10 HUKUM UTAMA PERJANJIAN BARU
(Manajemen Tubuh
Sebagai Bait Suci; Ibarat Kesepuluh Jari Tangan Kita )
Oleh: Pdt Peter BS/HM
1. DAMAI ( Matius 5:21 -26 )
“Sebab
itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu
di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” ( Matius 5: 23 -24 )
Damai lebih tinggi nilainya daripada
keadilan. Bila orang mencintai perdamaian maka Tuhan Dimuliakan sebab DIA RAJA
DAMAI. Akan tetapi bila orang ngotot
mencari keadilan maka yang akan terjadi adalah gontok-gontokan dan ujung-ujungnya adalah PENGADILAN menjadi laris.
Dan pada dasarnya di dunia ini tidak pernah ada hakim yang sempurna dalam
keadilan.
Kedamaian
menjadi SATU CIRI UTAMA yang harus dimiliki orang Kristen. Biarlah orang-orang
duniawi ribut mencari keadilan kesana-kemari dalam berbagai hal. Mereka mencari
keadilan dan akan berujung kepada PENGADILAN. Baik pengadilan secara duniawi
atau Pengadilan setelah hari akhir yaitu pengadilan tahta putih / pengadilan
arasy putih ( Wahyu 20: 11 -15
). Dan setiap orang yang diadili akan dihukum.
Tetapi orang Kristen adalah orang
yang mengutamakan Perdamaian dan orang yang yang berdamai tidak akan dihukum.
Bila kita berdamai dengan sesama maka kita tidak akan kena hukuman dunia. Dan
bila kita berdamai dengan Allah kita tidak akan terkena hukuman kekal (neraka )
2.
SUCI
Orang Kristen yang
beribadah dan tergembala dengan benar juga akan mengutamakan kesucian hidup
terutama kesucian dalam berumah-tangga.
“Kamu telah mendengar Firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya” ( Matius 5 :27 -28 )
Kesucian itu tidak bisa diperoleh hanya
dengan mencuci badan, kaki atau tangan saja. Bila orang mencuci muka, kaki,
tangan atau bahkan mandi keramas sekalipun, bila pikiran dan perbuatannya masih
kotor maka dia tidak akan suci. Apa gunanya orang yang tiap hari mandi keramas,
rajin cuci tangan dan kaki namun juga rajin berzinah, suka menipu orang, suka
membenci orang. Bukankah seorang pezinah ( pelacur ) juga berbuat begitu. Rajin
mandi, keramas bahkan mereka nampak bersih-bersih dan menggoda.
Jadi
sesungguhnya kesucian itu berangkat dari dasar hati nurani. Orang yang belum
mandipun bila memiliki hati yang suci doanya akan didengar Allah (ini bukan
menganjurkan untuk tidak mandi lho!!). Orang yang memiliki hati nurani yang
suci akan membentuk kepribadian yang baik, dan karakter yang baik. Alangkah
baiknya bila seseorang memiliki kesucian dan kebersihan lahir batin.
3.JUJUR (Matius 5:33 -37 )
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya,
jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal
dari si jahat. ( Matius 5:37 )
Orang yang beribadah dan
tergembala dengan benar juga akan memiliki sifat kejujuran dalam hidupnya.
Kejujuran terhadap Allah untuk mengakui dan bertobat dari dosa-dosanya. Dan
kejujuran terhadap sesama untuk mengakui kesalahan sehingga tidak menimbulkan permusuhan.
Untuk
meyakinkan segala sesuatu janganlah dengan suka mengobral sumpah serapah; demi
ini dan demi itu….Tetapi biasakan saja dengan berkata jujur berkata ya atau
tidak atau diam bila tidak tahu harus menjawab bagaimana.
Kejujuran
akan membawa seseorang kepada karier dan kesuksesan besar. Sebab bukan dengan
kebohongan kesuksesan itu akan dicapai tetapi dengan kejujuran. Banyak orang
mengira bahwa dengan berbohong orang akan sukses, dengan bohong orang akan
beruntung, dengan bohong orang akan memperoleh kedudukan, dengan berbohong
orang bisa selamat dan sebagainya.
Akan
tetapi sesungguhnya kedudukan, kesuksesan yang diperoleh dari kebohongan adalah
kedudukan atau kesuksesan yang sangat rapuh. Sebaliknya kedudukan dan
kesuksesan yang diperoleh dari kejujuran adalah kedudukan dan kesuksan yang
berakar kuat.
Bila
kita membiasakan hidup jujur maka segala macam ketidak-jujuran akan dibukakan
Tuhan dihadapan kita. Tetapi bila orang terbiasa hidup tidak jujur, bersumpah
palsu. Maka dia juga akan banyak menemui kepalsuan dalam hidupnya. Akan banyak
dibohongi orang.
4
KEMURAHAN HATI ( Matius 5:38 -48 )
Dan kepada orang yang hendak mengadukan
engkau karena mengingini bajumu , serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang
memaksa engkau berjalan satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil (
Matius 5:40 -41 )
Prinsip selanjutnya dari hukum-hukum
perjanjian baru adalah : Kemurahan hati. Perintah secara detailnya ditulis
dalam Matius 5: 38 - 48.
Di dalamnya mengajarkan kepada orang
yang beribadah dengan benar agar memiliki perasaan yang penuh belas kasihan dan
murah hati.
Setiap kali kita mempraktekkan Firman
tantang kemurahan hati ini kita harus memohon hikmat dan pengertian dari Tuhan.
Jangan sampai kemurahan hati yang kita miliki bernilai “konyol”. Artinya kemurahan hati yang salah arah. Misalnya kita
tahu yang dihadapan kita atau yang meminta sesuatu adalah orang yang
berpura-pura, atau untuk mencobai kita. Tidak perlu kita meladeni yang seperti
itu. Maka setiap kali kita hendak mempraktekkan Firman ini harus memohon hikmat
Allah, agar jangan sampai kemurahan hati yang kita miliki disalah gunakan, atau
dijadikan kesempatan bagi orang-orang jahat dan tidak bertanggung-jawab.
Kemurahan hati yang kita miliki
akan menjadikan kita juga diberi kemurahan oleh Allah. Barang siapa ingin
diberi kemurahan oleh Allah maka dia juga harus belajar murah hati.
Berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan ( Matius 5:7 )
Setiap orang yang ingin diberi segala sesuatu oleh Allah maka dia juga
harus belajar memberi kepada orang lain. Setiap orang yang ingin melihat
mujijat Allah dinyatakan, maka dia juga harus belajar menjadi mujijat untuk
orang lain. Misalnya bila seseorang ingin mendapat mujijat yang besar dan
maksimal dalam hal berkat, maka sebelumnya dia sendiri harus bisa memberi
kepada Pekerjaan Tuhan dalam hal berkat dengan maksimal. Atau lebih mudahnya
lagi dia sendiri harus pernah memberi kepada orang lain sehingga orang yang
diberi itu merasa mendapat MUJIJAT dari Allah.
Murah
hati adalah salah satu dari sifat Allah. Orang yang ingin dekat kepada Allah
harus belajar juga untuk memiliki sifat-sifatNya sekalipun dimulai dari hal-hal
yang paling kecil dalam kehidupan kita.
Prinsip
ekonomi mengatakan bahwa dengan berhemat, mengirit orang bisa menjadi kaya.
Tapi Prinsip ekonomi surga justru katakan bahwa: Orang yang suka memberi akan
diberi kelimpahan oleh Allah. Orang yang memiliki kemurahan hati akan diberi
kemurahan oleh Allah. Dunia mengatakan bahwa untuk menjadi kaya harus MENYIMPAN (MENABUNG). Tetapi TUHAN
katakan bahwa untuk menjadi kaya maka seseorang harus BANYAK MENABUR. Bukan
berarti orang Kristen tidak boleh punya tabungan, deposito yang banyak, itu
boleh saja dan sangat baik. Namun terlebih lagi kalau sudah diberkati jangan
melupakan berkorban bagi pekerjaan Allah, jangan lupa membantu yang miskin.
Sebab dengan begitu dia akan semakin diberkati Allah.
5.
KEBENARAN DALAM IBADAH ( MATIUS 6:1-18 )
Ingatlah janganlah kamu melakukan kewajiban agamamu
di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak
beroleh upah dari Bapamu yang di sorga ( Matius 6:1 )
Orang yang tergembala dengan
benar harus :beribadah dengan benar juga ( Matius 6: 1-4 ). Setiap kali
menjalankan ibadah
Harus dengan pamrih dan motifasi yang tepat. Jangan sekali-kali
beribadah hanya untuk gaya-gaya supaya dilihat orang. Untuk gaya supaya pantas disebut sebagai orang Kristen, tiap minggu datang
beribadah. Namun sesungguhnya hatinya menyimpan dosa-dosa terselubung yang
tidak pernah dipertobatkan dan disesali. Tidak pernah ada perubahan karakter
hidup, dan buah-buah Roh dalam hidupnya.
Disebut
dalam Matius 6: 2; bahwa orang-orang munafik itu kesukaanya kalau ibadah SHOW :
dimuka tempat umum dilorong-lorong jalan. Namun itu hanya gaya-gaya saja, dan
Tuhan tidak akan memberi apa-apa kepada orang seperti itu.
Disebut
juga dalam Matius pasal 6:5-15; bahwa orang-orang munafik kalau berdoa juga
tidak tulus. Mereka datang dirumah-rumah ibadat besar di tikungan-tikungan
jalan raya untuk berdoa dengan maksud sekedar supaya dilihat orang. (gaya dan pamer saja).
Padahal hatinya tidak pernah dijamah kasih apalagi mujijat Allah. Mereka
mendengar kata-kata mujijat itu hanya seperti dongeng saja tapi mereka sendiri
tidak pernah mengalaminya.
Kalau
berdoa juga gaya ,
bertele-tele, tidak mengena pada sasaran; dari Presiden, sampai tukang sayur
disebut semua. Dari urusan pemerintah sampai urusan meja makan yang kosong
disebut semua. Wah!,Wah, kelihatannya hebat namun hampa dan kosong dan di surga
Tuhan geleng-geleng kepala.
Dalam Matius 6:16-18; disebutkan bahwa
orang munafik itu kalau berpuasa juga cuma gaya-gaya saja: Mukanya dibuat layu,
rambut amburadul, jalan sempoyongan. Supaya disanjung orang bahwa hebat
puasanya. Baru saja mulai Puasa sudah siap-siap untuk berbuka. ( Pendeknya
orang munafik itu hanya membuat Tuhan ketawa saja: “lucu dech” )
Kita
sebagai jemaat yang dikasihi Tuhan harus belajar Beribadah, berdoa, maupun
berpuasa dengan benar. Jauhkan sifat-sifat munafik dari kehidupan kita. Kita
belajar bersahaja. Berani berperkara dengan Allah maksudnya tidak usah
bertendensi supaya dipuji orang. Biar Allah yang menilai kita. Maka kita akan
Maju dalam hikmat dan Kuasa Alah, Kita akan menemukan mujijat-mujijatNya yang
besar
6.
HUKUM TENTANG HARTA ( Matius 6;19-24 )
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya” ( Matius 6: 19 -20 )
Hukum ke enam dari hukum perjanjian
Baru adalah hukum sorgawi yang mengatur mengenai harta kekayaan. Bahwa orang
Kristen yang beribadah dan tergembala dengan benar akan memiliki prinsip dan
pola pikir yang benar mengenai kekayaan. Pola pikir yang benar tentang kekayaan
itu terbentuk bila orang Kristen mengutamakan kerajaan Surga.
Orang yang tergembala dengan benar akan
memiliki prinsip “mengumpulkan harta di
sorga”. Maksudnya bukan berarti orang Kristen tidak boleh bekerja, berbisnis
dan sukses. Orang Kristen boleh bahkan sangat baik bila aktif bekerja,
berbisnis dan sukses. Tetapi semuanya harus didahului dengan satu niat untuk
memuliakan Tuhan.
Mengumpulkan Harta di Surga artinya
dengan kekuatan dan kekayaan yang dimilikinya seseorang bisa: menopang
pekerjaan Tuhan, bisa membantu saudara-saudara yang lemah dan kekurangan.
Hal mengumpulkan harta ini sering kali
disalah artikan sehingga sering ada orang Kristen yang pasif, tidak kreatif (nglokro:jawa).
Orang yang menyalah artikan
ayat ini kemudian tidak mau berusaha, tidak mau berikhtiar, hidupnya sangat
pasif, tidak pernah ada kreatifitas untuk maju dan berkarya. Dengan berkedok
Firman Allah mereka menjadi pemalas-pemalas, katanya yang penting mengumpulkan
harta di sorga.
Tetapi sebetulnya bila direnungkan bagaimana mungkin
orang bisa melakukan Firman Allah kalau hidupnya saja kekurangan terus.
Bagaimana bisa berkorban? bagaimana Bisa membantu orang lemah? Bila dia tidak
pernah berkarya dan tidak dipenuhi dengan berkat-berkat Allah.
Jadi makna hakiki dari mengumpulkan harta di surga:
justru kita harus bekerja keras, penuh kreatifitas Roh supaya hidup bisa
diberkati dan kaya secara lahir dan bathin. Dengan demikian kita akan bisa
berkorban bagi Pekerjaan Allah, membantu saudara-saudara yang lemah dan
kekurangan.
7.
HUKUM YANG
MENGATUR TENTANG IMAN (Matius 6:25 -34)
Sebab itu janganlah kamu
kuatir akan hidupmu dan berkata: apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan
kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah ( Matius 6 : 31 -32
).
Orang Kristen
yang beribadah dan tergembala dengan benar akan memiliki iman yang hidup dan
teguh menghadapi kehidupan ini. Firman Tuhan mengingatkan supaya orang Percaya
jangan mudah bingung dan kuatir tentang: makanan, minuman, pakaian.
Burung-burung saja yang “tidak punya otak”, tidak mengenal cara menabur atau bercocok
tanam, tidak mengenal cara menyimpan gandum ( menabung ), mereka bisa makan,
minum, mereka ceria menikmati alam raya anugerah Tuhan. Betapa bodohnya manusia
bila sampai kuatir tentang; makanan, minuman atau pakaian.
Ayat-ayat dalam matius 6:25-34 juga mengisyaratkan bahwa
orang Kristen harus aktif jangan pasif dalam menyongsong berkat. Burung-burung
di udara, mereka bisa makan dan minum karena mereka mau keluar, terbang dan
mencari, dan mereka mendapatkannya. Demikian pula orang yang ingin mendapatkan
berkat dari Allah Harus AKTIF menyongsong berkat.
Kreatif menciptakan peluang pekerjaan
sehingga menghasilkan berkat-berkat. Tuhan katakan yang menjadi contoh adalah burung-burung diudara bukan burung dalam
sangkar yang akan mendapat berkat itu. Ini juga mengandung arti setiap orang
yang akan diberkati hidupnya, masa depannya sehingga tidak merasakan kekuatiran
dalam hidupnya adalah orang-orang yang aktif bekerja menyongsong berkat (
digambarkan dengan burung-burung diudara—bukan burung dalam sangkar ).
Orang
Kristen jangan seperti BURUNG DALAM SANGKAR. Yang hidupnya sangat tergantung
dengan majikan. Yang bila majikannya memberi makan dia hidup. Tapi bila
majikannya lupa memberi makan maka matilah dia. Demikianlah bila manusia
menaruh harapannya kepada manusia atau boss atau siapa saja selain Allah. Maka
hidupnya akan seperti burung dalam sangkar, hidupnya diliputi dengan kecemasan.
Berbeda dengan BURUNG-BURUNG DI UDARA mereka
menaruh harap sepenuhnya atas karunia Allah. Mereka ceria menikmati anugerah
Tuhan, tidak pernah kuatir tentang hari esok, tentang makanan, minuman,
pakaian. Semuanya disediakan di alam raya oleh Tuhan.
Orang
Kristen lebih dari BURUNG-BURUNG DI UDARA. Artinya orang Kristen harus pandai
dan aktif menyongsong berkat Tuhan. Jangan bersantai-santai duduk tenang dan
tidur nyenyak di dalam sangkar. Tetapi hendaklah mau keluar dan bekerja
menyongsong berkat yang sebenarnya telah Tuhan sediakan bagi kita.
Janganlah
orang Kristen menaruh harap dan menggantungkan diri pada manusia atau boss atau
apapun selain Allah, karena semuanya itu akan mengecewakan dan membuat kerdil
iman manusia. Membuat kuatir tentang makanan, minuman dan pakaian, maupun
tentang hari esok. Bahkan itu hanya akan membuat orang seperti “ burung dalam sangkar “.
Orang Kristen LEBIH DARI
BURUNG-BURUNG DI UDARA. Lebih percaya akan berkat dari Allah. Orang Kristen memiliki kreatifitas
yang lebih untuk menyongsong berkat- berkat dari Allah. Dan PASTI berkat akan
dicurahkan melimpah, mengalahkan segala ketakutan dan rasa kuatir.
8.
HUKUM TENTANG PENGHAKIMAN ( Matius
7;1-5 )
“Janganlah kamu menghakimi supaya kamu
tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi kamu
akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan
kepadamu” ( Matius 7; 1-2 )
Hukum selanjutnya dari hukum-hukum
perjanjian baru adalah hukum yang mengatur masalah penghakiman.
Menyatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan tergembala dengan
benar akan memiliki sikap mawas diri yang tinggi. Bahwa dia tidak akan mudah
menyatakan, menghakimi, memfonis orang lain. Dia akan mengoreksi diri terlebih
dahulu sebelum menegur, mengoreksi orang lain.
Contohnya orang yang dengan mudah
berkata-kata kasar kepada orang lain maka dia juga akan mendapatkan kata-kata
kasar dari orang lain secara tidak terduga-duga. Orang yang biasa kasak-kusuk
memfitnah orang, maka dia sendiri juga akan difitnah orang secara tidak
terduga. Pendeknya apapun yang ditabur seseorang itu juga yang akan dituainya.
Selanjutnya
di dalam Matius 7: 3-5, juga dipermisalkan bahwa orang yang sedang melakukan
kesalahan atau berdosa itu ibarat orang yang klilipan ( mata terkena debu atau kotoran ). Orang yang sedang klilipan PASTI tidak akan bisa mengambil
klilip ( kotoran pada mata ) pada
mata orang lain. Sebelumnya dia sendiri harus membersihkan matanya, atau minta
bantuan pada orang lain untuk membersihkan kotoran di matanya. Tentulah orang
yang dimintai tolong haruslah orang yang matanya bersih.
Ini juga mengandung pengertian bahwa orang Kristen yang
beribadah dengan benar jangan mudah mengadu/curhat kepada sembarang orang. Bila
beban berat menimpa dan memenatkan hati maka jangan curhat atau minta nasehat
kepada sembarang orang. Kita harus yakin dulu bahwa orang yang kita ajak curhat
atau mintai nasehat adalah orang yang hatinya bersih. Sebab bila seseorang
sembarangan curhat dan minta nasehat apalagi kepada orang duniawi maka akan
sangat parah akibatnya. Ibarat orang buta minta dituntun oleh orang buta, atau
ibarat orang yang klilipan minta tolong orang klilipan, payah sekali.
Orang yang biasa curhat kepada sembarang orang tidak akan
mendapatkan nasehat, rahasia-rahasianya akan diobral, dibongkar sembarangan.
Bahkan nantinya menjadi gosip murahan untuk banyak orang. Sebab orang yang
diajak curhat belum tentu bisa jaga rahasia, apalagi yang menyangkut rahasia
iman.
Itulah sebabnya maka orang yang beribadah dengan benar
akan selalu datang kepada Hamba Tuhan yang Diurapi bila ingin curhat,
menyampaikan beban-beban berat yang dihadapinya. Hamba Tuhan yang baik tidak
akan pernah membuka rahasia pribadi jemaat-jemaatnya.
Jangan sekali-sekali mengobral bicara, curhat kepada
orang duniawi karena disana tidak ada nasehat. Sebab kadangkala orang duniawi
sekalipun dari luar kelihatan baik namun didalamnya bersorak kalau kita
mendapatkan kesusahan. Kelihatanya menolong akan tetapi selanjutnya
menjerumuskan.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu”( Matius 7:6)
Rahasia-rahasia pelik,
rahasia pribadi, dan rahasia iman adalah ibarat mutiara. Jangan sampai dilemparkan/
dibeberkan kepada semarang
orang. Percayakan rahasia-rahasiamu, kesulitan-kesulitan, kepenatan-kepenatan
hatimu kepada Hamba Tuhan yang diurapi. Maka engkau akan mendapatkan kelepasan
dan kelegaan dari Tempat Yang Maha Tinggi dari Tuhan Yesus Kristus.
9.
HUKUM TENTANG PENGABULAN DOA (Matius 7:
7-11 )
“Mintalah ,maka
akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu
akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta menerima, dan setiap
orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan
dibukakan” ( Matius 7:7-8 )
Orang yang beribadah dan
tergembala dengan benar juga diberi janji oleh Allah bahwa doa-doanya akan
dikabulkan.
Tuhan memberikan suatu
kepastian dan ketepatan untuk setiap kebutuhan anak-anakNya. Sesuai dengan
karakter umatNya Tuhan akan memberi. Meminta maka jodohnya adalah diberi atau
pemberian. Mencari maka jodohnya adalah mendapat atau memperolah. Mengetok
pintu maka jodohnya adalah dibukakan pintu. Dan bila seorang anak meminta roti
maka dia akan mendapatkan Roti.
Demikianlah Tuhan itu
memberikan kepastian jaminan terhadap jemaatnya sesuai dengan karakternya.
Bila anakNya memiliki
karakter meminta (pasif masih kanak-kanak rohani ) maka Tuhan akan pertemukan
dia dengan pemberian-pemberian terindah. Bila anakNya memiliki karakter mencari
( aktif menyongsong berkat Tuhan) maka Tuhan juga akan pertemukan dia dengan
berkat-berkat yang semakin besar. Dan bila anakNya memiliki karakter mengetok
pintu ( berjuang keras ) maka Tuhan akan melimpahkan pintu-pintu berkatNya
secara ajaib.
Tuhan akan memberi sesuai
dengan karakter. Anak kecil tidak mungkin diberi pisau karena akan
membahayakan.Misalnya orang yang belum siap mentalnya bila diberi kekayaan
justru menjauh dari Tuhan. Bila masih miskin tidak punya apa-apa ibadahnya
rajin bukan main. Tetapi bila mulai diberi kekayaan sedikit saja sudah
melupakan Tuhan, melupakan bapa Rohaninya dan menjadi sombong.
Oleh karena itu kita dari
hari ke hari harus bertumbuh secara jasmani dan rohani supaya seimbang. Semakin
dewasa rohani kita, maka kita semakin tekun, semakin setia kepada Tuhan.
Semakin dewasa rohani maka semakin besar juga berkat yang kita terima.
10.
HUKUM TENTANG BUAH-BUAH KEBENARAN (
Matius 7;12-23 )
“’Dari buahnyalah kamu akan mengenal
mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari
rumput duri?. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik”( Matius 7 : 16 -17 )
Hukum kesepuluh dari hukum-hukum perjanjian baru adalah hukum yang
mengatur mengenai cara membedakan antara segala seuatu yang benar dihadapan
Tuhan dan segala sesuatu yang tidak benar dihadapan Allah.
Baik sesuatu yang bernilai banar maupun
tidak benar akan kita lihat jelas melalui buah-buah yang dihasilkannya. Segala
sesuatu yang benar dan datang dari Allah pasti akan selalu ditandai dengan ciri
buah-buah kebenaran yaitu :kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri (Galatia
5 : 22 -23). Sedangkan
segala sesuatu yang tidak berasal dari Allah juga akan ditandai dengan
munculnya buah-buah hawa nafsu dan kedagingan:percabulan. Kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,perselisihan, iri hati, amarah,
roh pemecah, kedengkian, kemabukan dan pesta-pora (Galatia 5: 19 -21)
Orang yang
beribadah dan tergembala dengan benar maka cirinya adalah; Dia akan memiliki kasih dalam hidupnya tidak mudah
membenci dan mendendam. Dia akan memiliki suka-cita
selalu di dalam mengahadapi keadaan apapun. Saat banyak uang, saat tidak punya
uang, saat sehat, saat sakit. Dalam kesemuanya akan selalu merasakan sukacita
dari Allah. Orang yang beribadah dengan benar juga akan memiliki damai sejahtera artinya tidak menyukai
permusuhan, pertengkaran dan mudah memaafkan. Orang yang ibadahnya benar juga
akan ditandai dengan sifatnya yang penyabar,
tidak mudah emosi atau marah-marah. Selanjutnya orang yang ibadahnya benar juga
akan memiliki kemurahan hati; suka
memberikan topangan pada pekerjaan Tuhan, suka membantu yang lemah. Orang yang
beribadah dengan benar juga akan memiliki kebaikan
hati kepada semua orang. Orang yang beribadah dengan benar juga akan
memiliki kesetiaan; setia terhadap
penggembalaan, setia terhadap keluarga, setia kepada Allah. Orang yang
beribadah dengan benar akan memiliki sifat lemah-lembut,
tidak brangasan. Orang yang beribadah dengan benar juga akan mampu menguasai
diri ;artinya mampu mengendalikan seluruh anggota tubuhnya untuk hal-hal mulia
dan kudus.
Itulah ciri dan buah yang menandakan bahwa seseorang itu
berada di pihak Allah dan berada pada kebenaran sejati.
Selanjutnya ada juga ciri yang menandakan bahwa seseorang
itu barada pada jalur yang salah dan tidak dipihak Tuhan. Siapapun dia, baik
itu orang pada umumnya atau jemaat, atau penatua jemaat bahkan pendeta
sekalipun akan tetapi kalau dalam hidupnya ada tanda atau ciri ini maka dia
berada pada jalur yang salah.
Ciri itu antara lain: Percabulan; orang yang mengaku beribadah
atau orang Kristen tetapi bila masih menyukai percabulan dia tidak berada di
pihak Allah. Kecemaran; siapapun dia
bila masih menyukai kecemaran hidup tidak kudus kata-katanya tidak senonoh dia
tidak berada di pihak Allah. Hawa nafsu;
siapapun orangnya yang mengumbar hawa nafsu kedagingan maka dia juga tidak
berada pada jalan kebenaran. Penyembahan
berhala; Siapapun dia yang masih suka memberhalakan harta, memberhalakan
perasaan, dia tidak di pihak Allah. Sihir
;Siapapun orangnya yang masih suka diam-diam datang kepada tukang sihir, tukang
tenung, dukun untuk minta bantuan maka mereka tidak berada di jalan kebenaran.
Perseteruan: Siapapun orangnya apabila masih suka
permusuhan, perseteruan, hatinya akan menjadi gelap dan dia tidak berada di
pihak Allah. Perselisihan: Orang yang
sukanya mencari-cari masalah, berdebat, berselisih tidak berada di pihak Tuhan.
Iri hati ;Siapapun orangnya yang suka
iri hati/dengki susah kalau orang lain diberkati dan senang bila orang lain
celaka maka dia tidak berada di pihak Tuhan. Amarah; siapapun orangnya yang suka emosian, marah-marah terus maka
dia tidak berada di pihak Allah. Kepentingan
diri sendiri; siapapun orangnya yang egois mementingkan diri sendiri tidak
mau berbagi kepada orang lain, dia tidak berada pada jalur kebenaran. Percideraan; siapapun orangnya yang suka
menciderai janji/ ingkar janji, melukai persaudaraan maka dia tidak berada
dalam jalur yang benar. Roh Pemecah:
Siapapun orangnya yang menyukai kasak-kusuk, mencari-cari soal untuk memecah
belah kesatuan persekutuan jemaat maka dia tidak berada di pihak Tuhan. Kemabukan;
Siapapun bila menyukai kamabukan terus menerus dan tidak insyaf, dia tidak
berada pada jalur kebenaran. Pesta pora;
Siapapun orangnya yang suka menghambur-hamburkan harta untuk menyenangkan
keinginan daging ( pesta pora ) dia tidak berada di pihak Allah.
Jadi
segala sesuatu yang baik, benar dan kudus dan yang berasal dari Allah akan
selalu ditandai dengan buah-buah Roh
( Galatia 5:22-23 ). Selanjutnya segala macam perbuatan hawa nafsu
daging dan buah yang negatif kita
hindari. Kita jaga Tubuh kita yang merupakan karunia indah dari Tuhan.
Kemudian
Tuhan akan membukakan mata hati kita untuk membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Sekalipun kelihatanya indah
dan gemerlap tetapi kalau itu istananya Hesrodes janganlah kita mendekat
kepadanya. Tetapi sekalipun kecil kalau itu adalah Kandang Bethlehem tempat
Sang Sabda dilahirkan marilah kita mendekat dan bersekutu denganNya.
******catatan : BILA ADA SATU TEGURAN TUHAN YANG MELIPUTI 10 HAL PENTING TERSEBUT BIASANYA AKAN ADA GANGGUAN PADA JARI-JARI KITA...(Perlu kepekaan untuk melihat hal-hal ini)------manajemen tubuh sebagai Bait Suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar