di surga, kita langsung memvonis bahwa hal itu mustahil terjadi. Renungkanlah; Mustahilkan seekor anak Rajawali terbang tinggi di angkasa? Tidak, bukan? Asal ia adalah benar-banar adalah anak burung rajawali, kelak pasti ia bisa terbang tinggi. 

Mustahilkah kita menjadi sempurna seperti Bapa? Tentu saja tidak, asalkan kita benar-baenar adalah anak-anak Bapa, anak-anak yang dilahirkan olehNya; 

orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. ( Yohanes 1:13 ) 

Allah tidak pernah memberikan perintah yang mustahil kita lakukan. Mwenjadi sempurna bukan tergantng dari usaha kita. Kalau kita adalah anak-anak Bapa yang sejati, maka kita memili harapan untuk menjadi sempurna. Asalkan kita terus bertumbuh dalam hayat-Nya, kita akan menjadi sempurna sama seperti Dia. 

Banyak orang Kristen salah paham terhadap permintaan diatas sehingga putus asa dan mengatakan,”ini terlalu berat bagiku. Aku tidak akan dapat mencapainya. Tidak mungkin memenuhinya”. Mata kita harus tercelik bahwa kita memiliki hayat Bapa ( hayat ilahi ) di dalam kita. Kita dapat menggenapkan hukum Tarat baru ini bersandarkan hayat dan sifat Bapa. Tidak heran demi mencelikkan mata kita, Tuhan telah mengijinkan datangnya begitu banyak perkara yang saling berlawanan ke dalam lingkungan kita untuk menyingkapkan keadaan kita yang sebenarnya, sehingga kita sadar siapa kita sebenarnya. Mulai hari ini marilah kita berpaling kepada Bapa, dan belajar hidup oleh hayat ilahi Bapa. 

Menjadi sempurna bukanlah masalah kita sanggup atau tidak, melainkan masalah pertumbuhan hayat ilahi. Bagi anak-anak Bapa, menjadi sempurna hanyalah masalah waktu. Cepat atau lambat, setiap anak-anak Allah pasti akan menjadi sempurna sama seperti Bapa yang di surga. Anak-anak Bapa yang bertumbuh dengan baik, akan lebih cepat menjadi sempurna. Tetapi mereka yang kurang bertumbuh dalam hayat ilahi; hidup menurut kesukaan diri sendiri, memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menjadi sempurna. Bila waktu ini mereka belum juga sempurna, maka Bapa akan tetap menyempurnakan mereka dalam waktu yang akan datang. 

Menjadi sempurna itu pasti tetapi bilamanakah seseorang mejadi sempurna, itu sangat ditentukan oleh cepat atau lambatnya pertumbuhan hayat ilahi dalam diri seseorang. 

Pertumbuhan hayat bukanlah perbaikan dalam tingkah laku saja, melainkan pertambahan kadar ilahi dalam kehidupan kita. 

Bertumbuh, berarti Allah (kadar ilahi ) bertambah di dalam kita dan kita semakin berkurang. Firman Allah dan Roh it adalah penting untuk pertumbuhan kita; 

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. ( Yohanes 6;57 ) 

Untuk bertumbuh dalam hayat ilahi kita perlu makan dan minum Firman melalui membacanya dan berdoa memakai Firman di dalam Roh. 

Selanjutnya kita perlu berseru kepadaNya sehingga RohNya memenuhi kita. Dipenuhi oleh Roh-Nya akan membuat kita mengekspresikan sifat-sifatNya dalam kehidupan. 

Selain makan dan minum Firman Tuhan, serta berseru kepada namaNya hingga dipenuhi oleh RohNya, untk bertumbuh dalam hayat ilahi, kita harus juga menurut pimpinan Roh; 

supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. ( Roma 8:4 ) 

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, ( Galatia 5;25 ) 

Kehidupan menurut Roh dan dipimpin oleh Roh akan membuat kita mampu memenuhi semua permintaan hukum –hukum surga yaitu Perjanjian Baru. 

Menikmati Firman dan Roh itu merupakan suatu kebutuhan pokok, dan rahasia untuk menjadi sempurna bagi kita sama seperti Bapa kita yang di Surga. 

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (1 Yohanes 1: 2 ) 

Selasa, 05 Juni 2012

JANGAN SEPERTI BURUNG DI DALAM SANGKAR

By Ps Peter BS/HM



Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hidupmu dan berkata: apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah 
( Matius 6 : 31-32 ). 

Orang Kristen yang beribadah dan tergembala dengan benar akan memiliki iman yang hidup dan teguh menghadapi kehidupan ini. Firman Tuhan mengingatkan supaya orang Percaya jangan mudah bingung dan kuatir tentang: makanan, minuman, pakaian.

Burung-burung saja yang “tidak punya otak”, tidak mengenal cara menabur atau bercocok tanam, tidak mengenal cara menyimpan gandum ( menabung ), mereka bisa makan, minum, mereka ceria menikmati alam raya anugerah Tuhan. Betapa bodohnya manusia bila sampai kuatir tentang; makanan, minuman atau pakaian.

Ayat-ayat dalam matius 6:25-34 juga mengisyaratkan bahwa orang Kristen harus aktif jangan pasif dalam menyongsong berkat. Burung-burung di udara, mereka bisa makan dan minum karena mereka mau keluar, terbang dan mencari, dan mereka mendapatkannya. Demikian pula orang yang ingin mendapatkan berkat dari Allah Harus AKTIF menyongsong berkat. 

Kreatif menciptakan peluang pekerjaan sehingga menghasilkan berkat-berkat. Tuhan katakan yang menjadi contoh adalah burung-burung diudara bukan burung dalam sangkar yang akan mendapat berkat itu. Ini juga mengandung arti setiap orang yang akan diberkati hidupnya, masa depannya sehingga tidak merasakan kekuatiran dalam hidupnya adalah orang-orang yang aktif bekerja menyongsong berkat ( digambarkan dengan burung-burung diudara—bukan burung dalam sangkar ).

Orang Kristen jangan seperti BURUNG DALAM SANGKAR. Yang hidupnya sangat tergantung dengan majikan. Yang bila majikannya memberi makan dia hidup. Tapi bila majikannya lupa memberi makan maka matilah dia. Demikianlah bila manusia menaruh harapannya kepada manusia atau boss atau siapa saja selain Allah. Maka hidupnya akan seperti burung dalam sangkar, hidupnya diliputi dengan kecemasan.

Berbeda dengan BURUNG-BURUNG DI UDARA mereka menaruh harap sepenuhnya atas karunia Allah. Mereka ceria menikmati anugerah Tuhan, tidak pernah kuatir tentang hari esok, tentang makanan, minuman, pakaian. Semuanya disediakan di alam raya oleh Tuhan.

Orang Kristen lebih dari BURUNG-BURUNG DI UDARA. Artinya orang Kristen harus pandai dan aktif menyongsong berkat Tuhan. Jangan bersantai-santai duduk tenang dan tidur nyenyak di dalam sangkar. Tetapi hendaklah mau keluar dan bekerja menyongsong berkat yang sebenarnya telah Tuhan sediakan bagi kita.

Janganlah orang Kristen menaruh harap dan menggantungkan diri pada manusia atau boss atau apapun selain Allah, karena semuanya itu akan mengecewakan dan membuat kerdil iman manusia. Membuat kuatir tentang makanan, minuman dan pakaian, maupun tentang hari esok. Bahkan itu hanya akan membuat orang seperti “ burung dalam sangkar “. 

Orang Kristen LEBIH DARI BURUNG-BURUNG DI UDARA. Lebih percaya akan berkat dari Allah. Orang Kristen memiliki kreatifitas yang lebih untuk menyongsong berkat- berkat dari Allah. Dan PASTI berkat akan dicurahkan melimpah, mengalahkan segala ketakutan dan rasa kuatir. 

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !





Jumat, 01 Juni 2012



TUHAN YESUS AKAN MEMBAPTIS BUMI !

Oleh : Pdt Peter BS/HM

Waktu ini kita melihat betapa banyaknya bencana terjadi, dari tsunami yang memakan korban ratusan ribu jiwa, gempa bumi yang menelan ribuan jiwa, gunung meletus, luapan lumpur panas, bahkan munculnya berbagai macam penyakit. Semuanya itu seijin Tuhan untuk menyadarkan betapa rapuhnya kebanggaan dunia ini. Bila bencana terjadi, harta yang ditimbun berpuluh-puluh tahun bisa musnah seketika. Bila bencana terjadi orang bisa menjadi korban tidak pandang miskin atau kaya. Tidak pandang pejabat atau pengemis, tidak pandang orang besar atau kecil kalau terkena bencana akan sama saja. Saat orang mengerang kesakitan, saat orang meregang nyawa dan meninggal semuanya akan sama saja. 

Namun ada SATU HAL PASTI yang akan MEMBUAT BEDA. Yaitu bahwa Allah sanggup meluputkan anak-anak yang dikasihiNya dari berbagai bencana dan derita. 

BAPTISAN YANG BENAR dan ROHANI akan mampu meluputkan manusia dari bencana-bencana besar yang melanda bumi. Dengan cara-caraNya yang ajaib Dia akan memilih anak-anak yang dikasihiNya untuk diselamatkan, walau DITENGAH-TENGAH BENCANA. 

Berfirmanlah TUHAN:”Aku akan menghapuskan manusia yang telah kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa aku telah menjadikan mereka”. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. (Kejadian 6:7-8 ) 

Seperti pada jaman Nabi Nuh, maka Allah mengijinkan dunia dilanda bencana besar AIR BAH, yang meliputi seluruh bumi. Allah melakukan hal itu karena manusia yang diciptakannya sudah RUSAK MORALNYA. 

“Adapun bumi itu telah rusak dihadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak” ( Kejadian 6:11-12 ) 

Al Kitab mencatat bahwa bencana yang bersekala besar itu selalu terjadi bila bumi sudah penuh kekerasan dan menjalani hidup yang rusak. Tidak bisa disangkal lagi dan harus menjadi pelajaran untuk kita sekarang. Kehidupan macam apa yang dilakukan oleh orang-orang yang tertimpa bencana besar. Apakah mereka orang-orang baik? Apakah mereka orang orang yang suci? Apakah mereka orang-orang yang cinta damai dan kasih sayang? Apakah mereka orang-orang yang dekat denga TUHAN YESUS?. Tidak perlu dijawab tapi Renungkan dan fikirkan semua itu. 

Allah tidak pernah melaknat orang-orang yang hidup suci, benar dan Kudus. 

BAPTISAN itu sesungguhnya adalah SAAT ALLAH MEMBINASAKAN KEJAHATAN dan memberi hidup pada orang orang kudusNya. Baptisan masal air bah pada jaman Nabi Nuh bertujuan membinasakan orang-orang dengan kejahatannya dan memberi hidup pada orang-orang benar yang disayangiNya. 

Selanjutnya juga ada pelajaran indah Ketika Bangsa Israel dibawa oleh Nabi Musa menyeberangi Laut Teberau. Pada saat itu juga terjadi BAPTISAN MASAL. Israel yang dipimpin Nabi Musa adalah orang yang benar dan kudus, dan mereka selamat menyeberangi laut teberau. Akan tetapi Firaun dan bala tentaranya yang jahat penuh hawa nafsu, amarah, geram binasa di Laut Teberau. 

Apakah air Bah pada jaman nabi Nuh itu bencana? Apakah laut Teberau yang membinasakan Firaun bersama bala tentaranya itu juga bencana?. Tentu bagi Nuh air bah itu bukan bencana, tetapi bagi orang-orang jahat yang dibinasakan maka itu adalah bencana. 

Tentu juga bagi Israel Laut Teberau bukanlah bencana, bahkan merupakan peluang keselamatan. Namun bagi Firaun dan bala tentaranya maka laut Teberau adalah suatu bencana yang dahsyat dan mengerikan. 

Itu adalah BAPTISAN DALAM SEKALA BESAR. Sedangkan dalam tubuh kita masing-masing ada BAPTISAN dalam arti kecil dalam arti Rohani. 

Baptisan itu pada hakekatnya adalah saat seseorang bisa membinasakan sifat-sifat jahat dan rusak ( seperti sifatnya orang-orang jaman Nabi Nuh ) saat seseorang bisa membinasakan sifat amarah, geram dan jahat (seperti sifat Firaun dan bala tentaranya). Untuk kemudian hidup suci seperti Nabi Nuh dan hidup taat kepada Allah seperti Nabi Musa dan pengikutnya (Israel ). 

Baptisan bukanlah masalah dengan apa atau bagaimana liturgi atau cara baptisan. Sebab babtisan macam apapun kalau pada akhirnya melahirkan orang-orang yang tetap berbuat jahat dan dosa, maka itu adalah baptisan yang salah. Namun baptisan dengan cara apapun juga bila pada akhirnya melahirkan orang-orang yang berkarakter benar, suci, kudus dan berhati nurani baik, maka itu adalah baptisan yang benar. Jadi tidaklah bijaksana jika masalah liturgi baptisan menjadi perdebatan dikalangan gereja-gereja saat ini. Tuhan katakan bahwa segala sesuatu itu hendaklah dilihat dari buah-buahnya. Juga Petrus pernah katakan bahwa BAPTISAN itu sekedar kiasan dari suatu proses orang yang bertobat yaitu meninggalkan sifat-sifat jahatnya dan selanjutnya hidup baru dalam Roh dan Kebenaran. 

“Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah- oleh kebangkitan Yesus Kristus”( 1 Petrus 3:21 ) 

HIKMAH TERPENTING dari makna baptisan adalah: 

BILA ORANG SUDAH BISA MEMATIKAN/MEMBINASAKAN SIFAT-SIFAT JAHAT DAN DOSANYA, MAKA SUDAH PASTI ALLAH TIDAK AKAN MENGHUKUM DENGAN BENCANA. NAMUN BILA MANUSIA MEMUPUK NAFSU DAN KEJAHATAN MAKA ALLAH AKAN MENDATANGINYA DENGAN BENCANA YANG TAK TERDUGA-DUGA

SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Rabu, 30 Mei 2012



RAHASIA PINTU GERBANG SURGA
( Memerangi roh “lumpuh dan pengemis”)


Oleh : Pdt Peter BS/HM 

Melalui Pengajaran rahasia Pintu Gerbang Bait Suci Allah seperti tertulis dalam Keluaran 38:18-19. Maka bisa diambil beberapa makna rohani yang terkandung di dalamnya. 

Pada Jaman Nabi Musa maka Tabernakel/Bait Suci itu merupakan tempat ibadat Israel di Padang gurun ( waktu Israel Mengungsi ). Pada saat itu setiap orang yang masuk pintu gerbang Bait Suci, berarti dia berpindah dari suasana Padang Gurun yang ganas ke dalam suasana yang aman, damai dan penuh keselamatan dari Allah. 

Kemudian dalam arti Rohani untuk Kita yang hidup di jaman Perjanjian Baru, Pintu Gerbang memiliki arti: 

1. Saat seseorang Pertama Kali memahami arti Keselamatan, menerima dan percaya Tuhan Yesus Kristus melalui keempat Injil: Matius,Markus, Lukas dan Yohanes. 

2. Saat seseorang pertama kali tergembala dengan benar. 

3. Saat seseorang pertama kali rela bersekutu dengan proses sengsara, kematian, kebangkitan, dan Kemuliaan Kristus. Bahwa mengikut Tuhan itu ada saatnya sengsara, tetapi ada saatnya untuk bangkit, dan akhirnya ada saatnya untuk dimuliakan. 

4. Saat seseorang mulai bisa belajar memberikan persembahan yang terbaik bagi TUHAN. Ini dilakukan sebagai tanda/ungkapan bahwa seseorang tunduk kepada kepemimpinan Allah dalam hidupnya. 


Sedemikian dalam dan dahsyat Pengertian mengenai Pintu Gerbang Bait Suci, yang menggambarkan Fondasi iman Kekristenan yang benar. Bila orang memiliki fondasi kekristenan seperti kriteria yang ditunjukkan oleh detailnya Pintu Gerbang Bait Suci maka dia akan menerima berkat-berkat yang dahsyat dalam hidupnya, seperti tertulis dalam --- 

Mazmur 23. Berkat-berkat, perlindungan dan pemeliharaan dari Allah akan dicurahkan luar biasa atas hidupnya. 

Ada suatu pelajaran yang sangat indah, yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 3:1-10. Disana diceritakan bahwa Petrus menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh yang pekerjaannya tiap hari meminta-minta di Pintu Gerbang Bait Suci. 


“Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama gerbang indah untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk kedalam Bait Allah” ( Kis 3:2 ) 


Ayat-ayat itu sebenarnya menggambarkan kondisi rohani orang-orang Kristen akhir jaman. Yaitu orang-orang yang fondasi kekristenannya tidak benar karena tidak memahami arti Pintu Gerbang. Maka dia akan terkena penyakit rohani “lumpuh dan pengemis” 

Ciri orang yang lumpuh rohaninya adalah kalau mendatangi Pintu Gerbang Bait Allah ( beribadah ) harus diusung/didorong-dorong. Seperti dialami oleh seorang laki-laki dalam Kisah Rasul 3:2. 
Orang yang lumpuh rohaninya itu belum memiliki rasa tanggung-jawab dalam ibadahnya. Sehingga kalau ibadah harus dipaksa-paksa, atau dijemput. 

Sedangkan orang yang tidak lumpuh rohaninya dia akan datang beribadah sekalipun tidak disuruh. Akan berusaha dan timbul kemauan yang kuat untuk beribadah sekalipun tidak dijemput atau tidak dipaksa. Orang yang tidak lumpuh rohaninya akan memiliki kemandirian untuk aktif beribadah. 

Selanjutnya orang yang tidak memiliki Fondasi kekristenan dengan benar, tidak memahami rahasia Pintu Gerbang Bait Suci juga akan terlanda suatu penyakit rohani yang lain yaitu :”roh pengemis” 

Karena tidak memahami rahasia Pintu Gerbang Bait Suci maka orang tidak beribadah dengan benar, tidak tergembala dengan benar serta tidak mendapat jaminan dalam berkat-berkat ajaib dari Allah. Akibatnya hidupnya akan selalu berkekurangan baik secara jasmani maupun rohani. 

Diceritakan dalam Kisah Rasul 3:2, bahwa orang lumpuh itu bila datang ke Bait Suci adalah untuk mengemis. Ini mengandung arti rohani, orang yang tidak memahami Rahasia Pintu Gerbang Bait Suci, kalau beribadah maka ada motifasi lain yang mendasarinya. Motifasinya adalah sekedar untuk mendapatkan sekeping-dua keping uang. Bukan untuk beribadah. Banyak orang yang datang ke gereja tapi niatnya untuk mencari relasi bisnis, datang ke gereja untuk mencari belas-kasihan orang. Ini satu motifasi yang salah yang mengakibatkan seseorang akan dilanda “roh pengemis” dalam hidupnya. 

Oleh karena itu Rasul Petrus, yang diurapi Tuhan menghardik karakter lumpuh dan pengemis ini. Bila ingin benar-benar beribadah maka milikilah Fondasi Kekristenan yang kuat, Pahamilah rahasia pintu Gerbang Bait Allah. 

Maka dijamin Dalam Nama Tuhan Yesus, orang yang beribadah dan memahami rahasia Pintu Gerbang Bait Allah akan diberkati. Disembuhkan dari penyakit rohani “lumpuh dan pengemis”. 

Rasul Petrus yang diurapi Roh Kudus justru tidak mau memanjakan laki-laki lumpuh dan pengemis itu dengan membopong dia atau memberi harta kepadanya. 

Tetapi Petrus berkata:”emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus orang Nazaret itu berjalanlah!”( ayt 6 ) 

Petrus mengajarkan Kuasa Allah. Tidak perlu menjemput dan mengiming-imingi harta kepada jemaat agar datang beribadah. Tapi bila Jemaat memiliki fondasi iman yang teguh, memahami rahasia Pintu Gerbang Bait Suci maka mujijat akan dicurahkan, penyakit akan dilenyapkan, kemiskinan akan dihalau dan sukacita dari Allah akan turun. 


SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI ! 

Senin, 28 Mei 2012


Dalam Lindungan YANG MAHA TINGGI 

Oleh : Pdt Peter BS/HM 


Orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi dan bermalam dalam naungan Yang Maha Kuasa akan berkata kepada TUHAN:”Tempat pelindunganku dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai”. (Mazmur 91:1-2) 

Duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi, adalah orang yang Beribadah kepada Allah dengan benar. Orang yang beribadah dengan benar adalah orang-orang yang dilindungi Allah. 

Mungkin orang bisa melindungi rumah, dan hartanya dengan tembok yang tebal dan tinggi. Tetapi itupun sia-sia bila tidak dalam lindungan Allah. Mungkin orang bisa menyimpan hartanya rapat-rapat dalam brangkas tujuh lapis, atau dalam rekening tersembunyi namun itupun akan bobol kalau tidak dalam lindungan Allah. Orang juga bisa berlindung dari terik matahari dan hujan dalam mobil yang mewah, namun kenyamanan itupun akan sirna bila tidak dalam lindungan Allah. Bahkan orang juga bisa membentengi kesehatan dirinya dengan ilmu-ilmu kesehatan dan ilmu-ilmu kedokteran yang super canggih, namun itu juga sia-sia jika tidak berada dalam lindungan Allah. 

Banyak orang yang rumahnya berpagar tinggi namun tetap bisa dibobol penjahat. Banyak orang yang menimbun harta dalam secara rapi dan sangat tersembunyi, namun itupun akan jebol karena menghadapi masalah-masalah dan pencobaan-pencobaan yang tak terduga. 

Banyak orang yang merasa nyaman dan terlindung saat dia berada dalam mobil mewahnya. Namun itupun bisa berubah menjadi bencana seketika, bila tidak dilindungi Tuhan. Banyak orang yang pandai dengan ilmu kedokteran hingga menyendang gelar Profesor, Doktor, dokter dan sebagainya. Namun ketika dokter itu sendiri sakit diapun akan bergantung pada Allah sepenuhnya. Belum tentu seorang ahli jantung ( cardiologist ) mampu menyembuhkan sakit jantung bila dia sendiri yang terkena. Belum tentu seorang specialis paru mampu menyembuhkan kanker paru bila dia sendiri yang mengalaminya. 

Manusia sebetulnya sering merasa gagah/hebat karena belum pernah mengalami ujian atau pencobaan yang besar. Pada saat seseorang mengalami ujian besar, dia akan tahu bahwa Allah- adalah sumber segala kekuatan. Tak ada lagi yang bisa diharapkan selain Allah. 

Dan satu sarana untuk mendapatkan perlindungan Yang Maha Tinggi adalah dengan DUDUK BERIBADAH dengan benar. Mulai melatih diri dan mendisiplinkan diri beribadah dan tergembala dengan benar. 

“latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal”( 1 Timotis 4:7-8) 

Bila diselidik sebenarnya orang-orang yang sering mendapatkan musibah dan bencana, kebanyakan adalah mereka yang tidak sungguh-sungguh beribadah dengan benar. Kadangkala beribadah dengan motifasi yang salah. Kadangkala beribadah juga namun tidak memahami makna ibadah dan penggembalaan yang sesungguhnya. 

Padahal bila kita memahami hakekat ibadah dan penggembalaan, berani mengambil sikap tegas untuk tidak hanyut oleh kebiasaan duniawi. Kita akan betul-betul meraih mujijat Allah. 

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, marilah kita wujudkan Penggembalaan dan ibadah yang benar. Ibadah yang sangat dikenan Allah. Belajarlah disiplin dalam ibadah, belajarlah berani mengambil sikap. Belajarlah untuk tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah .Berusahalah dan Tuhan pasti memberi kemampuan. Selanjutnya TUHAN BERJANJI BAHWA: 

“Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai” 

Bermalam dalam naungan yang Maha Kuasa, artinya adalah orang yang memiliki ketenangan sikap karena didasari rasa PERCAYA KEPADA ALLAH. 

Ini digambarkan sebagai orang yang bermalam (tidur). Orang yang tidur adalah orang yang, tenang, tidak memiliki nafsu-nafsu jahat. 

Sekalipun Perampok sadis, pembunuh berdarah dingin, raja tega, namun kalau LAGI TIDUR hilanglah nafsu-nafsu jahatnya itu. Mana ada orang tidur ngelindur bangun dan merampok. Mana ada orang tidur terangsang nafsu syahwatnya sekalipun didekatnya ada goyang ngebornya si “inul”. Mana ada orang tidur terangsang nafsu makannya ketika didekatnya ada sate atau makanan yang enak-enak. 

Jadi bermalam dalam naungan yang Maha Kuasa adalah orang-orang yang memiliki penyerahan total kepada Allah. Bersikap tenang dalam menghadapi segala sesuatu karena rasa percayanya kepada Allah. 

Allah tidak suka dengan orang yang mudah panik (gupuh), sedikit-sedikit bingung. Allah tidak suka orang yang karena panik/ habis pikir kemudian kehilangan akal sehat kemudian melakukan hal-hal buruk. Bingung karena ekonomi kemudian mengambil jalan pintas: mencuri, merampok, menipu, menjual narkoba, menjual diri atau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang rendah dan nista. 

Kalau sedang panik tertekan ekonomi, bekerjalah dengan cara Allah: Malam sembahyang, siang bekerja keras segala pekerjaan yang positif. Maka pertolongan Allah akan datang. 

Saudara pernah melihat para pendekar silat yang berilmu tinggi: Sikapnya sangat tenang sekalipun ditengah-tengah keributan. 

Demikian pula orang yang Berilmu Tinggi di dalam Tuhan, mereka akan memiliki ketenangan dan penyerahan kepada Tuhan, bahkan saking tenangnya digambarkan seperti orang yang bermalam (tidur). Tapi justru orang-orang inilah yang akan memperoleh BERKAT dan KEMENANGAN: 

“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah sebab IA MEMBERIKANNYA KEPADA YANG DICINTAI-NYA PADA WAKTU TIDUR”  ( Mazmur 127:2) 



SALAM PENUAIAN, TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Minggu, 27 Mei 2012

Bersukacita karena TUHAN


dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. ( Mazmur 3;4 )

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;( Mazmur 37;5 )

Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
( Mazmur 37;6  )

Biasanya orang bersukacita karena uangnya banyak, orang bersukacita karena sehat, orang bersukacita karena hal-hal duniawi lain yang sebetulnya kurang sesuai dengan tuntutan Al Kitab.

Al Kitab menghendaki, sekalipun orang memiliki harta kekayaan yang melimpah namun bila dia bergembira-ria dan bersuka-cita hendaklah sukacitanya itu karena TUHAN.

Orang yang bisa bergembira karena TUHAN dijamin oleh Firman akan mendapatkan apa yang diinginkan hatimu.

Kadang orang tidak mendapatkan apa yang diinginkan hatinya. Itu suatu petunjuk dan cerminan kalau selama ini sukacita dan kegembiraannya adalah salah. Belum seperti sukacita yang dikehendaki TUHAN. Sukacitanya adalah sekitar masalah duniawi dan hawa nafsu. Karena kegembiraanya adalah perkara duniawi maka keinginan hatinya tidak diluluskan oleh TUHAN.

Banyak orang Kristen yang menjadi kecewa dengan kekristenannya karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan hatinya.

Ini bisa terjadi karena cara berfikir orang Kristen masih sama dengan cara berfikir duniawi. Yang membuat gembira orang Kristen masih sama dengan apa yang membat gembira orang dunia. Ini salah satu penyebab keinginan orang Kristen tidak dipenuhi oleh TUHAN.

TUHAN menginginkan anak-anakNya bila bersenang-senang, bersukacita bersorak-sorak kegirangan bukan karena perkara dunia, tetapi hanya karena TUHAN SAJA.

Ini merupakan pelajaran rohani sekaligus seni menata hati. Bagaimana seharusnya kita berfikir dan merasakan dalam hati kita bahwa sukacita kita itu hanya satu yaitu karena TUHAN saja.

Dalam prakteknya memang sangat sulit karena kita selalu bersinggungan dengan kebahagian dan sukacita duniawi yang kadang-kadang kita sulit membedakannya dengan sukacita karena TUHAN.

Begitu mendapat berkat banyak orang menjadi sangat girang, beli ini dan itu, makan makanan yang lezat-lezat, membeli mobil, rumah atau kendaraan baru, kemudian tertawa-tawa lepas. Ini sering dikira bergembira karena TUHAN. Padahal bukan.

Atau orang begitu bangga karena badannya yang sehat tidak pernah sakit. Atau bangga punya suami ganteng atau isteri yang cantik. Punya anak-anak yang manis-manis, pintar. Kemudian bergembira ria. Tapi apakah itu juga bergembira karena TUHAN.

Hakekat gembira karena TUHAN itu tanpa syarat dan tidak melihat kondisi. Orang miskinpun kalau karena Tuhan bisa bergembira ria. Bahkan orang yang sedang sakitpun kalau karena TUHAN akan bisa bergembira ria.

Maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.( Yesaya 58:14)

TUHAN memberi jaminan kepada orang yang bisa MENGATUR HATINYA untuk bergembira karena TUHAN.

Orang yang bisa bergembira karena TUHAN juga akan bisa memiliki penyerahan kepadaNya untuk seluruh kehidupannya.

Bila kita menyerahkan hidup kita pada TUHAN maka Dia akan bertindak ganti kita.

Sering kali orang Kristen seperti anak kecil di pangkuan orang tuanya. Meronta-ronta, berontak kesana kemari menuruti keinginannya sendiri yang terkadang bisa membahayakan dirinya sendiri. Bila anak meronta-ronta terus maka orang tua akan semakin susah mengarahkannya untuk memberinya makanan atau minuman.

Demikian pula kalau orang Kristen berontak kesana-kamari mengikuti keinginannya sendiri. Maka semakin sulit TUHAN mengarahkannya untuk memberinya sumber-sumber berkat.

Sebenarnya segala macam niat, keinginan hawa nafsu untuk menjadi kaya untuk memiliki ini dan itu, untuk merasakan kenikmatan dunia adalah penyebab orang Kristen menjadi menjadi seperti orang duniawi, semuanya karena dorongan untuk memenuhi hawa nafsu. Akhirnya menjadi tamak serakan dan sejenisnya serupa dengan keadaan orang-orang dunia.

Dan segala macam kenikmatan dunia itu sebenarnya bukanlah KEINGINAN HATI  seperti yang tertulis dalam Mazmur 37:4

dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

(Psa 37:4)  Delight thyself also in the LORD; and he shall give thee the desires of thine heart.(Heb:mish-aw-law ‘  labe)

Apa sebenarnya yang disebut keinginan hati/ the desires of thine heart.(Heb:mish-aw-law ‘  labe) Adalah keinginan yang tulus suci untuk menuruti perintah TUHAN.

Jadi maksud TUHAN memberikan kepadamu keinginan hatimu adalah: Memberikan kepada kita segala sesuatu yang membuat kita lebih dekat kepadaNya. Memberikan kepada kita segala sesuatu yang terbaik menurut pandanganNya. Sehingga dalam kondisi apapun kita selalu dekat kepadaNya.

Inilah keinginan hati nurani setiap orang, yang seiring juga dengan keinginan Roh Kudus.

Tentulah hati kita selalu ingin dan berseru supaya dekat kepada Allah, tetapi keinginan hawa nafsu sering kali menghambat berkat-berkat Allah.

SALAM PENUAIAN, TUHAN MEMBERKATI !
Pdt Peter BS/HM